Borneo FC, Pendatang Baru yang Bikin PSS Sleman dan PSIS Hilang Akal Sehat

Rabu, 29 Oktober 2014 - 23:34 WIB
Borneo FC, Pendatang...
Borneo FC, Pendatang Baru yang Bikin PSS Sleman dan PSIS Hilang Akal Sehat
A A A
JAKARTA - Pusamania Borneo FC atau yang lebih dikenal dengan Borneo FC menjadi buah bibir dalam beberapa hari terakhir. Seperti apa sebetulnya kekuatan klub asal Kalimantan itu, sehingga PSS Sleman dan PSIS Semarang kehilangan akal sehat karena diduga berusaha mengindari Borneo FC dengan membunuh diri sendiri pada laga semifinal Divisi Utama 2014.

Melihat kebelakang, Borneo FC bisa dibilang klub kemarin sore. Mereka pendatang baru karena berdiri pada tahun 2014. Mereka dibangun oleh barisan kelompok suporter yang menamakan Pusamania. Tepatnya Maret 2014, mereka mengakuisisi klub Divisi Utama Perseba Bangkalan. Setelah diakuisisi, Perseba pun resmi berganti nama menjani Pusamania Borneo FC.

Informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, Borneo FC mengeluarkan dana Rp3 miliar untuk membeli Perseba. Borneo FC yang memiliki modal besar dan ditopang pengusaha Samarinda, Said Alim, menggelontorkan dana fantastis untuk ukuran klub Divisi Utama. Demi menopang tim, kabarnya dana senilai Rp15 miliar digelontorkan.

Dengan modal yang cukup besar, Borneo FC pun mendatangkan pemain-pemain berlabel kompetisi Indonesia Super League (ISL), seperti Usep Munandar dan Rachmat Latif dibarisan belakang, Danilo Fernando dan I Wayan Gangga Mudana dibarisan gelandang. Untuk urusan merobek gawang lawan ada nama beken seperti Fernando Soler dan Ahmad Amiruddin.

“Yang pasti anggaran kami tidak kalah dengan tim ISL. Kami punya pemain-pemain top seperti Danilo, Soler, Gangga Mudana, dan juga Rachmat Latif yang labelnya ISL sebetulnya,” ungkap Manajer Borneo FC, Tommy, Rabu (29/10).

“Kami ini mantan-mantan orang yang kecewa dengan pengurus Persisam Putra (Pusam Samarinda). Kami kecewa dengan mereka dan bertekat memiliki tim yang lebih hebat dan bagus dari mereka. Itu motivasi kami membentuk Borneo FC,” lanjutnya.

Soal dikait-kaitkannya dengan kasus 'sepak bola gajah' yang dilakukan PSS Sleman dan PSIS, Tommy mengaku tidak habis pikir dengan hal itu. Apalagi menurutnya, Borneo FC pun bukan klub yang selalu menang disetipa pertandingan di tingkat Divisi Utama. Dan memang tercatat, sejak tampil di kompetisi level dua Indonesia itu Borneo FC sempat mengalami enam kali kekalahan.

Borneo FC tumbang, 0-2, dikandang Persida Sidoarjo, ditekuk PSMP Mojokerto dengan skor yang sama. Lalu ditekuk tuan rumah Martapura FC, 2-1, kandas, 0-2, di kandang Persiwa Wamena. Dan di dua laga terakhir babak 8 besar Divisi Utama sebelum menjamu Persis Solo yang akhirnya dijadwal ulang, Borneo FC menelan dua kali kekalahan. Yaitu tumbang, 3-2, di kandang Martapura FC, lalu kalah tipis, 1-2, di kandang PSCS Cilacap.

“Kami terbuka (jika ingin diinvestigasi), silahkan saja. Kami makin senang, karena kami tidak ingin ada yang curiga dengan kami. Kami open saja tidak ada masalah. Jadi kedepan, jangan ada tim yang bagus secara finansial, infrastruktur tapin dicurigia,” papar Tommy.

“Harusnya, yang dicurigai itu adalah tim yang empot-empotan. Mereka yang tidak kuat secara finansial atau apapu, malahan sering mengganggu jalannya kompetisi. Mereka kadang melakukan walk out (WO). Itu yang malah mengganggu, iya kan?,” tutupnya.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1215 seconds (0.1#10.140)