Kompetisi Divisi Utama Digantung

Kamis, 30 Oktober 2014 - 11:35 WIB
Kompetisi Divisi Utama...
Kompetisi Divisi Utama Digantung
A A A
JAKARTA - PT Liga Indonesia (Liga) belum mengambil keputusan apa pun terkait kelanjutan Kompetisi Divisi Utama 2014. CEO Liga Joko Driyono menunggu kelanjutan investigasi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait kasus pertandingan PSS Sleman kontra PSIS Semarang.

PSS dan PSIS bertindak tidak fair dengan memainkan "sepak bola gajah" dan akhirnya dijatuhi hukuman diskualifikasi dari Divisi Utama. Kedua tim tersebut dihukum setelah semua gol dalam laga yang dimainkan di Stadion Sasana Krida, Kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Minggu (26/10), berakhir dengan kedudukan 3-2 untuk keunggulan PSIS yang lahir dari gol bunuh diri.

Setelah keluarnya putusan Komdis yang dipimpin Hinca Panjaitan, Selasa (28/10), laga semifinal Divisi Utama tidak bisa digelar sesuai jadwal. Komdis menyatakan masih akan terus menginvestigasi lebih dalam dari kasus memalukan yang dilakukan tim Elang Jawa, julukan PSS, dan PSIS.

"Ada instruksi ke Liga dari Komdis untuk menunggu dulu hasil Komdis (terkait kasus PSS kontra PSIS). Karena, Komdis menyatakan masih akan ada sidang-sidang lanjutan terkait kasus tersebut. Kami akan menunggu dulu Komdis membuat keputusan," ungkap Joko, kepada KORAN SINDO, kemarin.

Jokdri, sapaan akrab Joko, belum mau berandai-andai soal kelanjutan Divisi Utama apakah bisa diselesaikan atau tidak. Baginya, saat ini Liga hanya ingin menunggu terlebih dahulu apa yang akan diputuskan Komdis.

Pun terkait nasib Persiwa Wamena dan PSCS Cilacap apakah akan naik menggantikan PSS dan PSIS yang didiskualifikasi, Liga tidak langsung memutuskan keduanya sebagai pengganti. Alasannya, Persiwa dan PSCS juga sempat berlaku tidak fairsetelah sempat melakukan walk out (WO).

"Belum tahu kalau nanti akan ada semifinal atau tidak, kami masih belum mau berandai-andai. Saat ini kami masih menunggu keputusan (Komdis)," tandas pria yang juga menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI tersebut.

Persoalan diselesaikannya atau tidak Kompetisi Divisi Utama sebetulnya tidak hanya menunggu hasil investigasi antara laga PSS kontra PSIS. Karena, Komdis juga meminta Liga untuk menjadwal ulang laga Grup 2 antara Borneo FC kontra Persis Solo. Laga sendiri diminta Komdis dimainkan di tempat netral tanpa dihadiri penonton dari kedua kesebelasan.

Komdis menilai Borneo FC gagal memberikan keamanan dan kenyamanan kepada Persis menjelang laga yang seharusnya dimainkan pada 25 Oktober lalu. Peristiwa itu bermula dari penyerangan bus pemain Persis oleh sekelompok orang tidak dikenal. Persis yang merasa terancam, kemudian memutuskan meninggalkan lapangan.

Dengan adanya penjadwalan ulang itu, Borneo FC dipastikan menunda statusnya lolos ke babak semifinal Divisi Utama dengan menemani Martapura FC yang lolos sebagai juara Grup 2. Dengan begitu, hanya Martapura FC satu-satunya tim yang dipastikan melaju ke semifinal tanpa dihantui persoalan. "Borneo juga belum tentu ke semifinal, karena pertandingan dengan Persis Solo akan digelar ulang," tutur Joko.

Pihak Borneo yang dikonfirmasi soal putusan Komdis mengaku apa yang diputuskan Komdis tidaklah adil bagi Borneo FC. Apalagi, menurut Manajer Borneo FC Tommy, Laskar Sambernyawa, julukan Persis, sudah menjalani proses technical meeting sebelum pertandingan dimainkan. Menurutnya, tidak ada keberatan dalam kesempatan tersebut.

"Kalau diminta tanding ulang dan bermain di tempat netral, kami akan banding. Ini tidak adil. Mereka saja yang membesarbesarkan masalah itu. Tapi, apa pun nanti putusannya, kami siap saja. Kami akan tetap meminta tim untuk siap bertanding," tuturnya. Insiden lima gol bunuh diri di laga PSS melawan PSIS menyedot perhatian media internasional. Media online Inggris Dailymail, The Guardian, serta media Spanyol seperti AS bahkan menayangkan video laga gila tersebut.

Decky irawan jasri
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0777 seconds (0.1#10.140)