Ini Alasan Eduard Tjong Tinggalkan Persela

Kamis, 30 Oktober 2014 - 16:47 WIB
Ini Alasan Eduard Tjong Tinggalkan Persela
Ini Alasan Eduard Tjong Tinggalkan Persela
A A A
LAMONGAN - Eduard Tjong membuka suara mengenai alasan tinggalkan Persela Lamongan. Mantan pelatih Persis Solo tersebut mengungkapkan jika masalah teknis menjadi alasannya mundur dari Laskar Joko Tingkir.

Sejatinya, kiprah pelatih tersebut tidak terlalu buruk selama bekerja di Stadion Surajaya dalam semusim terakhir. Persela bisa berkesempatan mencicipi fase delapan besar walau hasilnya mengecewakan. Sempat muncul rumor ada perbedaan pendapat dan visi antara eks pelatih Persis Solo tersebut dengan manajemen Laskar Joko Tingkir.
Rumor tersebut memang cukup logis mengingat Edu baru semusim menjalani tugas di Lamongan. Dalam waktu sesingkat itu atau hanya 26 pertandingan ISL, sebenarnya sudah bagus bagi Persela menembus delapan besar dengan keterbatasan tim.

Pelatih berusia 42 tahun ini juga sangat berpeluang dipertahankan manajemen untuk musim depan dan meneruskan pondasi tim yang telah dibangun. Wajar jika keputusan mundur menjadi sedikit mengherankan untuk pelatih yang posisinya nyaman.

Disinggung kembali soal keputusan mundur, Eduard Tjong bersikukuh bahwa sikapnya murni dilandasi faktor teknis. Dia menunjuk pada tren Persela yang terus menurun sejak putaran kedua wilayah timur dan kesulitan meraih poin.

"Saya tidak ada masalah apa pun dengan manajemen. Mereka memberikan dukungan total selama saya di Lamongan. Saya mengambil keputusan ini karena tidak berhasil mengembalikan Persela ke permainan puncak," sebut Eduard Tjong.

Dia sebenarnya ingin Khoirul Huda menjadi tim yang menakutkan seperti di putaran pertama wilayah timur. Beberapa tim menjadi santapan empuk tim biru langit dan sempat menjadi pemimpin klasemen wilayah timur dalam beberapa pekan.

Tapi wajah Persela Lamongan berubah di putaran kedua dan berlanjut di babak delapan besar. Tercatat tim kesayangan LA Mania lebih sering kalah dengan skor telak, misalnya lawan PSM Makassar, Persebaya Surabaya dan Perseru Serui yang berakhir dengan kekalahan tiga gol.

Di delapan besar, kekalahan semakin membengkak dan tiga kali Persela kalah dengan empat gol, yakni ketika away ke kandang Semen Padang (4-2), bertandang ke markas Arema Cronus (4-0), serta menjamu Persipura Jayapura (1-4).

"Jadi jika melihat hasil Persela, saya menilai tidak ada keberhasilan yang saya raih selama di sini. Kekalahan Persela lebih besar dibanding kemenangan. Itu menjadi alasan saya pamit tanpa harus menunggu keputusan manajemen," urai dia.

Walau menilai dirinya gagal, sejatinya Eduard Tjong masih mendapatkan apresiasi tinggi dari suporter Kota Soto. Sebagian besar menilai keberhasilan menembus babak delapan besar merupakan prestasi membanggakan bagi Persela, terlepas status sebagai penggembira
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9012 seconds (0.1#10.140)