PSS Sleman Khianati Slemania
A
A
A
YOGYAKARTA - Ibnu Subiyanto mengaku sangat kecewa atas laga sepak bola gajah di Stadion Sasana Krida, Angkatan Udara, Adisucipto, Yogyakarta, pada Minggu, 26 Oktober 2014 lalu. Mantan Bupati Sleman itu pernah pemimpin PSS Sleman tahun 2000-2004, dan diperpanjang selama 1 tahun hingga 2005.
"Itu sangat mengecewakan, para pemain sudah mengkhianati warga Sleman, mengkhianati Slemania. Pengkhianatan moralitas dan tidak menghargai pendahulu-pendahulunya," kata Ibnu dikonfirmasi melalui telpon selulernya, Kamis (30/10/2014).
Kekesalan Ibnu bukan tanpa sebab karena dia yang berjuang mati-matian dalam membangun Stadion Internasional Maguwoharjo tahun 2005 silam. Di bangun Stadion berkapasitas 40.000 penonton yang menelan dana sekira 100 miliar itu diharapkan muncul bibit-bibit yang baik di Sleman.
"Kita bangun Stadion Maguwoharjo hingga berdarah-darah, sampai dituding melakukan korupsi berbagai pihak, kita bangun stadion itu agar sepak bola Sleman maju," kata Ibnu.
Ibnu yang merasa dikhianati tak mau mengungkapkan lagi kekecewaannya atas insiden sepak bola gajah yang dilakukan PSS Sleman saat menjamu PSIS Semarang. Dia bahkan menilai stadion Internasional Maguwoharjo tidak lagi sesuai harapan.
"Stadion itu sudah tidak berguna, memiliki stadion tapi tidak dimanfaatkan dengan baik, tidak bisa bermain di stadion sendiri, itu pengkhianatan namanya," kesalnya.
Ibnu berharap tidak boleh ada lagi laga sepak bola gajah karena meruntuhkan semangat sportifitas permainan. "Tim tangguh harus punya sportifitas, keberpihakan dan kejujuran dalam bermain, sepak bola gajah itu sangat mengecewakan," katanya.
"Itu sangat mengecewakan, para pemain sudah mengkhianati warga Sleman, mengkhianati Slemania. Pengkhianatan moralitas dan tidak menghargai pendahulu-pendahulunya," kata Ibnu dikonfirmasi melalui telpon selulernya, Kamis (30/10/2014).
Kekesalan Ibnu bukan tanpa sebab karena dia yang berjuang mati-matian dalam membangun Stadion Internasional Maguwoharjo tahun 2005 silam. Di bangun Stadion berkapasitas 40.000 penonton yang menelan dana sekira 100 miliar itu diharapkan muncul bibit-bibit yang baik di Sleman.
"Kita bangun Stadion Maguwoharjo hingga berdarah-darah, sampai dituding melakukan korupsi berbagai pihak, kita bangun stadion itu agar sepak bola Sleman maju," kata Ibnu.
Ibnu yang merasa dikhianati tak mau mengungkapkan lagi kekecewaannya atas insiden sepak bola gajah yang dilakukan PSS Sleman saat menjamu PSIS Semarang. Dia bahkan menilai stadion Internasional Maguwoharjo tidak lagi sesuai harapan.
"Stadion itu sudah tidak berguna, memiliki stadion tapi tidak dimanfaatkan dengan baik, tidak bisa bermain di stadion sendiri, itu pengkhianatan namanya," kesalnya.
Ibnu berharap tidak boleh ada lagi laga sepak bola gajah karena meruntuhkan semangat sportifitas permainan. "Tim tangguh harus punya sportifitas, keberpihakan dan kejujuran dalam bermain, sepak bola gajah itu sangat mengecewakan," katanya.
(akr)