Wali Kota Solo Minta PSSI Dibubarkan
A
A
A
SOLO - Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, berharap agar Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk sementara waktu dibubarkan terlebih dahulu. Pasalnya otoritas tertinggi sepakbola di Indonesia itu selalu membuat keputusan yang merugikan bagi sebagian tim liga Indonesia.
Pria yang juga mantan anggota Komite Normalisasi PSSI itu mengatakan saat ini di tubuh PSSI penuh dengan masalah. seperti adanya mafia wasit, mafia pertandingan serta mafia yang mengatur sekor di setiap laga di Liga Indonesia. Dengan seperti itu menurutnya kondisi yang ada di tubuh PSSI sudah tidak sehat dan perlu disegarkan.
Penyegaran itu satu-satunya cara yakni dengan membubarkan kepengurusan PSSI saat ini dan menggantinya dengan kepengurusan yang baru. Dengan seperti itu nantinya mafia yang saat ini ada bisa hilang dan sepakbola di Indonesia kembali menjunjung tinggi sportivitas tanpa adanya kepentingan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Ya sejak beberapa tahun lalu Persis Solo itu dirugikan oleh mafia-mafia itu, sehingga kita tidak bisa promosi ke kasta tertinggi,” ucapnya kepaa SINDO.
Pihaknya berharap setelah PSSI bisa dibubarkan, nantinya para pengurus di tubuh PSSi diganti dari orang-orang profesional. Menurutnya pengurus PSSI lebih baik bukan orang yang berasal dari kalangan pemain atau kalangan wasit. Akan tetapi dari kalangan profesional yang benar-benar bisa melakukan manajerial di tubuh PSSI dan bisa mengelola persepakbolaan di Indonesia dengan baik.
Pihaknya mengatakan jika PSSI dikelola oleh mantan pemain dan juga mantan wasit nantinya justru akan menghambat perkembangan persepakbolaan di Indonesia. Menurutnya para pemain dan wasit pasti8 akan mencari keuntungan dan juga akan melakukan tidakan yang sama sperti yang dilakukan pengurus PSSI saat ini.
“Mantan pemain dan wasit itu tidak bisa profesional jika mengurus PSSI,” tegas Rudy.
Sementara itu mantan Pemain dan juga Pelatih Persis Solo, Sukisno Ahmad, mengatakan pembubaran organisasi PSSI itu tidak hanya dilakukan di tingkat pusat saja. Akan tetapi pembubaran juga harus dilakukan hingga tingkat daerah. Seperti halnya kepengurusan PSSI Jawa tengah.
Ia menilai kepengursan PSSS jateng itu sangat buruk dan tidak bisa memberikan pembinaan yang baik bagi persepakbolaan di jawa tengah. Sehingga persepakbolaan di jawa tengah justrui mundur dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Penguruis PSSI Jawa Tengah haerus bertanggung jawab dari mundurnya persepakbolaan di Jateng padaghal Jateng itu memiliki fasilitas yang baik dan bisa berprestasi lebih dibandingkan daerah lain.” Ucapnya.
Pria yang juga mantan anggota Komite Normalisasi PSSI itu mengatakan saat ini di tubuh PSSI penuh dengan masalah. seperti adanya mafia wasit, mafia pertandingan serta mafia yang mengatur sekor di setiap laga di Liga Indonesia. Dengan seperti itu menurutnya kondisi yang ada di tubuh PSSI sudah tidak sehat dan perlu disegarkan.
Penyegaran itu satu-satunya cara yakni dengan membubarkan kepengurusan PSSI saat ini dan menggantinya dengan kepengurusan yang baru. Dengan seperti itu nantinya mafia yang saat ini ada bisa hilang dan sepakbola di Indonesia kembali menjunjung tinggi sportivitas tanpa adanya kepentingan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Ya sejak beberapa tahun lalu Persis Solo itu dirugikan oleh mafia-mafia itu, sehingga kita tidak bisa promosi ke kasta tertinggi,” ucapnya kepaa SINDO.
Pihaknya berharap setelah PSSI bisa dibubarkan, nantinya para pengurus di tubuh PSSi diganti dari orang-orang profesional. Menurutnya pengurus PSSI lebih baik bukan orang yang berasal dari kalangan pemain atau kalangan wasit. Akan tetapi dari kalangan profesional yang benar-benar bisa melakukan manajerial di tubuh PSSI dan bisa mengelola persepakbolaan di Indonesia dengan baik.
Pihaknya mengatakan jika PSSI dikelola oleh mantan pemain dan juga mantan wasit nantinya justru akan menghambat perkembangan persepakbolaan di Indonesia. Menurutnya para pemain dan wasit pasti8 akan mencari keuntungan dan juga akan melakukan tidakan yang sama sperti yang dilakukan pengurus PSSI saat ini.
“Mantan pemain dan wasit itu tidak bisa profesional jika mengurus PSSI,” tegas Rudy.
Sementara itu mantan Pemain dan juga Pelatih Persis Solo, Sukisno Ahmad, mengatakan pembubaran organisasi PSSI itu tidak hanya dilakukan di tingkat pusat saja. Akan tetapi pembubaran juga harus dilakukan hingga tingkat daerah. Seperti halnya kepengurusan PSSI Jawa tengah.
Ia menilai kepengursan PSSS jateng itu sangat buruk dan tidak bisa memberikan pembinaan yang baik bagi persepakbolaan di jawa tengah. Sehingga persepakbolaan di jawa tengah justrui mundur dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Penguruis PSSI Jawa Tengah haerus bertanggung jawab dari mundurnya persepakbolaan di Jateng padaghal Jateng itu memiliki fasilitas yang baik dan bisa berprestasi lebih dibandingkan daerah lain.” Ucapnya.
(wbs)