Tim Pra PON Takraw Wajib Ikut Kejurda
A
A
A
SEMARANG - Tim sepak takraw baik putra dan putri Jateng yang akan dipersiapkan turun dalam Pra PON 2015 mendatang diharuskan mengikut Kejuaraan Daerah (Kejurda) Takraw, yang akan digelar pada 28-30 November 2014 di Kabupaten Jepara.
Jika ada yang mangkir tanpa ada alasan yang kuat, Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Jateng akan melakukan degradasi terhadap atlet yang bersangkutan.
“Kecuali kalau sedang mengikuti even yang lebih tinggi semisal Pelatnas, atau benar-benar dalam kondisi sakit dengan dibuktikan dengan surat dokter, baru boleh absen.
Tapi jika tidak ada alasan jelas, bisa kena degradasi,” ungkap Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PSTI Jateng Rasiwan, kemarin.
Rasiwan menjelaskan, Kejurda tersebut digelar sekaligus untuk mengukur kemampuan 15 atlet putra dan putri yang dipersiapkan turun dalam Pra PON tahun depan. Dengan begitu, PSTI bisa melakukan pemantauan penampilan setiap personil.
Misal nanti ada atlet yang tidak bisa turun dengan alasan jelas, pihaknya akan mengganti dengan atlet lain di posisi yang sama, sepanjang performanya bagus saat pertandingan, itu sudah otomatis.
“Kejurda mempertandingan kelompok umur (KU) 25 tahun dan kategori bebas, semuanya beregu. Atlet Pra PON tahun ini usianya 25 tahun atau di bawahnya, dan tahun depan 26, sesuai dengan aturan dari PB PSTI,” jelasnya.
Atlet yang tergabung dalam Pra PON akan memperkuat PSTI kabupaten/kota di daerah masing-masing. Untuk tim putra di antaranya Victor Eko, dan Sena Aji. Sementara untuk tim putri di antaranya Peni Mitasari, dan Revana. Sejauh ini belum ada konfirmasi dari daerah yang ikut dalam Kejurda tersebut. Kemungkinan peserta mulai mendaftar saat dilakukan tehnical meting pada 22 November.
“Kami masih menunggu konfirmasi dari pengurus kota dan kabupaten. Kejurda tidak boleh diikuti klub, tapi perwakilan dari PSTI,” jelasnya.
Jika ada yang mangkir tanpa ada alasan yang kuat, Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Jateng akan melakukan degradasi terhadap atlet yang bersangkutan.
“Kecuali kalau sedang mengikuti even yang lebih tinggi semisal Pelatnas, atau benar-benar dalam kondisi sakit dengan dibuktikan dengan surat dokter, baru boleh absen.
Tapi jika tidak ada alasan jelas, bisa kena degradasi,” ungkap Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PSTI Jateng Rasiwan, kemarin.
Rasiwan menjelaskan, Kejurda tersebut digelar sekaligus untuk mengukur kemampuan 15 atlet putra dan putri yang dipersiapkan turun dalam Pra PON tahun depan. Dengan begitu, PSTI bisa melakukan pemantauan penampilan setiap personil.
Misal nanti ada atlet yang tidak bisa turun dengan alasan jelas, pihaknya akan mengganti dengan atlet lain di posisi yang sama, sepanjang performanya bagus saat pertandingan, itu sudah otomatis.
“Kejurda mempertandingan kelompok umur (KU) 25 tahun dan kategori bebas, semuanya beregu. Atlet Pra PON tahun ini usianya 25 tahun atau di bawahnya, dan tahun depan 26, sesuai dengan aturan dari PB PSTI,” jelasnya.
Atlet yang tergabung dalam Pra PON akan memperkuat PSTI kabupaten/kota di daerah masing-masing. Untuk tim putra di antaranya Victor Eko, dan Sena Aji. Sementara untuk tim putri di antaranya Peni Mitasari, dan Revana. Sejauh ini belum ada konfirmasi dari daerah yang ikut dalam Kejurda tersebut. Kemungkinan peserta mulai mendaftar saat dilakukan tehnical meting pada 22 November.
“Kami masih menunggu konfirmasi dari pengurus kota dan kabupaten. Kejurda tidak boleh diikuti klub, tapi perwakilan dari PSTI,” jelasnya.
(wbs)