21 Hari Kerja, Ini Kerjaan Menpora
21 Hari Kerja, Ini Kerjaan Menpora
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi hari ini menyelenggarakan konferensi pers terkait pekerjaannya, Selasa (18/11). Imam membeberkan sejumlah rencana dan langkah pertamanya sebagai pembantu Presiden Joko Widodo.
Bertempat di media center kantor Menpora, Senayan, Jakarta, Imam yang ditemani oleh Deputi Bidang Keharmonisan dan Kemitraan Menpora, Gatot S Dewa Broto menjelaskan beberapa program kerjanya. Mulai dari kedisiplinan dan masalah yang ditemuinya saat blusukan kemarin. Ada tiga masalah utama yang ditemuinya, yakni soal reformasi birokrasi serta sarana dan prasarana olahraga.
"Banyak hal ditemui di lapangan, temuan itu akan jadi kebijakan saya, baik jangka pendek atau panjang. Yang pertama, saya sudah melakukan upaya reformasi birokrasi, hal itu takkan berjalan tanpa ada mindset baru di kementerian ini. Salah satunya kami kasih reward dan punishment yaitu tunjangan kinerja bagi semua aparatur di sini,"ucap Imam.
"Kedua, kami ingin jadi pionir birokrasi bersih, kemarin kami sudah tes urin, ada sekita 600 aparatur lebih semua bersih. Itu juga bakal jadi kebijakan besar jika semua rekrutmen atlet harus tes narkoba, pertukaran pemuda harus melewati tes tersebut," tambahnya.
Selain itu, terkait sarana dan prasarana olahraga, Imam mengaku prihatin dengan nasib olahraga di Indonesia. Menteri yang berasal dari Madura ini mengatakan bakal memprioritaskan fasilitas olahraga di desa-desa.
"Saya udah blusukan, sangat prihatin (galau), kita punya talenta bagus, tapi dengan sarana kita harus bekerja dengan baik lagi. Maka dari itu, setiap desa harus punya lapangan voli, bola dan bulutangkis, meniru negara lain, pendidikan usia dini bakal jadi prioritas," pungkasnya.
Bertempat di media center kantor Menpora, Senayan, Jakarta, Imam yang ditemani oleh Deputi Bidang Keharmonisan dan Kemitraan Menpora, Gatot S Dewa Broto menjelaskan beberapa program kerjanya. Mulai dari kedisiplinan dan masalah yang ditemuinya saat blusukan kemarin. Ada tiga masalah utama yang ditemuinya, yakni soal reformasi birokrasi serta sarana dan prasarana olahraga.
"Banyak hal ditemui di lapangan, temuan itu akan jadi kebijakan saya, baik jangka pendek atau panjang. Yang pertama, saya sudah melakukan upaya reformasi birokrasi, hal itu takkan berjalan tanpa ada mindset baru di kementerian ini. Salah satunya kami kasih reward dan punishment yaitu tunjangan kinerja bagi semua aparatur di sini,"ucap Imam.
"Kedua, kami ingin jadi pionir birokrasi bersih, kemarin kami sudah tes urin, ada sekita 600 aparatur lebih semua bersih. Itu juga bakal jadi kebijakan besar jika semua rekrutmen atlet harus tes narkoba, pertukaran pemuda harus melewati tes tersebut," tambahnya.
Selain itu, terkait sarana dan prasarana olahraga, Imam mengaku prihatin dengan nasib olahraga di Indonesia. Menteri yang berasal dari Madura ini mengatakan bakal memprioritaskan fasilitas olahraga di desa-desa.
"Saya udah blusukan, sangat prihatin (galau), kita punya talenta bagus, tapi dengan sarana kita harus bekerja dengan baik lagi. Maka dari itu, setiap desa harus punya lapangan voli, bola dan bulutangkis, meniru negara lain, pendidikan usia dini bakal jadi prioritas," pungkasnya.
(bbk)
Explore More