Keputusan Komdis PSSI Terlalu Arogan

Jum'at, 21 November 2014 - 17:01 WIB
Keputusan Komdis PSSI Terlalu Arogan
Keputusan Komdis PSSI Terlalu Arogan
A A A
BANDUNG - Keputusan memberikan sanksi hukuman berupa larangan sepak bola seumur hidup bagi empat pemain PSIS Semarang dan tiga pemain PSS Sleman oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dinilai sebagai bentuk arogansi.

Seharusnya Komdis layak menjatuhkan sanksi hanya kepada General Manager dan Manajer tim, karena keduanya yang paling bertanggung jawab terhadap tim.

Pemerhati sepak bola Semarang, Simon Legiman mengatakan, pemain hanya sekadar menjalankan instruksi dari pelatih. Adapun pelatih, memberikan instruksi yang disampaikan oleh manajer. Jadi, sanksi larangan sepak bola seumur hidup bagi pemain dan pelatih tidak tepat.

“PSSI khususnya Komdis itu semena-mena. Pemain hidup dari sepak bola, tidak mikir apa?, wong dihukum 5 tahun saja karirnya sudah tamat, apalagi pemain PSIS masih muda-muda,” kata Simon dengan nada tinggi.

Komdis Kamis (20/11) malam dalam sidangnya menjatuhkan sanksi larangan sepak bola seumur hidup bagi pemain PSIS Semarang di antaranya Komaedi, Fadly Manna, Saptono dan kiper Catur Adi Nugroho, serta masing-masing denda Rp100 juta.

Mereka terbukti sebagai pelaku dan terlibat langsung dalam gol bunuh di dalam pertandingan melawan PSS Sleman di Stadion Akademi Angkatan Udara (AAU), Berbah, Sleman. Selain di kubu PSIS, tiga pemain PSS Sleman juga mengalami nasib serupa. Yakni, penjaga gawang Riyono, Agus Setiawan dan Hermawan Putra Jati.

Simon berpendapat, seharusnya Komdis berpikir lebih jauh dan bisa merasakan kondisi para pemain. Dia tidak habis pikir jika yang dikenai sanksi semisal Eko Riyadi, Pelatih PSIS itu adik kandungnya sendiri.

“Kalau Eko Riyadi itu adiknya (Hinca Panjaitan-Ketua Komdis), apa berani dia menghukum seumur hidup. Saya tidak peduli Statuta FIFA dan Kode Disiplin, tapi hukuman itu membunuh karir pemain,” paparnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5112 seconds (0.1#10.140)