Belum Konsisten
A
A
A
MIAMI - Miami Heat tampaknya belum tampil konsisten sejak kehilangan LeBron James pada musim ini. Juara NBA tiga kali itu terbukti kembali menelan kekalahan seusai takluk dari Los Angeles Clippers 93-110 di American Airlenes Arena, Miami, Amerika Serikat (AS), kemarin.
Heat sebenarnya sempat keluar dari jurang kekalahan setelah melibas Brooklyn Nets tiga hari lalu. Tapi, euforia itu sirna setelah dipaksa Clippers kembali merasakan nasib buruk. Tragisnya, hasil itu merupakan kekalahan ketiga secara beruntun di kandang sejak Maret 2011. Hasil itu pun membuat rekor pertandingan Heat menjadi 6-6 di babak reguler Wilayah Timur.
Kehilangan James memang begitu dirasakan Heat. Ketika diperkuat King James, julukan James, Heat begitu perkasa pada 12 pertandingan awal setelah membukukan sembilan kemenangan dan hanya menelan tiga kekalahan. Namun, sejak ditinggalkan James, Heat tampil seperti tidak memiliki pemimpin.
Mereka seakan kesulitan meraih kemenangan. Performa Heat semakin parah dengan cedera Dwyane Wade. Mereka hanya mengandalkan Chris Bosh yang mendulang 28 poin, angka tertinggi Heat di laga tersebut. Meski Shabazz Napier menambahkan 17 poin, serta Mario Chalmers dan Luol Deng membukukan masing-masing 13 poin, usaha mereka masih belum cukup memberikan kemenangan Heat.
“Kami tidak mempunyai kesempatan pada malam ini, khususnya pada paruh pertama,” kata Bosh, dilansir Yahoosport. “Saya tidak bisa menerima hal itu, karena kami tetap bermain bagus. Namun, kami tetap memberikan acungan jempol kepada mereka (Clippers),” sambungnya. Penampilan buruk Heat memang terlihat sejak paruh pertama, yakni tertinggal 24 poin.
Hasil itu merupakan catatan keempat kalinya dalam sejarah Heat harus tertinggal lebih dari 20 poin. Mereka pernah tertingal 25 angka dari Washington Wizard pada 15 Januari 2014, tertinggal 24 poin dari San Antonio pada 4 Maret 2011, serta dari Indiana Pacers pada 23 Maret 2007.
“Tidak banyak yang bisa saya katakan. Kuarter pertama sangat cepat. Mereka benar-benar menjatuhkan kami dan kami tidak pernah bisa bangkit setelah itu,” ujar Pelatih Heat Erik Spoelstra. Sementara Clippers mengemas kemenangan kedua secara beruntun, meski sempat dipecundangi Chicago Bulls, Senin (17/11).
Torehan positif itu berkat Chris Paul menciptakan double-double dengan 26 poin dan 12 assist. Selain itu, forwardClippers Blake Griffin juga turut menyumbangkan 26 angka di pertandingan itu. Pelatih Clippers Doc Rivers sangat senang dengan keberhasilan timnya meraih kemenangan ketiga dari empat laga tandang.
Dia memuji pasukannya bermain cantik di lapangan. Terbukti, dari 12 pemain yang diturunkan, 11 pemain mampu menyumbangkan poin di laga tersebut. “Saya pikir gerakan bola pada kuarter pertama sangat indah. Sulit menjaga pemain lain. Saya hanya mencoba memberi tahu ke semua pemain lain untuk bermain cantik. Kami mulai menemukannya seperti yang diperlihatkan malam ini,” papar Rivers.
Raikhul amar
Heat sebenarnya sempat keluar dari jurang kekalahan setelah melibas Brooklyn Nets tiga hari lalu. Tapi, euforia itu sirna setelah dipaksa Clippers kembali merasakan nasib buruk. Tragisnya, hasil itu merupakan kekalahan ketiga secara beruntun di kandang sejak Maret 2011. Hasil itu pun membuat rekor pertandingan Heat menjadi 6-6 di babak reguler Wilayah Timur.
Kehilangan James memang begitu dirasakan Heat. Ketika diperkuat King James, julukan James, Heat begitu perkasa pada 12 pertandingan awal setelah membukukan sembilan kemenangan dan hanya menelan tiga kekalahan. Namun, sejak ditinggalkan James, Heat tampil seperti tidak memiliki pemimpin.
Mereka seakan kesulitan meraih kemenangan. Performa Heat semakin parah dengan cedera Dwyane Wade. Mereka hanya mengandalkan Chris Bosh yang mendulang 28 poin, angka tertinggi Heat di laga tersebut. Meski Shabazz Napier menambahkan 17 poin, serta Mario Chalmers dan Luol Deng membukukan masing-masing 13 poin, usaha mereka masih belum cukup memberikan kemenangan Heat.
“Kami tidak mempunyai kesempatan pada malam ini, khususnya pada paruh pertama,” kata Bosh, dilansir Yahoosport. “Saya tidak bisa menerima hal itu, karena kami tetap bermain bagus. Namun, kami tetap memberikan acungan jempol kepada mereka (Clippers),” sambungnya. Penampilan buruk Heat memang terlihat sejak paruh pertama, yakni tertinggal 24 poin.
Hasil itu merupakan catatan keempat kalinya dalam sejarah Heat harus tertinggal lebih dari 20 poin. Mereka pernah tertingal 25 angka dari Washington Wizard pada 15 Januari 2014, tertinggal 24 poin dari San Antonio pada 4 Maret 2011, serta dari Indiana Pacers pada 23 Maret 2007.
“Tidak banyak yang bisa saya katakan. Kuarter pertama sangat cepat. Mereka benar-benar menjatuhkan kami dan kami tidak pernah bisa bangkit setelah itu,” ujar Pelatih Heat Erik Spoelstra. Sementara Clippers mengemas kemenangan kedua secara beruntun, meski sempat dipecundangi Chicago Bulls, Senin (17/11).
Torehan positif itu berkat Chris Paul menciptakan double-double dengan 26 poin dan 12 assist. Selain itu, forwardClippers Blake Griffin juga turut menyumbangkan 26 angka di pertandingan itu. Pelatih Clippers Doc Rivers sangat senang dengan keberhasilan timnya meraih kemenangan ketiga dari empat laga tandang.
Dia memuji pasukannya bermain cantik di lapangan. Terbukti, dari 12 pemain yang diturunkan, 11 pemain mampu menyumbangkan poin di laga tersebut. “Saya pikir gerakan bola pada kuarter pertama sangat indah. Sulit menjaga pemain lain. Saya hanya mencoba memberi tahu ke semua pemain lain untuk bermain cantik. Kami mulai menemukannya seperti yang diperlihatkan malam ini,” papar Rivers.
Raikhul amar
(bbg)