Peringatan Riedl
A
A
A
JAKARTA - Tim nasional Filipina menjadi pertaruhan reputasi skuad Indonesia di laga kedua Grup A Piala AFF 2014. Setelah beruntung selamat dari kekalahan melawan Vietnam, skuad Garuda wajib menjinakkan Filipina di My Dinh National Stadium, Hanoi, sore nanti.
Indonesia diunggulkan karena sejarah pertemuan berpihak kepada Zulkifli Syukur dkk. Dari 20 pertemuan, Indonesia belum tersentuh kekalahan, 18 menang dan 2 imbang. Di ajang Piala AFF, Indonesia juga dominan. Dari 4 pertemuan, Indonesia selalu meraih kemenangan. Bahkan, di Piala AFF 2002, Indonesia menggelontor The Azkals dengan 13 gol tanpa balas.
Jumlah tersebut masuk buku rekor kekalahan terburuk kedua Filipina setelah dipermalukan Jepang dengan 15 gol pada 27 September 1967. Namun, Riedl tak mau terlena. Dia tetap memperingatkan agar pemainnya tak memandang remeh lawan.
“Filipina adalah tim yang kuat. Mereka berbeda dengan Filipina 2010 saat kami menang atas mereka. Ini pertandingan yang sulit karena mereka memiliki kekuatan fisik yang bagus,” kata Riedl kepada wartawan, dikutip situs affsuzukicup.com . Riedl tak berlebihan. Kekuatan Filipina sekarang tak bisa dipandang enteng.
Jika kemenangan 4-1 atas Laos pada laga perdana masih dinilai biasa, sisi peringkat FIFA dan rangkaian laga yang mereka jalani sepanjang 2014 bisa menjadi referensi jika kekuatan pasukan Thomas Dooley. Pada 2014 Philip Younghusband dkk mencatat 10 kemenangan, 4 imbang, dan 5 kalah dari 19 laga yang mereka jalani. Kekalahan terakhir terjadi saat menghadapi Thailand dengan skor 0-3.
“Apa pun itu, kami harus memenangkan pertandingan. Kami tak sabar menghadapi mereka,” tutur Riedl. Soal formasi, masih menjadi tekateki. Termasuk kemungkinan menurunkan pencetak gol kedua ke gawang Vietnam, Samsul Arif sejak menit pertama. Samsul mencetak gol 23 menit setelah menggantikan Boaz Solossa pada menit ke-61.
Opsi mencadangkan Sergio van Dijk dan memasukkan Cristian Gonzales juga mengemuka. Setidaknya Gonzales dianggap memiliki tuah saat bertemu Filipina. Seperti pada semifinal AFF 2010, kemenangan Indonesia atas Filipina ditentukan lewat gol Gonzales.
“Kalau saya lebih suka Gonzales yang turun sebagai striker di depan dibandingkan Van Dijk. Setidaknya pemain lain sudah paham karakter Gonzales karena bermain di kompetisi yang sama,” kata mantan striker timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto. Gelandang serang timnas Indonesia Firman Utina juga tak mau berspekulasi soal “wajah” timnas saat melawan Filipina.
“Sudah ada instruksi dari pelatih bagaimana kami harus bermain dan kami tahu itu. Seperti apa? Tentu tidak bisa disampaikan,” kata gelandang serang timnas Indonesia Firman Utina. Melawan Vietnam, Firman menghuni bangku cadangan dan baru masuk pada menit ke-76 menggantikan Manahati Lestusen.
Menghadapi Filipina, gelandang Maung Bandung ini berpeluang menjadi starter. Setidaknya, masuknya Firman saat lawan Vietnam berpengaruh positif pada performa timnas. “Keputusan tampil atau tidak di tangan pelatih. Semua tergantung strategi. Jika diturunkan, tentu saya siap,” ujarnya.
Maruf el rumi
Indonesia diunggulkan karena sejarah pertemuan berpihak kepada Zulkifli Syukur dkk. Dari 20 pertemuan, Indonesia belum tersentuh kekalahan, 18 menang dan 2 imbang. Di ajang Piala AFF, Indonesia juga dominan. Dari 4 pertemuan, Indonesia selalu meraih kemenangan. Bahkan, di Piala AFF 2002, Indonesia menggelontor The Azkals dengan 13 gol tanpa balas.
Jumlah tersebut masuk buku rekor kekalahan terburuk kedua Filipina setelah dipermalukan Jepang dengan 15 gol pada 27 September 1967. Namun, Riedl tak mau terlena. Dia tetap memperingatkan agar pemainnya tak memandang remeh lawan.
“Filipina adalah tim yang kuat. Mereka berbeda dengan Filipina 2010 saat kami menang atas mereka. Ini pertandingan yang sulit karena mereka memiliki kekuatan fisik yang bagus,” kata Riedl kepada wartawan, dikutip situs affsuzukicup.com . Riedl tak berlebihan. Kekuatan Filipina sekarang tak bisa dipandang enteng.
Jika kemenangan 4-1 atas Laos pada laga perdana masih dinilai biasa, sisi peringkat FIFA dan rangkaian laga yang mereka jalani sepanjang 2014 bisa menjadi referensi jika kekuatan pasukan Thomas Dooley. Pada 2014 Philip Younghusband dkk mencatat 10 kemenangan, 4 imbang, dan 5 kalah dari 19 laga yang mereka jalani. Kekalahan terakhir terjadi saat menghadapi Thailand dengan skor 0-3.
“Apa pun itu, kami harus memenangkan pertandingan. Kami tak sabar menghadapi mereka,” tutur Riedl. Soal formasi, masih menjadi tekateki. Termasuk kemungkinan menurunkan pencetak gol kedua ke gawang Vietnam, Samsul Arif sejak menit pertama. Samsul mencetak gol 23 menit setelah menggantikan Boaz Solossa pada menit ke-61.
Opsi mencadangkan Sergio van Dijk dan memasukkan Cristian Gonzales juga mengemuka. Setidaknya Gonzales dianggap memiliki tuah saat bertemu Filipina. Seperti pada semifinal AFF 2010, kemenangan Indonesia atas Filipina ditentukan lewat gol Gonzales.
“Kalau saya lebih suka Gonzales yang turun sebagai striker di depan dibandingkan Van Dijk. Setidaknya pemain lain sudah paham karakter Gonzales karena bermain di kompetisi yang sama,” kata mantan striker timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto. Gelandang serang timnas Indonesia Firman Utina juga tak mau berspekulasi soal “wajah” timnas saat melawan Filipina.
“Sudah ada instruksi dari pelatih bagaimana kami harus bermain dan kami tahu itu. Seperti apa? Tentu tidak bisa disampaikan,” kata gelandang serang timnas Indonesia Firman Utina. Melawan Vietnam, Firman menghuni bangku cadangan dan baru masuk pada menit ke-76 menggantikan Manahati Lestusen.
Menghadapi Filipina, gelandang Maung Bandung ini berpeluang menjadi starter. Setidaknya, masuknya Firman saat lawan Vietnam berpengaruh positif pada performa timnas. “Keputusan tampil atau tidak di tangan pelatih. Semua tergantung strategi. Jika diturunkan, tentu saya siap,” ujarnya.
Maruf el rumi
(bbg)