Jangan Lengah

Selasa, 25 November 2014 - 10:15 WIB
Jangan Lengah
Jangan Lengah
A A A
HANOI - Tim nasional (timnas) Indonesia dituntut meraih angka penuh saat melawan Filipina pada laga kedua Grup A Piala AFF 2014 di My Dinh National Stadium sore nanti.

Kemenangan akan menjaga tradisi skuad Garuda melangkah ke semifinal. Hasil imbang 2-2 saat melawan tuan rumah Vietnam di laga perdana memang membuat beban Indonesia sedikit lebih berat dibandingkan Filipina yang memimpin di puncak klasemen. Pasukan Thomas Dooley itu menjadi penguasa Grup A setelah menundukkan Laos dengan skor 4-1 pada laga pembuka.

Namun situasi itu tak membuat timnas Merah Putih gentar. Seluruh pemain dalam kondisi siap tempur kecuali Immanuel Wanggai yang cedera ringan. Kemungkinan besar gelandang Persipura Jayapura ini tidak akan dimainkan. ”Saya sudah bicara dengannya tentang tidak tampil besok dan dia memahami,” kata Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl di Hanoi, Vietnam, kemarin.

Pada laga perdana melawan Vietnam, Wanggai tampil menggantikan Zulham Zamrun di menit-menit akhir babak kedua. Jelang laga yang akan disiarkan langsung RCTI ini timnas kemarin menggelar pelatihan satu jam di lapangan Kompleks Stadion My Dinh. Riedl tampak mengasah ketajaman penyelesaian akhir timnas. Soal formasi yang akan diturunkan, Riedl enggan membocorkan.

”Kita lihat besok (hari ini),” kata Riedl diplomatis. Adapun Zulham Zamrun mengaku siap all outdan berharap dapat tampil penuh dalam laga ini. ”Saya akan berusaha mencetak gol lagi,” kata penyerang kelahiran Ternate ini. Mantan Pelatih Timnas Indonesia Nil Maizar berharap agar Zulkiflil Syukur dkk memiliki keyakinan dapat membenamkan Filipina. Selain itu Indonesia harus menjaga fokus dan konsentrasi sepanjang laga berlangsung.

”Filipina bukan tim sebagus Vietnam, tapi pemain tetap butuh konsentrasi, terutama saat bertahan dan menyerang,” ujar Nil. Pelatih yang mendampingi Indonesia pada Piala AFF 2012 itu mengingatkan bahwa striker Filipina Philip Younghusband sebagai pemain berbahaya. ”Dia memiliki pengalaman bersama timnas. Dia juga bisa memimpin rekan-rekannya saat pertandingan,” ujarnya mengingatkan.

Di lain pihak, menempati posisi klasemen sementara menjadikan Filipina dalam kepercayaan diri tinggi. ”Jika kami memenangi pertandingan kedua (atas Indonesia), kami akan melangkah ke semifinal. Ini adalah start terbaik Filipina dalam tiga tahun terakhir dan kami yakin akan menjadi penguasa grup. Sekarang tinggal bagaimana bisa menjaga momentum,” kata Manajer Filipina Dan Palami seperti dikutip abscbnnews. com.

Didominasi ”pemain asing”, The Azkals menjelma sebagai kekuatan baru sepak bola Asia Tenggara. Dalam dua musim mereka selalu lolos ke semifinal sekaligus memupus predikat sebagai penggembira Piala AFF sejak digelar kali pertama pada 1996. Tahun ini, Younghusband dkk bahkan menjadi tim dengan peringkat FIFA terbaik se-Asia Tenggara.

Menempati posisi ke-126 pada peringkat FIFA, mereka tidak saja berada di atas Indonesia (156), tetapi juga pengoleksi empat gelar sekaligus juara bertahan Piala AFF Singapura yang berada di peringkat ke-161. Seperti sebelumnya, kekuatan mereka kembali didominasi pemain beraroma internasional, mulai dari Benua Asia, Eropa (Inggris, Jerman, Spanyol) sampai Amerika Latin.

Nama-nama Rob Gier, Juan Luis Guirado, Daisuke Sato, Manuel Ott, Mark Hartmann, Patrick Reichelt, dan Simon Greatwich diangkut Pelatih Thomas Dooley ke Vietnam. ”Tentu saja kami ingin mendapat poin 9 di fase grup. Namun, jika bisa mengalahkan Indonesia, kami akan mengistirahatkan beberapa pemain saat melawan Vietnam di laga terakhir. Tapi kami juga melihat di televisi yang meragukan kekuatan kami. Bahkan banyak yang meragukan kami akan melangkah ke semifinal,” tambah Dan Palami.

Sementara itu Dooley mengaku tidak mau terlena dengan hasil impresif yang diraih di laga perdana. Menurutnya masih ada beberapa celah yang harus diperbaiki jika ingin kembali meraih kemenangan di laga lanjutan. ”Saya suka melihat bagaimana proses terjadinya gol (saat melawan Laos). Tapi kami membuang beberapa peluang karena terlalu agresif saat berada di depan gawang,” kata Dooley.

Melawan Indonesia, arsitek tim asal Amerika Serikat ini tak mau memandang enteng. Bahkan, menurutnya, kekuatan Indonesia setara dengan tuan rumah Vietnam. Dooley bahkan melemparkan pujian kepada skuad Garuda. ”Indonesia adalah tim bagus dan mereka salah satu tim terbaik di turnamen ini. Kami justru dalam posisi underdog,” tambahnya. Pernyataan Dooley sebenarnya bukan tanpa alasan.

Jika melihat sejarah pertemuan kedua tim, Filipina bukan lawan sepadan untuk Indonesia. Sejarah head to head menunjukkan bagaimana The Azkals lebih sering menjadi lumbung gol untuk penggawa Garuda. Di Piala AFF 2002, Indonesia pernah membungkam Filipina 13-0. Adapun saat Piala Presiden 1972, timnas Indonesia sukses menggelontorkan 12 gol tanpa balas.

”Saya kira peluang kami sama, 50:50, jadi saya tidak setuju dengan ucapan Thomas Dooley yang menyebut Indonesia lebih diunggulkan ketimbang Filipina,” kata Riedl . Menurutnya, sepak bola Filipina sekarang sudah berkembang. Beberapa pemain juga harus diwaspadai jika tidak ingin dipermalukan. Pemain yang dianggap Riedl berbahaya adalah Philip Younghusband. Pemain binaan Chelsea ini menjadi nyawa serangan Filipina.

Maruf el rumi/Ant
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5468 seconds (0.1#10.140)