Hampir Pasti Dipecat

Kamis, 27 November 2014 - 11:13 WIB
Hampir Pasti Dipecat
Hampir Pasti Dipecat
A A A
JAKARTA - Kebersamaan tim nasional Indonesia dengan Alfred Riedl dipastikan berakhir, jika Indonesia gagal di Piala AFF 2014. Penegasan itu disampaikan Ketua Badan Tim Nasional (BTN) La Nyalla M Mattalitti terkait terseok-seoknya skuad Garuda dalam persaingan Grup A.

Mimpi Indonesia tampil sebagai juara Piala AFF untuk pertama kali hampir musnah. Hal itu terjadi setelah Indonesia tidak bisa berbuat banyak di dua laga perdana. Diawali saat bermain imbang, 2-2 kontra Vietnam, Sabtu (22/11), mimpi buruk berlanjut setelah dipermalukan Filipina empat gol tanpa balas. Kedua hasil buruk itu membuat posisi Riedl sebagai arsitek tim Indonesia goyang.

Pelatih berpaspor Austria itu pun sudah sempat menyatakan akan meninggalkan Indonesia jika gagal di Piala AFF 2014. BTN pun memperjelas pernyataan Riedl. “Riedl pasti mundur, tapi semuanya harus selesai dulu (perjalanan Indonesia di Piala AFF 2014. Yes tamat sudah (jika gagal di Piala AFF 2014),” kata La Nyalla, lewat pesan singkatnya kepada KORAN SINDO, kemarin.

Bagi Indonesia, Piala AFF 2014 memang belum sepenuhnya berakhir, tapi peluang lolos juga amat sangat berat. Semua disebabkan buruknya performa Firman Utina dkk di Grup A, terutama kekalahan 0-4 dari Filipina yang menjadi hasil negatif pertama sejak 80 tahun. Sejarah lain juga ditorehkan pasukan Riedl.

Enam gol dalam dua laga yang bersarang ke gawang Kurnia Meiga adalah jumlah terbanyak dalam kurun waktu 18 tahun atau sejak Piala AFF pertama digulirkan pada 1996. Rinciannya, 1996 dan 2000 hanya kemasukan satu gol, 1998 dan 2002 gawang skuad Garuda hanya dua kali kebobolan dari dua laga.

Bahkan, di edisi terakhir Piala Tiger sebelum berganti nama menjadi Piala AFF pada tahun 2004, Indonesia mencatat clean sheet alias tanpa kebobolan. Kemudian tahun 2007 sampai 2012, Indonesia kembali stabil, hanya kebobolan paling banyak dua gol dari dua pertandingan awal di fase grup.

Clean sheet kedua sepanjang sejarah kembali dirasakan Indonesia pada tahun 2008. Pada periode itu, Indonesia berhasil menang telak di dua laga pembuka, yaitu menundukkan Myanmar 3-0 dan Laos 4-0. Diberondong enam gol dalam dua laga awal jelas memperlihatkan buruknya barisan pemain belakang Indonesia.

Diboyongnya pemainpemain belakang seperti M Roby, Zulkifli Syukur, Achmad Jufriyanto, Rizky Pora, Victor Igbonefo, dan Supardi Nasir nyatanya belum bisa memberikan rasa aman bagi benteng pertahanan. Malahan dari sederet pemain belakang yang dibawa ke Vietnam, dua nama terakhir belum diberikan kepercayaan tampil.

Igbonefo dan Supardi memang tetap dibawa Riedl dan dimasukkan ke dalam 22 nama skuad Indonesia yang diboyong ke Piala AFF 2014 walau sebetulnya bayang-bayang cedera sempat menghantui keduanya.

Decky irawan jasri
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9947 seconds (0.1#10.140)