Djarum Kudus Bakal Lakukan Evaluasi
A
A
A
CIREBON - Djarum Kudus gagal revans atas kekalahan mereka dari tim Jaya Raya Jakarta di babak final Kejurnas PBSI 2012 lalu. Djarum Kudus harus kembali puas menjadi runner-up di turnamen Prim-A Kejurnas PBSI 2014 setelah takluk 2-3 dari Jaya Raya Jakarta. Di babak final yang digelar di GOR Bima, Cirebon, Djarum Kudus sebenarnya unggul 2-0 terlebih dahulu, namun Jaya Raya membalas dengan memenangkan 3 partai selanjutnya. Capaian ini menyamai prestasi mereka di Solo 2 tahun lalu.
Pasangan andalan Djarum Kudus, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuka keunggulan setelah mengalahkan pasangan Markis Kido/Greysia Polii, 22-20, 21-10. Dionysius Hayom Rumbaka menambah keunggulan Djarum Kudus setelah menang 21-14, 21-15 atas Hermansyah. Jaya Raya Jakarta membuka asa setelah di partai ketiga pasangan Angga Pratama/Hendra Setiawan menang 21-15, 21-17 atas pasangan Kevin Sanjaya/Praveen Jordan.
Bellaetrix Manuputty menambah poin bagi Jaya Raya setelah mengandaskan perlawanan Maria Febe Kusumastuti 21-10, 21-15. Di partai penentu, Liliyana Natsir/Vita Marissa kalah dari pasangan emas Asian Games 2014, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari 20-22, 15-21.
“Secara stamina, saya dan Liliyana kalah. Kami juga sudah lama tidak berpasangan, keadaan tidak bisa sama seperti yang dulu. Mereka (Greysia/Nitya, red) juga sedang on fire setelah meraih medali emas Asian Games 2014,” ujar pemain senior, Vita Marissa.
“Peluru kami kurang, saya juga sudah lama tidak main rangkap. Kami kecolongan di ganda putra, karena Mohammad Ahsan tidak bisa turun. Sebenarnya ganda putra salah satu yang bisa diandalkan. Tadi tim berharap dapat mencuri poin di tunggal putri, karena di atas kertas memang ganda putri mereka di atas kami,” kata Liliyana Natsir, juara All England 2014 bersama Tontowi Ahmad.
“Secara overall, sudah masuk skenario. Kami tadi berharap dapat mencuri poin di ganda putra ataupun tunggal putri, namun ternyata gagal. Febe tadi agak tegang, namun seharusnya tetap bisa memberi perlawanan. Bolanya banyak yang tanggung dan kurang bisa membuat lawan berlari mengejar bola. Sedangkan ganda putri sendiri jelas Jaya Raya jauh lebih unggul,” komentar Fung Permadi, Manajer tim Djarum Kudus.
“Kami tentu akan melakukan evaluasi, apalagi pemain senior seperti Vita Marissa dan Liliyana Natsir kemungkinan sudah tidak bisa turun bermain 2 tahun lagi. Kami akan fokus membina pemain-pemain muda. Kamu berharap ganda putra bisa semakin matang, ganda putri pun akan kami bina agar bisa lebih matang,” tambah Fung.
Ketika ditanya apakah 2 tahun lagi akan kembali bermain di nomor beregu campuran, Vita menjawab singkat “Saya hanya akan duduk di belakang.”
Pasangan andalan Djarum Kudus, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuka keunggulan setelah mengalahkan pasangan Markis Kido/Greysia Polii, 22-20, 21-10. Dionysius Hayom Rumbaka menambah keunggulan Djarum Kudus setelah menang 21-14, 21-15 atas Hermansyah. Jaya Raya Jakarta membuka asa setelah di partai ketiga pasangan Angga Pratama/Hendra Setiawan menang 21-15, 21-17 atas pasangan Kevin Sanjaya/Praveen Jordan.
Bellaetrix Manuputty menambah poin bagi Jaya Raya setelah mengandaskan perlawanan Maria Febe Kusumastuti 21-10, 21-15. Di partai penentu, Liliyana Natsir/Vita Marissa kalah dari pasangan emas Asian Games 2014, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari 20-22, 15-21.
“Secara stamina, saya dan Liliyana kalah. Kami juga sudah lama tidak berpasangan, keadaan tidak bisa sama seperti yang dulu. Mereka (Greysia/Nitya, red) juga sedang on fire setelah meraih medali emas Asian Games 2014,” ujar pemain senior, Vita Marissa.
“Peluru kami kurang, saya juga sudah lama tidak main rangkap. Kami kecolongan di ganda putra, karena Mohammad Ahsan tidak bisa turun. Sebenarnya ganda putra salah satu yang bisa diandalkan. Tadi tim berharap dapat mencuri poin di tunggal putri, karena di atas kertas memang ganda putri mereka di atas kami,” kata Liliyana Natsir, juara All England 2014 bersama Tontowi Ahmad.
“Secara overall, sudah masuk skenario. Kami tadi berharap dapat mencuri poin di ganda putra ataupun tunggal putri, namun ternyata gagal. Febe tadi agak tegang, namun seharusnya tetap bisa memberi perlawanan. Bolanya banyak yang tanggung dan kurang bisa membuat lawan berlari mengejar bola. Sedangkan ganda putri sendiri jelas Jaya Raya jauh lebih unggul,” komentar Fung Permadi, Manajer tim Djarum Kudus.
“Kami tentu akan melakukan evaluasi, apalagi pemain senior seperti Vita Marissa dan Liliyana Natsir kemungkinan sudah tidak bisa turun bermain 2 tahun lagi. Kami akan fokus membina pemain-pemain muda. Kamu berharap ganda putra bisa semakin matang, ganda putri pun akan kami bina agar bisa lebih matang,” tambah Fung.
Ketika ditanya apakah 2 tahun lagi akan kembali bermain di nomor beregu campuran, Vita menjawab singkat “Saya hanya akan duduk di belakang.”
(rus)