Doping Hancurkan Masa Depan Pelari Kenya
A
A
A
NAIROBI - Bak sebuah bibit penyakit menular, doping terus menjalar kemana-mana. Bahkan beritanya saban hari bisa ditemui setelah ada saja atlet dunia yang ketahuan menggunakan zat haram tersebut. Bahkan akibat doping ini, masa depan pelari maraton top Kenya, Rita Jeptoo bakal hancur.
Jeptoo telah dijatuhi sanksi maksimal yakni diharamkan bertanding selama dua tahun. Itu dilakukan setelah sampel B urinenya dinyatakan positif karena mengandung erythropoietin (EPO). Zat ini pula yang menjadi skandal besar pembalap sepeda Lance Amstrong.
Asosiasi Atletik Kenya mengonfirmasi bahwa doping tersebut diketahui setelah Jeptoo tampil di kejuaraan pada September lalu. Ia sendiri pula yang memeriksakan sampel A yang sebelumnya dinyatakan positif ke Lausanne, Swiss. Sialnya ternyata sampel B juga menunjukkan hasil yang sama.
Wakil Presiden Asosiasi Atletik Kenya, David Okeyo, seperti dikutip channelasia, Sabtu (20/12/2014), mengatakan jika persoalan ini akan dibahas awal tahun depan untuk menentukan langkah ke depannya. Kabar soal Jeptoo ini jelas merupakan pukulan buat Kenya mengingat hanya beberapa hari otoritas olah raga di Benua Afrika itu membantah jika atlet mereka menggunakan doping.
Dan, Jeptoo yang merupakan peraih gelar Maraton Boston dan Chicago itu adalah atlet besar Kenya yang gagal dalam tes doping. "Kami tidak mau mengatakan bermasalah dengan doping. Ini faktanya kalau kami dalam masalah besar. Tapi kami sudah melakukan tindakan tepat seperti yang diatur oleh Federasi Atletik Internasional (IAAF). Kami tidak bisa melakukan lebih baik atau buruk lagi," ungkap Presiden Federasi Atletik Kenya, Isaiah Kiplagat.
"Dalam lima tahun terakhir kami telah memberikan hukuman dan peringatan pada 32 atlet. Jika Anda bandingan dengan atlet yang telah dihukum oleh federasinya, seperti di Rusia atau China, kami pun melakukannya," pungkas Kiplagat.
Namun, lanjutnya, dengan sedikitnya angka yang menjadi terhukum bukan berarti bisa tenang dan tidak memeranginya. Dalam kesempatan ini, Kiplagat juga memberikan peringatan kepada pelatih asing yang atletnya kedapatan menggunakan doping, bakal dicabut lisensinya.
Jeptoo telah dijatuhi sanksi maksimal yakni diharamkan bertanding selama dua tahun. Itu dilakukan setelah sampel B urinenya dinyatakan positif karena mengandung erythropoietin (EPO). Zat ini pula yang menjadi skandal besar pembalap sepeda Lance Amstrong.
Asosiasi Atletik Kenya mengonfirmasi bahwa doping tersebut diketahui setelah Jeptoo tampil di kejuaraan pada September lalu. Ia sendiri pula yang memeriksakan sampel A yang sebelumnya dinyatakan positif ke Lausanne, Swiss. Sialnya ternyata sampel B juga menunjukkan hasil yang sama.
Wakil Presiden Asosiasi Atletik Kenya, David Okeyo, seperti dikutip channelasia, Sabtu (20/12/2014), mengatakan jika persoalan ini akan dibahas awal tahun depan untuk menentukan langkah ke depannya. Kabar soal Jeptoo ini jelas merupakan pukulan buat Kenya mengingat hanya beberapa hari otoritas olah raga di Benua Afrika itu membantah jika atlet mereka menggunakan doping.
Dan, Jeptoo yang merupakan peraih gelar Maraton Boston dan Chicago itu adalah atlet besar Kenya yang gagal dalam tes doping. "Kami tidak mau mengatakan bermasalah dengan doping. Ini faktanya kalau kami dalam masalah besar. Tapi kami sudah melakukan tindakan tepat seperti yang diatur oleh Federasi Atletik Internasional (IAAF). Kami tidak bisa melakukan lebih baik atau buruk lagi," ungkap Presiden Federasi Atletik Kenya, Isaiah Kiplagat.
"Dalam lima tahun terakhir kami telah memberikan hukuman dan peringatan pada 32 atlet. Jika Anda bandingan dengan atlet yang telah dihukum oleh federasinya, seperti di Rusia atau China, kami pun melakukannya," pungkas Kiplagat.
Namun, lanjutnya, dengan sedikitnya angka yang menjadi terhukum bukan berarti bisa tenang dan tidak memeranginya. Dalam kesempatan ini, Kiplagat juga memberikan peringatan kepada pelatih asing yang atletnya kedapatan menggunakan doping, bakal dicabut lisensinya.
(bbk)