SFC Berang, Tantang PT Liga
A
A
A
PALEMBANG - Manajemen Sriwijaya FC (SFC) berang terkait pernyataan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi Indonesia Super League (ISL). SFC menantang PT Liga untuk membuktikan Laskar Wong Kito sebagai klub yang belum masuk kategori profesional
Presiden SFC Dodi Reza Alex tidak terima pernyataan Sekretaris Korporat PT Liga Indonesia (LI), Tigor Shalom Boboy, bahwa dalam klub ISL, hanya Persib, Arema Cronus, dan Persipura yang termasuk kategori profesional. Sementara SFC tidak disebut sebagai klub profesional.
“Seharusnya Tigor hati-hati kalau bicara, parameternya apa. SFC siap di adu dengan tiga klub yang katanya masuk kategori profesional, jika ingin bicara tentang semua aspek klub profesional liga,” tegas Reza, Minggu (28/12).
Menurut anggota DPR RI itu, PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) sebagai pengelola SFC, juga siap buka-bukaan bukan hanya tentang aspek legalitas, finansial, insfrastruktur, keolahragaan, serta personel dan administrasi, juga tentang ketertiban klub membayar kewajiban pajak.
“Kalau ingin melihat langsung semua aspek itu, silakan mereka datang ke Palembang. Tapi bagaimana dengan kewajiban klub membayar pajak, kami siap memperlihatkan semuanya. SFC selalu menyelesaikan kewajiban pajak,” ujarnya.
Putra sulung Gubernur Sumsel, Alex Noerdin ini juga menilai, apa yang diungkapkan Tigor Shalom Boboy tersebut, mencederai semua usaha klub-klub ISL yang berupaya meningkatkan kondisi klub. “Sekali lagi, apa sebenarnya yang menjadi parameternya. Karena semua aturan mutlak yang diinginkan PT Liga, sudah kami jalani. Saya pikir semua klub yang berkompetisi di ISL juga demikian, bukan hanya tiga klub itu saja” tandasnya.
Sementara dihubungi terpisah, Chief Executive Officer (CEO) PT Liga Indonesia, Joko Driyono, meluruskan apa yang disampaikan Tigor Shalom Boboy, terkait kelayakan klub-klub ISL. “Apa yang disampaikan pak Tigor, tak berkaitan langsung dengan klub peserta. “Mengapa, karena persoalan lisensi klub ada dua hal, yakni faktual dan aspek. Dimana ada kaitan hal-hal kecil yang lewat. Seperti, faktanya klub ada stadion. Tapi dalam beberapa hal kecil yang terlewat dan belum dilengkapi,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Jodri ini menuturkan, sangat memahami apa yang dirasakan SFC yang selalu konsentrasi dengan standar semua aspek tersebut. “SFC tidak diragukan lagi. Tapi kaitan dengan yang diungkapkan pak Tigor, itu hanya fokus pada license. Karena, khusus untuk proses verifikasi klub ISL 2015, masih berjalan. PT Liga juga yakin, SFC termasuk dalam klub top class. Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring juga sudah terbiasa menggelar event internasional, bukan hanya nasional,” tutupnya.
Presiden SFC Dodi Reza Alex tidak terima pernyataan Sekretaris Korporat PT Liga Indonesia (LI), Tigor Shalom Boboy, bahwa dalam klub ISL, hanya Persib, Arema Cronus, dan Persipura yang termasuk kategori profesional. Sementara SFC tidak disebut sebagai klub profesional.
“Seharusnya Tigor hati-hati kalau bicara, parameternya apa. SFC siap di adu dengan tiga klub yang katanya masuk kategori profesional, jika ingin bicara tentang semua aspek klub profesional liga,” tegas Reza, Minggu (28/12).
Menurut anggota DPR RI itu, PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) sebagai pengelola SFC, juga siap buka-bukaan bukan hanya tentang aspek legalitas, finansial, insfrastruktur, keolahragaan, serta personel dan administrasi, juga tentang ketertiban klub membayar kewajiban pajak.
“Kalau ingin melihat langsung semua aspek itu, silakan mereka datang ke Palembang. Tapi bagaimana dengan kewajiban klub membayar pajak, kami siap memperlihatkan semuanya. SFC selalu menyelesaikan kewajiban pajak,” ujarnya.
Putra sulung Gubernur Sumsel, Alex Noerdin ini juga menilai, apa yang diungkapkan Tigor Shalom Boboy tersebut, mencederai semua usaha klub-klub ISL yang berupaya meningkatkan kondisi klub. “Sekali lagi, apa sebenarnya yang menjadi parameternya. Karena semua aturan mutlak yang diinginkan PT Liga, sudah kami jalani. Saya pikir semua klub yang berkompetisi di ISL juga demikian, bukan hanya tiga klub itu saja” tandasnya.
Sementara dihubungi terpisah, Chief Executive Officer (CEO) PT Liga Indonesia, Joko Driyono, meluruskan apa yang disampaikan Tigor Shalom Boboy, terkait kelayakan klub-klub ISL. “Apa yang disampaikan pak Tigor, tak berkaitan langsung dengan klub peserta. “Mengapa, karena persoalan lisensi klub ada dua hal, yakni faktual dan aspek. Dimana ada kaitan hal-hal kecil yang lewat. Seperti, faktanya klub ada stadion. Tapi dalam beberapa hal kecil yang terlewat dan belum dilengkapi,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Jodri ini menuturkan, sangat memahami apa yang dirasakan SFC yang selalu konsentrasi dengan standar semua aspek tersebut. “SFC tidak diragukan lagi. Tapi kaitan dengan yang diungkapkan pak Tigor, itu hanya fokus pada license. Karena, khusus untuk proses verifikasi klub ISL 2015, masih berjalan. PT Liga juga yakin, SFC termasuk dalam klub top class. Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring juga sudah terbiasa menggelar event internasional, bukan hanya nasional,” tutupnya.
()