Michael Berrer, Penggali Makam Petenis Papan Atas Dunia
A
A
A
DOHA - Buat sebagian pencinta tenis, nama Michael Berrer mungkin tidak banyak yang mengetahuinya. Maklum saja, selama ini prestasi petenis Jerman tersebut tidak begitu moncer. Tapi lewat Qatar Terbuka 2015, Berrer bakal menjadi penggali makam papan atas dunia.
Istilah penggali makam ini memang tidak berlebihan diberikan pada Berrer. Setidaknya, aksi Berrer di lapangan sudah meminta korban. Tak tanggung-tanggung, Rafael Nadal langsung dibenamkan lewat permainan tiga set yang berakhir dengan skor 1-6, 6-3, 6-4.
Di daftar peringkat dunia petenis kelahiran Stuttgart, Jerman itu masih berada di 100 besar dunia atau tepatnya 127 dunia. Tapi siapa nyana petenis yang sekarang berusia 34 tahun itu berhasil memberikan cerita lain. Kemenangan atas Nadal pun akan menjadi sejarah karirnya, sebab itu adalah kemenangan pertama atas petenis lima besar dunia.
Ada yang unik dari sosok Berrer ini. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ia sempat meminta izin pada istri untuk menunda pensiun setahun lagi. "Ini sungguh tidak bisa percaya. Ini adalah musim terakhir saya, jadi saya akan berjuang untuk itu. Kenapa tidak ?" ujarnya dilansir nytimes, Rabu (7/1/2015).
Lalu apa rahasia Berrer sehingga bisa mengalahkan Nadal ? Tanpa sungkan Berrer mengatakan restu istri menjadi kunci ia bermain lebih lepas. "Saya sudah membuat kesepakatan dengan istri dan diizinkan bermain setahun lagi. Inilah yang membuat saya bisa menikmati permainan dalam tur," tuturnya.
Perjuangan Berrer untuk bisa tampil di babak utama memang tidak mudah. Ia harus melakoni tiga pertandingan di kualifikasi. Dan di Doha ini merupakan kali kedua buat Berrer.
"Hari ini saya bermain tanpa banyak tekanan. Jika saya kalah, tidak ada yang akan menyalahkan saya. Semua orang akan berkata, 'Hei, pertandingan yang bagus. Terima kasih. Sampai jumpa'," lanjut pemain yang belum pernah meraih gelar itu.
Selain sebagai petenis, Berrer ternyata juga tergolong sosok yang cerdas. Gelar master di bidang psikologi olah raga.
Istilah penggali makam ini memang tidak berlebihan diberikan pada Berrer. Setidaknya, aksi Berrer di lapangan sudah meminta korban. Tak tanggung-tanggung, Rafael Nadal langsung dibenamkan lewat permainan tiga set yang berakhir dengan skor 1-6, 6-3, 6-4.
Di daftar peringkat dunia petenis kelahiran Stuttgart, Jerman itu masih berada di 100 besar dunia atau tepatnya 127 dunia. Tapi siapa nyana petenis yang sekarang berusia 34 tahun itu berhasil memberikan cerita lain. Kemenangan atas Nadal pun akan menjadi sejarah karirnya, sebab itu adalah kemenangan pertama atas petenis lima besar dunia.
Ada yang unik dari sosok Berrer ini. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ia sempat meminta izin pada istri untuk menunda pensiun setahun lagi. "Ini sungguh tidak bisa percaya. Ini adalah musim terakhir saya, jadi saya akan berjuang untuk itu. Kenapa tidak ?" ujarnya dilansir nytimes, Rabu (7/1/2015).
Lalu apa rahasia Berrer sehingga bisa mengalahkan Nadal ? Tanpa sungkan Berrer mengatakan restu istri menjadi kunci ia bermain lebih lepas. "Saya sudah membuat kesepakatan dengan istri dan diizinkan bermain setahun lagi. Inilah yang membuat saya bisa menikmati permainan dalam tur," tuturnya.
Perjuangan Berrer untuk bisa tampil di babak utama memang tidak mudah. Ia harus melakoni tiga pertandingan di kualifikasi. Dan di Doha ini merupakan kali kedua buat Berrer.
"Hari ini saya bermain tanpa banyak tekanan. Jika saya kalah, tidak ada yang akan menyalahkan saya. Semua orang akan berkata, 'Hei, pertandingan yang bagus. Terima kasih. Sampai jumpa'," lanjut pemain yang belum pernah meraih gelar itu.
Selain sebagai petenis, Berrer ternyata juga tergolong sosok yang cerdas. Gelar master di bidang psikologi olah raga.
(bbk)