Terkait Sepak Bola Gajah, Slemania Minta Dukungan KONI DIY

Rabu, 07 Januari 2015 - 15:39 WIB
Terkait Sepak Bola Gajah,...
Terkait Sepak Bola Gajah, Slemania Minta Dukungan KONI DIY
A A A
YOGYAKARTA - Slemania, kelompok supporter pendukung PSS Sleman terus perjuangkan fakta yang diperoleh dari hasil investigasi kasus sepakbola Gajah antara PSS Sleman dan PSIS Semarang Oktober tahun lalu. Kali ini, langkah yang dilakukan dengan meminta dukungan dari KONI DIY dalam hal ini Ketua Umumnya GBPH Prabukusumo.

Kerabat Keraton Yogyakarta tersebut diminta untuk memberikan dukungan terhadap langkah yang akan diambil oleh Slemania. Dalam fakta yang diungkapkan kepada adik dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X tersebut, mantan manajer PSS Sleman Supardjiono dinilai Slemania menjadi pihak yang paling bertanggungjawab dengan permainan yang sangat menghebohkan di akhir musim kompetisi 2014 tersebut.

“Kalau disebutkan Supardjiono tidak ada di lapangan saat gol bunuh diri terhadi itu tidak benar. Fakta yang ada posisinya ada di base pemain. Dan kita ada fotonya,” tegas Ketua Slemania Lilik Yulianto.

Selain foto, Slemania menurut Lilik, juga sudah memiliki rekaman hasil wawancara dengan sejumlah pemain. Isi dari pembicaraan yang dilakukan adalah seputar persoalan kebijakan sepakbola gajah. Fakta-fakta tersebut menurutnya, siap untuk digandakan dalam bentuk DVD untuk kemudian dikirimkan ke sejumlah pihak terkait.

“Gusti Prabu (GBPH Prabukusumo) menegaskan bahwa kebenaran harus dibuka. Makanya kita akan kirimkan fakta-fakta ini ke sejumlah pihak termasuk ke Presiden, juga Menpora, Tim Sembilan. Bahkan nanti teman-teman media juga akan kita berikan kopi-an dalam bentuk DVDnya,” tambah Lilik.

Dengan fakta-fakta yang dimiliki, Slemania berharap PSSI bisa melakukan revisi sanksi yang telah diberikan kepada para pihak terkait dengan kasus Sepak bola Gajah. Utamanya kepada Supardjiono yang disebut dengan tegas menjadi pihak yang harus bertanggung jawab meski saat ini dari keputusan Komdis PSSI pengusaha konstruksi asal Sleman tersebut lolos dari sanksi.

Termasuk revisi sanksi untuk pemain yang dinilai Lilik sangat berat untuk dijalani. “Para pemain ini memiliki tanggungjawab untuk menghidupi keluarga. Artinya kalau kemudian tidak boleh bermain, bagaimana mereka akan memenuhi tanggungjawabnya,” tandasnya.

Sementara itu upaya untuk memperjuangkan nasib para pemain PSS Sleman yang dilakukan oleh manajemen tim pada kegiatan konggres tahunan PSSI di awal 2015 ini tidak jadi dilakukan. Perwakilan PSS Sleman yang menjadi voters dari Asprov PSSI DIY urung mengajukan agenda pembahasan mengenai Sepak bola Gajah.

Perwakilan PSS Puji Prasetyo di Konggres Tahunan 2015 PSSI mengatakan, pembatalan pengajuan agenda Sepakbola Gajah dalam arena konggres mempertimbangkan risiko kegagalan. Penilaian tersebut muncul karena, persoalan itu hanya menimpa PSS Sleman dan PSIS Semarang.

Dengan langkah tersebut, manajemen akan mencoba untuk melakukan Peninjauan Kembali (PK) melalui Ketua Umum PSSI. Dan langkah tersebut diklaim sudah dilakukan beberapa saat sebelum pembukaan konggres lalu. “Sebelum pembukaan konggres surat peninjauan kembali sanksi sudah kita serahkan ke ketua umum,” pungkasnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9545 seconds (0.1#10.140)