Boaz Mengamuk, Mutiara Hitam Kubur Naga Mekes
A
A
A
MALANG - Persipura Jayapura akhirnya bisa menghapus penampilan buruk di laga pertama SCM Cup 2015. Di laga kedua, pasukan Mutiara Hitam mengamuk dengan mengubur Mitra Kukar, 4-1, Selasa (20/1).
Dua gol Boaz Solossa (24' dan 55'), Robertino Pugliara (68'), dan Zulham Zamrun (88') cukup mewakili permainan ofensif sekaligus progres positif di Stadion Kanjuruhan, Malang. Pemandangan sebaliknya ditunjukkan Mitra Kukar yang justru mengalami kemerosotan.
Sebiji gol balasan yang diciptakan Rahmad Afandi di awal babak kedua adalah satu-satunya peluang bagus Naga Mekes. Dibanding ketika dikalahkan Arema Cronus, pola serangan tim asal Tenggarong menurun drastis dan terlihat sporadis.
Catatan khusus di laga ini adalah perubahan formasi Persipura. Jika sebelumnya memakai 4-3-3, pelatih Osvaldo Lessa berganti ke 4-3-1-2, dengan memasang duet Boaz Solossa dan Lancine Kone di depan. Robertino Pugliara menopang di belakangnya.
Pola ini sangat efektif dalam mengoyak pertahanan Naga Mekes, dibanding melebar dengan tiga striker. Dua gol Boaz dan satu gol dari Robertino sangat kentara serangan tengah lebih membahayakan. Skill individu pemain Persipura juga efektif dengan pola ini.
Gol pertama Boaz lahir lewat aksi individu melewati pemain belakang lawan. Gol keduanya pun didahului aksi Lancine Kone. Hanya gol terakhir yang tak melalui open play, yakni lewat tendangan bebas Zulham Zamrun.
Namun Persipura juga diuntungkan pertahahan Mitra yang sangat parah. Duet Yanto Basna dan Jorge Gotor porak-poranda diacak-acak Boaz dan Kone. Gotor, eks pemain timnas Spanyol, menjadi salah satu penampil terburuk sore itu. Blundernya memainkan bola di kotak pinalti berujung gol Robertino Pugliara.
Dia juga melakukan professional foul pada Robertino dan sebenarnya layak mendapatkan kartu merah. Walau begitu, Mitra tetap mengakhiri laga dengan 10 pemain setelah Yanto Basna diusir wasit pada menit akhir. Dengan mutu performa seperti ini, Mitra layak tersingkir lebih dulu di SCM Cup.
Boaz Solossa menjadi pemain paling berkelas sepanjang laga. Dua gol dan satu assist sudah cukup menjadikannya pemain paling berpengaruh. Belum lagi aksi individu dan kecepatan yang selalu membuat pertahanan lawan tak pernah nyaman.
Bagi Persipura, hasil positif ini menjadikan modal bagus menuju laga terakhir Grup B kontra tuan rumah Arema Cronus. Jika minimal bisa bermain dengan kualitas seperti kontra Mitra Kukar, maka ada kesempatan bagi mereka mengambil poin.
Dua gol Boaz Solossa (24' dan 55'), Robertino Pugliara (68'), dan Zulham Zamrun (88') cukup mewakili permainan ofensif sekaligus progres positif di Stadion Kanjuruhan, Malang. Pemandangan sebaliknya ditunjukkan Mitra Kukar yang justru mengalami kemerosotan.
Sebiji gol balasan yang diciptakan Rahmad Afandi di awal babak kedua adalah satu-satunya peluang bagus Naga Mekes. Dibanding ketika dikalahkan Arema Cronus, pola serangan tim asal Tenggarong menurun drastis dan terlihat sporadis.
Catatan khusus di laga ini adalah perubahan formasi Persipura. Jika sebelumnya memakai 4-3-3, pelatih Osvaldo Lessa berganti ke 4-3-1-2, dengan memasang duet Boaz Solossa dan Lancine Kone di depan. Robertino Pugliara menopang di belakangnya.
Pola ini sangat efektif dalam mengoyak pertahanan Naga Mekes, dibanding melebar dengan tiga striker. Dua gol Boaz dan satu gol dari Robertino sangat kentara serangan tengah lebih membahayakan. Skill individu pemain Persipura juga efektif dengan pola ini.
Gol pertama Boaz lahir lewat aksi individu melewati pemain belakang lawan. Gol keduanya pun didahului aksi Lancine Kone. Hanya gol terakhir yang tak melalui open play, yakni lewat tendangan bebas Zulham Zamrun.
Namun Persipura juga diuntungkan pertahahan Mitra yang sangat parah. Duet Yanto Basna dan Jorge Gotor porak-poranda diacak-acak Boaz dan Kone. Gotor, eks pemain timnas Spanyol, menjadi salah satu penampil terburuk sore itu. Blundernya memainkan bola di kotak pinalti berujung gol Robertino Pugliara.
Dia juga melakukan professional foul pada Robertino dan sebenarnya layak mendapatkan kartu merah. Walau begitu, Mitra tetap mengakhiri laga dengan 10 pemain setelah Yanto Basna diusir wasit pada menit akhir. Dengan mutu performa seperti ini, Mitra layak tersingkir lebih dulu di SCM Cup.
Boaz Solossa menjadi pemain paling berkelas sepanjang laga. Dua gol dan satu assist sudah cukup menjadikannya pemain paling berpengaruh. Belum lagi aksi individu dan kecepatan yang selalu membuat pertahanan lawan tak pernah nyaman.
Bagi Persipura, hasil positif ini menjadikan modal bagus menuju laga terakhir Grup B kontra tuan rumah Arema Cronus. Jika minimal bisa bermain dengan kualitas seperti kontra Mitra Kukar, maka ada kesempatan bagi mereka mengambil poin.
(aww)