Inzaghi Tak Punya Tongkat Ajaib

Rabu, 28 Januari 2015 - 16:41 WIB
Inzaghi Tak Punya Tongkat Ajaib
Inzaghi Tak Punya Tongkat Ajaib
A A A
MILAN - Pelatih AC Milan Filippo 'Pippo' Inzaghi kecewa timnya tersingkir dari ajang Coppa Italia 2014/2015. Namun, Pippo tersenyum lantaran Rossoneri masih memberinya kesempatan menangani Stephan El Shaarawy dkk.

Milan gagal melangkah lebih jauh setelah dihentikan Lazio pada perempat final Coppa Italia di San Siro, Selasa (27/1/1/2015) atau Rabu dini hari WIB. Gol Lucas Biglia dari titik penalti pada menit ke-38 memaksa Milan menyerah 0-1 dan diambang tanpa gelar musim ini.

Inzaghi mengaku kecewa karena Milan tak layak kalah dari Lazio yang hanya diperkuat 10 pemain setelah Lorik Cana mendapat kartu kuning kedua menit ke-45. Namun, Inzaghi minta semua pihak bersabar. Dia berkaca pada Sir Alex Ferguson yang butuh tujuh tahun untuk memetik trofi Liga Primer di Manchester United.

"Kami tidak melakukan apa yang dirasa mampu. Tapi, kami harus terus bekerja. Hari ini teman saya bilang bahwa Sir Alex Ferguson butuh waktu tujuh tahun untuk memenangkan gelar liga pertamanya. Itu bukan berarti saya membandingkan diri saya dengan Ferguson, tentu saja tidak. Mancini, guru dari Pelatih, juga sempat mengalami masa sulit," katanya dilansir football-italia.

Mengenai krisis Milan, Inzaghi menjelaskan dirinya tua lebih cepat lantaran berpacu dengan waktu untuk mengembalikan performa Rossoneri. Di Milan, imbuh Inzaghi, segalanya tergesa-gesa untuk melakukan segala sesuatu. Sayangnya, dia tak punya tongkat ajaib yang bisa mengubah segalanya dengan cepat.

"Saya orang pertama yang marah ketika Milan tidak menang, tapi kami harus perhitungkan bahwa tidak ada yang memiliki tongkat ajaib untuk mengubah segalanya dengan cepat," ujarnya.

Inzaghi mengungkapkan, Presiden Milan Silvio Berlusconi dan CEO Galliani percaya akan kemampuan dan profesionalismenya. Dia akan memberikan segalanya untuk kehormatan jersey Milan, meski akan menghadapi tantangan sulit. Inzaghi akan berusaha membawa Milan kembali ke puncak dan di posisi lebih baik.

"Jika mereka tidak menendang saya keluar, saya dengan senang hati akan tinggal di Milan seumur hidup. Ini adalah pekerjaan yang selalu saya impikan. Banyak orang percaya kepada saya dan tak ada yang menyangkal sepenuh hati dan jiwa saya hanya untuk Milan."

"Saya senang melakukan pekerjaan ini karena dapat terus-menerus belajar dan tumbuh. Betapa indah melihat pemain peduli pada saya. Menjadi pelatih, saya mengalami penuaan lebih cepat. Di rambut saya muncul uban, tapi itu normal!"
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2671 seconds (0.1#10.140)