Terusir, Persija Bisa Sulit Jadi Juara
A
A
A
JAKARTA - Terusirnya Persija Jakarta dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, sangat disayangkan Pelatih Rahmad Darmawan. Arsitek tim yang kerap disapa RD itu menyatakan, problem itulah yang jadi faktor utama kenapa Macan Kemayoran, julukan Persija, kerap tidak maksimal saat berkompetisi.
Selepas PT Liga Indonesia (Liga) memberikan draf jadwal Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 kepada 18 klub peserta, Liga mendapat info jika Persija akan kesulitan menggelar setidaknya sembilan laga kandang di SUGBK. Sebab, stadion berkapasitas 80.000 tempat duduk itu sudah disewa pihak ketiga.
Tercatat setidaknya ada sembilan laga kandang yang besar kemungkinan tidak bisa dimainkan di SUGBK. Dua di antaranya saat Persija dijadwalkan menjamu Persib Bandung dan Arema Cronus, dua laga klasik yang biasanya akan menyedot animo tinggi suporter untuk hadir langsung di stadion.
RD teringat pengalamannya saat menukangi Persija di musim kompetisi 2010/2011. Saat itu Persija gagal menjadi yang terbaik dan hanya duduk di peringkat 3 klasemen akhir. Pelatih asal Metro, Lampung, itu pun menilai, sering kalinya Persija terusir dari Jakarta yang jadi faktor utama kegagalan timnya meraih hasil maksimal.
”Saya sebetulnya belum mengetahui pasti adanya kabar tersebut sehingga saya sulit berkomentar. Tapi jika itu yang terjadi, tentu sangat disayangkan. Sebab, pengalaman saya di Persija pada 2011, waktu itu kami di nomor 3, itulah masalah terbesar Persija,” ungkap RD kepada KORAN SINDOkemarin.
Harus keluar dari SUGBK di sembilan laga kandang sangat merugikan Persija. Apalagi, tim asal ibu kota tersebut kembali memasang target tinggi di kompetisi ISL tahun ini. Dengan skuad yang cukup komplet, Persija bertekat memutus puasa juara setelah terakhir kali diraih pada 2001.
”Jika tidak bisa di SUGBK, inginnya di Stadion Menteng, tapi stadionnya sudah tidak ada. Atau di stadion BMW, tapi sayang belum jadi. Sulit bagi Persija kalau harus memilih tampil di luar Jakarta. Kalau memang harus menggelar laga kandang di luar Jakarta, alternatif biasanya lebih ke Solo, Yogyakarta, atau Semarang,” tuturnya.
Decky irawan jasri
Selepas PT Liga Indonesia (Liga) memberikan draf jadwal Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 kepada 18 klub peserta, Liga mendapat info jika Persija akan kesulitan menggelar setidaknya sembilan laga kandang di SUGBK. Sebab, stadion berkapasitas 80.000 tempat duduk itu sudah disewa pihak ketiga.
Tercatat setidaknya ada sembilan laga kandang yang besar kemungkinan tidak bisa dimainkan di SUGBK. Dua di antaranya saat Persija dijadwalkan menjamu Persib Bandung dan Arema Cronus, dua laga klasik yang biasanya akan menyedot animo tinggi suporter untuk hadir langsung di stadion.
RD teringat pengalamannya saat menukangi Persija di musim kompetisi 2010/2011. Saat itu Persija gagal menjadi yang terbaik dan hanya duduk di peringkat 3 klasemen akhir. Pelatih asal Metro, Lampung, itu pun menilai, sering kalinya Persija terusir dari Jakarta yang jadi faktor utama kegagalan timnya meraih hasil maksimal.
”Saya sebetulnya belum mengetahui pasti adanya kabar tersebut sehingga saya sulit berkomentar. Tapi jika itu yang terjadi, tentu sangat disayangkan. Sebab, pengalaman saya di Persija pada 2011, waktu itu kami di nomor 3, itulah masalah terbesar Persija,” ungkap RD kepada KORAN SINDOkemarin.
Harus keluar dari SUGBK di sembilan laga kandang sangat merugikan Persija. Apalagi, tim asal ibu kota tersebut kembali memasang target tinggi di kompetisi ISL tahun ini. Dengan skuad yang cukup komplet, Persija bertekat memutus puasa juara setelah terakhir kali diraih pada 2001.
”Jika tidak bisa di SUGBK, inginnya di Stadion Menteng, tapi stadionnya sudah tidak ada. Atau di stadion BMW, tapi sayang belum jadi. Sulit bagi Persija kalau harus memilih tampil di luar Jakarta. Kalau memang harus menggelar laga kandang di luar Jakarta, alternatif biasanya lebih ke Solo, Yogyakarta, atau Semarang,” tuturnya.
Decky irawan jasri
(bbg)