Dorna Lirik India, Indonesia Kapan?
A
A
A
SEPANG - Indonesia memang dinilai memiliki pasar yang bagus untuk menggelar balapan MotoGP. Tim Repsol Honda pun memahami hal itu sampai mereka memamerkan RCV213V dengan corak yang baru di Pulau Dewata, Bali. Tapi mimpi untuk merealisasikan hajatan balap motor paling bergengsi di dunia masih jauh dari harapan.
Pasalnya CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, justru melirik India. Dia beranggapan bahwa negara yang terkenal dengan film Bollywood-nya itu dinilai memiliki pasar yang bagus dalam dunia olah raga balap.
Pengalaman mereka menggelar balapan Formula 1 pada 2011 lalu adalah salah satu bentuk keseriusan mereka, meskipun pada akhirnya harus kembali keluar kalender saat masalah perpajakan tercium pada 2013 lalu.
Ezpeleta berharap bisa memasukan India dalam kalender MotoGP tahun berikutnya. Alasannya adalah India merupakan negara terbesar kedua setelah China dalam pasar sepeda motor. Berarti kecintaan masyarakat di sana, kata dia, begitu besar terhadap kendaraan roda dua.
"Ini berbeda, Formula One adalah tingkat aspirasi lain. Sepeda motor adalah sesuatu yang sangat populer di India dan lebih dekat dengan orang normal," kata Ezpeleta, dalam wawancara khusus dengan Reuters, Selasa (3/2/2015).
Pernyataan Ezpeleta tidak hanya isapan jempol belaka. Dia berkata bahwa Dorna sudah memiliki tim pabrik Mahindra yang berpartisipasi dalam kejuaraan Moto3. Bisa dikatakan, ini merupakan jalan yang bagus untuk memuluskan rencana tersebut.
"Kita perlu fokus pada hal-hal yang berbeda di sini seperti kita tidak promotor lokal. Tapi biaya penyelenggaraan perlombaan MotoGP kurang dari Formula Satu dan kami memiliki pabrik Mahindra yang berpartisipasi dalam kejuaraan dunia Moto3. Saya pikir kita bisa menempatkan semua langkah pertama kami, dengan hak untuk menjadi sukses di India, tetapi tidak ada yang mudah dari awal."
Ada tiga hal yang disoroti Ezpeleta jika dia benar-benar tertarik membawa sirkus MotoGP ke India. "Pertama, produsen menjadi bagian dari kesepakatan dan dalam hal ini kita memiliki Mahindra . Kedua, kita perlu memiliki pembalap India, tapi sayangnya kita masih belum punya dan untuk itu kami memiliki ajang bakat Asian Talent Cup. Ketiga, jika kedua hal itu sudah terpenuhi maka kita bisa menggelar grand prix," tukasnya.
Tahun ini, balapan MotoGP hanya terdapat 18 balapan. Target dari promotor adalah untuk mengisi kekosongan dalam kalender dalam dua tahun ke depan menjadi 20 balapan.
Pasalnya CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, justru melirik India. Dia beranggapan bahwa negara yang terkenal dengan film Bollywood-nya itu dinilai memiliki pasar yang bagus dalam dunia olah raga balap.
Pengalaman mereka menggelar balapan Formula 1 pada 2011 lalu adalah salah satu bentuk keseriusan mereka, meskipun pada akhirnya harus kembali keluar kalender saat masalah perpajakan tercium pada 2013 lalu.
Ezpeleta berharap bisa memasukan India dalam kalender MotoGP tahun berikutnya. Alasannya adalah India merupakan negara terbesar kedua setelah China dalam pasar sepeda motor. Berarti kecintaan masyarakat di sana, kata dia, begitu besar terhadap kendaraan roda dua.
"Ini berbeda, Formula One adalah tingkat aspirasi lain. Sepeda motor adalah sesuatu yang sangat populer di India dan lebih dekat dengan orang normal," kata Ezpeleta, dalam wawancara khusus dengan Reuters, Selasa (3/2/2015).
Pernyataan Ezpeleta tidak hanya isapan jempol belaka. Dia berkata bahwa Dorna sudah memiliki tim pabrik Mahindra yang berpartisipasi dalam kejuaraan Moto3. Bisa dikatakan, ini merupakan jalan yang bagus untuk memuluskan rencana tersebut.
"Kita perlu fokus pada hal-hal yang berbeda di sini seperti kita tidak promotor lokal. Tapi biaya penyelenggaraan perlombaan MotoGP kurang dari Formula Satu dan kami memiliki pabrik Mahindra yang berpartisipasi dalam kejuaraan dunia Moto3. Saya pikir kita bisa menempatkan semua langkah pertama kami, dengan hak untuk menjadi sukses di India, tetapi tidak ada yang mudah dari awal."
Ada tiga hal yang disoroti Ezpeleta jika dia benar-benar tertarik membawa sirkus MotoGP ke India. "Pertama, produsen menjadi bagian dari kesepakatan dan dalam hal ini kita memiliki Mahindra . Kedua, kita perlu memiliki pembalap India, tapi sayangnya kita masih belum punya dan untuk itu kami memiliki ajang bakat Asian Talent Cup. Ketiga, jika kedua hal itu sudah terpenuhi maka kita bisa menggelar grand prix," tukasnya.
Tahun ini, balapan MotoGP hanya terdapat 18 balapan. Target dari promotor adalah untuk mengisi kekosongan dalam kalender dalam dua tahun ke depan menjadi 20 balapan.
(rus)