Ini Dia Pemain Impor yang Berpotensi Kesohor
A
A
A
SURABAYA - Semua kontestan Indonesia Super League (ISL) asal Jawa Timur telah memenuhi slot pemain asing. Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Persegres Gresik United dan Arema Cronus telah memenuhi kebutuhan pemain impor.
Sejumlah nama memang bukan nama baru di ISL, sebut saja David Pagbe dan Pedro Javier (Persela), Sasa Zecevic (Persegres), Otavio Dutra (Persebaya), serta Fabiano Beltrame (Arema Cronus). Tapi juga ada beberapa nama baru atau debutan di ISL.
Sebagai bagian tim yang dianggap memiliki kualitas di atas pemain domestik, mereka jelas dibebani dengan harapan berlebih. Beberapa nama bahkan mau tak mau berdiri di bawah bayang-bayang pemain sebelumnya. Comot saja Sengbah Kennedy sebagai contoh.
Midfielder Arema Cronus tersebut diharapkan bisa menutup pos yang ditinggalkan Gustavo Lopez. Berat memang, karena pemain asal Liberia tersebut belum memiliki pengalaman di ISL karena sebelumnya bermain di Divisi Utama bersama Persiwa Wamena.
Tapi track record pemain tidak selalu menjadi persoalan, karena yang terpenting adalah kiprahnya bersama tim baru. Di masing-masing tim kini telah ada nama-nama yang menjadi asa bagi supporternya. Siapa saja mereka? Berikut analisanya.
Balsa Bozovic (Persela Lamongan)
Ditinggalkan tiga pemain asing musim lalu, Persela agaknya beruntung mendatangkan Balsa Bozovic. Pemain asal Montenegro ini memiliki potensi untuk menjadi salah satu gelandang terbaik di ISL. Dia memiliki keunggulan di akurasi umpan, visi permainan, serta ketahanan stamina. Melihat gerak-geriknya di masa pra musim, dia bisa lebih baik dibanding gelandang musim lalu Serdjan Lopicic. Dengan usia 27 tahun, Balsa sangat ideal untuk menunjukkan performa terbaiknya. Harus diakui, harapan terbesar publik bola Lamongan mengarah kepadanya dibanding sosok impor lain seperti David Pagbe dan Pedro Javier.
Sengbah Kennedy (Arema Cronus)
Datang dari level Divisi Utama, langsung dituntut menggelora di ISL. Perjuangan Kennedy tidak ringan dalam menjawab ekspektasi Aremania yang kadang sulit melupakan Gustavo Lopez. Tapi secara perlahan dia menunjukkan progres menjanjikan sebelum bergulirnya kompetisi musim ini. Sengbah memang bukan tipe flamboyan seperti Gustavo, melainkan lebih enerjik seperti karakter Zah Rahan. Dengan ciri khas rambut kribo, Kennedy bisa menjadi kekuatan penting di Stadion Kanjuruhan jika bisa terus mengembangkan dirinya. Malah harus diakui potensinya lebih besar dibanding kompatriotnya Yao Rudy yang berposisi sebagai striker.
Otavio Dutra (Persebaya Surabaya)
Si anak hilang telah kembali. Otavio Dutra akhirnya kembali ke pangkuan Bajul Ijo setelah sempat lepas ke Persipura Jayapura dan Persegres Gresik United. Bek asal Brasil ini memiliki semua kriteria yang dibutuhkan Persebaya di lini belakang, karena selain kualitas teknis dia juga memiliki karakter pemimpin. Bonek tentu tak bisa melupakan performanya kala masih berkostum Persebaya 1927. Dia kemudian juga mengantarkan Persipura Jayapura juara ISL edisi 2013. Secara mental dan teknis, pemain rupawan ini menjadi aset terbaik yang diperoleh Persebaya musim ini. Dia juga bisa menjadi pembimbing bagi banyaknya pemain muda yang ada di Persebaya.
Diego Gama de Oliviera (Persegres)
Bicara pemain impor, nama terbaik di Persegres tetap Shohei Matsunaga. Namun kini Ultrasmania menaruh harapan besar pada pendatang baru bernama Diego Gama. Persegres dalam beberapa musim terakhir diwarnai kegagalan mendapat striker subur dan Diego harus menyadari situasi itu. Posisinya sangat diharapkan bisa memecah kebuntuan walau selama pra musim jauh dari harapan. Ultrasmania kini berharap ada keajaiban yang mengubah Diego menjadi seorang predator sejati di kompetisi sesungguhnya. Patut ditunggu apakah warning dari manajemen soal performa minusnya di pra musim bakal memberikan dampak positif.
Sejumlah nama memang bukan nama baru di ISL, sebut saja David Pagbe dan Pedro Javier (Persela), Sasa Zecevic (Persegres), Otavio Dutra (Persebaya), serta Fabiano Beltrame (Arema Cronus). Tapi juga ada beberapa nama baru atau debutan di ISL.
Sebagai bagian tim yang dianggap memiliki kualitas di atas pemain domestik, mereka jelas dibebani dengan harapan berlebih. Beberapa nama bahkan mau tak mau berdiri di bawah bayang-bayang pemain sebelumnya. Comot saja Sengbah Kennedy sebagai contoh.
Midfielder Arema Cronus tersebut diharapkan bisa menutup pos yang ditinggalkan Gustavo Lopez. Berat memang, karena pemain asal Liberia tersebut belum memiliki pengalaman di ISL karena sebelumnya bermain di Divisi Utama bersama Persiwa Wamena.
Tapi track record pemain tidak selalu menjadi persoalan, karena yang terpenting adalah kiprahnya bersama tim baru. Di masing-masing tim kini telah ada nama-nama yang menjadi asa bagi supporternya. Siapa saja mereka? Berikut analisanya.
Balsa Bozovic (Persela Lamongan)
Ditinggalkan tiga pemain asing musim lalu, Persela agaknya beruntung mendatangkan Balsa Bozovic. Pemain asal Montenegro ini memiliki potensi untuk menjadi salah satu gelandang terbaik di ISL. Dia memiliki keunggulan di akurasi umpan, visi permainan, serta ketahanan stamina. Melihat gerak-geriknya di masa pra musim, dia bisa lebih baik dibanding gelandang musim lalu Serdjan Lopicic. Dengan usia 27 tahun, Balsa sangat ideal untuk menunjukkan performa terbaiknya. Harus diakui, harapan terbesar publik bola Lamongan mengarah kepadanya dibanding sosok impor lain seperti David Pagbe dan Pedro Javier.
Sengbah Kennedy (Arema Cronus)
Datang dari level Divisi Utama, langsung dituntut menggelora di ISL. Perjuangan Kennedy tidak ringan dalam menjawab ekspektasi Aremania yang kadang sulit melupakan Gustavo Lopez. Tapi secara perlahan dia menunjukkan progres menjanjikan sebelum bergulirnya kompetisi musim ini. Sengbah memang bukan tipe flamboyan seperti Gustavo, melainkan lebih enerjik seperti karakter Zah Rahan. Dengan ciri khas rambut kribo, Kennedy bisa menjadi kekuatan penting di Stadion Kanjuruhan jika bisa terus mengembangkan dirinya. Malah harus diakui potensinya lebih besar dibanding kompatriotnya Yao Rudy yang berposisi sebagai striker.
Otavio Dutra (Persebaya Surabaya)
Si anak hilang telah kembali. Otavio Dutra akhirnya kembali ke pangkuan Bajul Ijo setelah sempat lepas ke Persipura Jayapura dan Persegres Gresik United. Bek asal Brasil ini memiliki semua kriteria yang dibutuhkan Persebaya di lini belakang, karena selain kualitas teknis dia juga memiliki karakter pemimpin. Bonek tentu tak bisa melupakan performanya kala masih berkostum Persebaya 1927. Dia kemudian juga mengantarkan Persipura Jayapura juara ISL edisi 2013. Secara mental dan teknis, pemain rupawan ini menjadi aset terbaik yang diperoleh Persebaya musim ini. Dia juga bisa menjadi pembimbing bagi banyaknya pemain muda yang ada di Persebaya.
Diego Gama de Oliviera (Persegres)
Bicara pemain impor, nama terbaik di Persegres tetap Shohei Matsunaga. Namun kini Ultrasmania menaruh harapan besar pada pendatang baru bernama Diego Gama. Persegres dalam beberapa musim terakhir diwarnai kegagalan mendapat striker subur dan Diego harus menyadari situasi itu. Posisinya sangat diharapkan bisa memecah kebuntuan walau selama pra musim jauh dari harapan. Ultrasmania kini berharap ada keajaiban yang mengubah Diego menjadi seorang predator sejati di kompetisi sesungguhnya. Patut ditunggu apakah warning dari manajemen soal performa minusnya di pra musim bakal memberikan dampak positif.
(rus)