Berbuntut Panjang

Minggu, 22 Februari 2015 - 09:08 WIB
Berbuntut Panjang
Berbuntut Panjang
A A A
JAKARTA - Ditundanya kick-off Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berbuntut panjang.

Selain melahirkan perlawanan dari 18 klub kontestan ISL, keputusan itu juga membuat sepak bola Indonesia kembali berada dalam bayang-bayang sanksi federasi sepak bola dunia, FIFA. PSSI dan PT Liga Indonesia (Liga) lantas berkonsultasi dengan FIFA terkait pengunduran jadwal kick-off ISL tersebut.

Hal itu terbukti dengan datangnya surat balasan FIFA yang ditandatangani Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valke per tanggal 19 Februari lalu. Surat balasan itu berisi FIFA mengharamkan adanya campur tangan pihak ketiga dalam sepak bola Indonesia. Pihak ketiga yang dimaksud FIFA adalah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Menpora selaku pemerintah.

FIFA pun meminta PSSI memberi tahu perkembangan aktual paling lambat, Rabu (25/2). Surat kiriman FIFA itu langsung direspons dingin 18 klub ISL. Persis satu hari setelah surat FIFA itu datang, Jumat (19/2), mereka langsung menggelar pertemuan dan menyatakan Deklarasi Bandung. Pertemuan itu menghasilkan dua poin pernyataan.

Sikap pertama yang terbagi dalam empat poin, seperti memerintahkan Liga sebagai operator ISL tidak mengindahkan apa yang ditetapkan Menpora melalui BOPI terkait persyaratan dalam penerbitan rekomendasi izin ISL. Poin kedua, meminta Liga merencanakan jadwal baru ISL 2015. Poin ketiga, melakukan penyesuaian program dalam masa transisi hingga kick-off.

Poin keempat, mengambil langkah strategis lainnya untuk memproteksi bisnis klub. Sementara isi pernyataan sikap kedua adalah memohon kepada Presiden Joko Widodo mengambil tindakan atas keputusan Menpora terhadap sepak bola Indonesia. Mereka melihat keputusan Menpora sangat esensi dan substansinya adalah melakukan abuse of powerdengan menghambat, menghalangi, mempersulit, dan melarang 18 klub melaksanakan kompetisi.

Pembacaan Deklarasi Bandung itu dibacakan Sekretaris Persipura Jayapura Rocky Bebena. “Kalau sampai di-suspend, terus tidak boleh ikut di LCA (Liga Champions Asia) atau AFC (Piala AFC), situasi seperti itu sangat disayangkan. Mereka (BOPI dan Menpora) bilang ISL tidak memenuhi syarat. Kalau tidak memenuhi syarat, AFC tidak mungkin memberikan kami izin bertanding,” ungkap Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar.

“Kalau masih ada kekurangan, kesalahan, dibicarakan. Tapi, harus berjalan sambil dilengkapi di mana kekurangannya hingga sempurna. Kalau sampai terjadi suspendFIFA, yang berbahaya seluruh fansklub di Indonesia akan bergerak dan bobotoh(sapaan suporter Persib) akan merangsek. Saya harapkan hal itu tidak akan terjadi,” lanjutnya.

Terkait surat kiriman FIFA, Menpora langsung memberikan respons. Dia berharap organisasi sepak bola tertinggi di dunia itu diberikan masukan yang sebenar-benarnya oleh PSSI terkait alasan BOPI dan Menpora mengeluarkan sikap menunda digulirkannya ISL sesuai jadwal.

“Diberi masukan yang benar, seimbang, dan objektif agar tahu persis apa yang terjadi. Domain negara memastikan profesionalisme perusahaan (PT) yang mengelola atau memiliki klub. Tapi, bagaimana klub bisa sehat jika pemilik klub saja tidak sehat. Bagaimana sebuah PT disebut sehat jika gaji pemain menunggak,” tutur Menpora, saat dihubungi wartawan, kemarin.

CEO Liga Joko Driyono menyatakan pertandingan ISL kemungkinan besar baru bisa diputar pada April mendatang. Hal itu atas pertimbangan banyaknya agenda tim nasional Indonesia pada periode Maret, termasuk dua uji coba sesuai jadwal FIFA match day.

“Kami sudah menerima permintaan menyusun jadwal dan membuat program sejak Deklarasi Bandung hingga kick-off. Dengan berbagai pertimbangan, termasuk banyaknya agenda timnas Indonesia pada Maret, kemungkinan penjadwalan ulang kick-offISL baru bisa digelar 4 atau 5 April, tidak di Maret,” tutur Joko Driyono.

Decky irawan jasri
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0712 seconds (0.1#10.140)