Arema Akui Ada Tunggakan Gaji
A
A
A
MALANG - Arema Cronus akhirnya menempuh langkah sangat positif, yakni terbuka mengenai tunggakan gaji pemain.
Jika sebelumnya manajemen sempat “emosional” menanggapi keluhan Munhar, salah satu pemain yang masih belum terlunasi gajinya, kini Arema lebih gentle. CEO Iwan Budianto mengakui secara terbuka Arema masih tahap mengangsur tunggakan gaji beberapa pemain yang sudah tidak berada di Stadion Kanjuruhan.
Mereka adalah Munhar, Agung Suprayogi, Khusnul Yuli, serta Asisten Pelatih Wolfgang Pikal. Mereka adalah pemain dan asisten pelatih yang bekerja untuk Arema pada musim 2012 atau sebelum peralihan ke era Cronus. Dari tiga pemain itu hanya Munhar yang masa kerjanya berlanjut hingga musim 2014 atau sebelum memutuskan bergabung Persebaya Surabaya. Walau pengakuan manajemen mengejutkan sebagian Aremania karena mengira timnya bersih dari tunggakan gaji, keterbukaan manajemen tim berjuluk Singo Edan tetap patut diapresiasi.
Tak banyak klub yang bersikap transparan soal utang gaji, apalagi menyebut nama secara spesifik. “Saya akui Arema masih memiliki utang kepada beberapa pemain, yakni Munhar, Agung Suprayogi, Khusnul Yuli, serta mantan Asisten Pelatih Wolfgang Pikal. Kami akan terus berupaya melunasinya sesuai dengan kondisi keuangan Arema,” sebut Iwan, yang menjadi orang nomor satu di Arema.
Iwan juga dengan jujur mengatakan manajemen hanya bisa melunasi dengan cara mengangsur alias dicicil. Sebab, untuk melunasi secara kontan terlalu berat mengingat Arema juga membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk memodali musim ini. “Yang pasti akan dilunasi, bagaimana pun sistemnya. Semua disesuaikan dengan cash flowArema. Prioritasnya jelas pemain yang sudah tidak lagi memperkuat Arema. Arema punya iktikad baik dalam hal ini,” ujar Iwan.
Informasi yang diterima, tunggakan gaji terbesar yang ditanggung Arema adalah pada musim 2012. Saat itu Arema mengalami krisis finansial hebat dan nyaris terdegradasi dari Indonesia Super League (ISL). Macetnya gaji pemain tak terhindarkan. Nyatanya hingga kini sisa-sisa tunggakan musim tersebut masih ada, seperti nama yang disebutkan Iwan.
Pemain yang masih belum terlunasi gajinya sebagian besar sudah meninggalkan Malang atau bergabung dengan tim lain. Tunggakan tersebut baru terkuak gamblang setelah Munhar berkicau di media sosial soal nominal haknya yang masih nyantoldi bekas klubnya. Arema pun terlihat tak lagi sensitif terhadap sikap Munhar yang blakblakan.
Kukuh setyawan
Jika sebelumnya manajemen sempat “emosional” menanggapi keluhan Munhar, salah satu pemain yang masih belum terlunasi gajinya, kini Arema lebih gentle. CEO Iwan Budianto mengakui secara terbuka Arema masih tahap mengangsur tunggakan gaji beberapa pemain yang sudah tidak berada di Stadion Kanjuruhan.
Mereka adalah Munhar, Agung Suprayogi, Khusnul Yuli, serta Asisten Pelatih Wolfgang Pikal. Mereka adalah pemain dan asisten pelatih yang bekerja untuk Arema pada musim 2012 atau sebelum peralihan ke era Cronus. Dari tiga pemain itu hanya Munhar yang masa kerjanya berlanjut hingga musim 2014 atau sebelum memutuskan bergabung Persebaya Surabaya. Walau pengakuan manajemen mengejutkan sebagian Aremania karena mengira timnya bersih dari tunggakan gaji, keterbukaan manajemen tim berjuluk Singo Edan tetap patut diapresiasi.
Tak banyak klub yang bersikap transparan soal utang gaji, apalagi menyebut nama secara spesifik. “Saya akui Arema masih memiliki utang kepada beberapa pemain, yakni Munhar, Agung Suprayogi, Khusnul Yuli, serta mantan Asisten Pelatih Wolfgang Pikal. Kami akan terus berupaya melunasinya sesuai dengan kondisi keuangan Arema,” sebut Iwan, yang menjadi orang nomor satu di Arema.
Iwan juga dengan jujur mengatakan manajemen hanya bisa melunasi dengan cara mengangsur alias dicicil. Sebab, untuk melunasi secara kontan terlalu berat mengingat Arema juga membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk memodali musim ini. “Yang pasti akan dilunasi, bagaimana pun sistemnya. Semua disesuaikan dengan cash flowArema. Prioritasnya jelas pemain yang sudah tidak lagi memperkuat Arema. Arema punya iktikad baik dalam hal ini,” ujar Iwan.
Informasi yang diterima, tunggakan gaji terbesar yang ditanggung Arema adalah pada musim 2012. Saat itu Arema mengalami krisis finansial hebat dan nyaris terdegradasi dari Indonesia Super League (ISL). Macetnya gaji pemain tak terhindarkan. Nyatanya hingga kini sisa-sisa tunggakan musim tersebut masih ada, seperti nama yang disebutkan Iwan.
Pemain yang masih belum terlunasi gajinya sebagian besar sudah meninggalkan Malang atau bergabung dengan tim lain. Tunggakan tersebut baru terkuak gamblang setelah Munhar berkicau di media sosial soal nominal haknya yang masih nyantoldi bekas klubnya. Arema pun terlihat tak lagi sensitif terhadap sikap Munhar yang blakblakan.
Kukuh setyawan
(ars)