Pelatih Brilian yang Sudah Ketinggalan Jaman

Minggu, 01 Maret 2015 - 06:42 WIB
Pelatih Brilian yang Sudah Ketinggalan Jaman
Pelatih Brilian yang Sudah Ketinggalan Jaman
A A A
LONDON - Meski sempat mendapat cacian dari para pendukung setia The Gunners lantaran tak kunjung memberikan gelar selama delapan tahun, namun Arsenal nyatanya tetap saja memberikan Arsene Wenger kepercayaan sebagai pelatih kepala. Hal ini tentunya tidak terlepas dari konsistensi sang profesor yang selalu membawa Arsenal lolos ke Liga Champion Eropa setiap tahunnya.

Menurut mantan vice Chairman Arsenal, David Dein, meski tidak memberikan gelar selama delapan tahun lamanya, namun Wenger terbukti selalu berhasil mencapai target yang diberikan pihak klub di setiap musimnya.

"Dia mungkin tidak memberikan gelar sepanjang delapan tahun lamanya, tapi itu bukan berarti Wenger gagal. Setiap tahun ia selalu berhasil mencapai target yang diberikan klub, yaitu lolos ke gelaran Liga Champion Eropa," ungkap sang Chairman

Kedatangan Arsene Wenger ke Arsenal di tahun 1996 sebenarnya sempat menjadi pertanyaan banyak kalangan. Bagaimana tidak, Arsenal yang sejak lama memiliki nama besar, tiba-tiba saja mendatangkan seorang pelatih tanpa nama yang hanya memiliki pengalaman melatih di dua klub perancis dan satu klub asal Jepang.

Namun Wenger berhasil membuktikan kualitasnya dengan menghadiahi Arsenal tiga trophy sekaligus di musim keduanya. Hal ini pun akhirnya membuat Wenger menjadi salah satu pelatih yang sangat diperhitungkan di daratan Eropa.

Namun kegemilangan karir Wenger bersama Arsenal berakhir di musim 2004/2005. Setelah memenangkan FA CUP di tahun 2005, Wenger tidak lagi bisa memberikan gelar apapun kepada Arsenal selama delapan tahun lamanya. Tak pelak dirinya pun kerap menjadi bulan-bulanan para suporter dan meminta pihak klub untuk segera mendepaknya keluar dari Arsenal.

Meski demikian Wenger hanya diam. Menurutnya, yang dilakukan para suporter setia Arsenal merupakan suatu hal yang sangat wajar. Dan hal tersebut justru membuatnya merasa harus berbuat lebih, guna menunjukan kecintaan-nya kepada klub.

"Saya hanya berusaha untuk melakukan yang terbaik, dan sangat wajar bila para fans ingin melihat klub kesayangan-nya untuk mengangkat piala. Sejak usia saya 20 tahun saya telah bersumpah, seberat apapun pekerjaan yang saya dapatkan saya akan tetap berdiri tegak hingga semua tanggung jawab saya tercapai," tegas Wenger.

Akhirnya, setelah Arsenal berhasil memperbaiki neraca keuangannya, Wenger pun kembali menghadiahi Arsenal gelar juara Piala FA musim kemarin. Namun lagi-lagi, Arsenal tetap saja tak punya konsistensi. Meski telah disusupi pemain berbandrol mahal seperti Mesut Ozil dan Alexis Sanchez, Meriam London hingga kini masih juga belum bisa memperlihatkan karakter permainan yang membuat mereka layak disebut sebagai tim elit Eropa.

Buktinya jelas terlihat saat mereka melakoni leg pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa. Menjamu AS Monaco, Arsenal seakan bermain dengan skema yang tidak jelas. Meski terlihat menguasai permainan, namun Arsenal nyatanya hanya bisa bengong saat pemain Monaco memegang bola. Hasilnya, mereka pun dipermalukan dengan skor 0-2.

Hal ini seakan membuktikan, meski brilian dalam menciptakan tim idaman, namun cara Wenger dalam meracik permainan sudah sangat ketinggalan jaman. Strategi baru yang dimiliki para pelatih muda di daratan Eropa, kini sudah sangat jauh berkembang.

Maka dari itu, pihak Arsenal tentunya sudah memiliki pertimbangan. Bila masih ingin mempertahankan Wenger di musim depan, bukan tidak mungkin kalau gelar juara yang selama ini di idamkan Arsenal, Hanya akan tetap menjadi sebuah hayalan.
(rus)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7568 seconds (0.1#10.140)