Kenapa La Nyalla Dipanggil KPK Jelang Pemilihan Ketua?

Rabu, 11 Maret 2015 - 19:51 WIB
Kenapa La Nyalla Dipanggil KPK Jelang Pemilihan Ketua?
Kenapa La Nyalla Dipanggil KPK Jelang Pemilihan Ketua?
A A A
JAKARTA - La Nyalla Mahmud Mattalitti menegaskan kalau pemanggilannya ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, Rabu (11/3/2014) tidak akan berpengaruh pada kinerja dan program PSSI. La Nyalla sebelumnya menjalani pemeriksaan di kantor KPK terkait kasus pembangunan Rumah Sakit Airlangga Surabaya di tahun 2010.

''PSSI akan aman, program kami akan tetap jalan. Karena tidak ada kaitannya pemanggilan saya ini dengan PSSI,'' jelas La Nyalla.

Dipanggilnya La Nyalla ke kantor KPK hari ini memang langsung menjadi sorotan Utama. Pasalnya akan menjadi sebuah pukulan telak bagi PSSI yang baru bangkit dari mati suri, bila ada salah satu pengurusnya yang terlibat kasus korupsi.

Namun bila dikaitkan dengan rencana kongres yang akan digelar PSSI 18 April mendatang, pemanggilan La Nyalla oleh KPK tentunya akan menyisakan sedikit pertanyaan. Kenapa pemanggilan La Nyalla baru dilakukan sebulan jelang kongres yang salah satu agendanya adalah pemilihan ketua? Atau, apakah ada sekelumit pihak yang dengan sengaja mengangkat kasus ini ke permukaan, guna menghalangi langkah La Nyalla menuju posisi ketua?

Pasalnya, La Nyalla yang juga menjabat ketua Badan Tim Nasional (BTN) ini bisa dibilang memiliki kans paling besar untuk menduduki jabatan Ketua PSSI di periode pemilihan tahun ini. Perannya dalam proses penyatuan dualisme PSSI, bahkan menjadikannya sebagai salah satu sosok paling dihormati oleh sebagian besar anggota PSSI. Maka hampir mustahil bila membayangkan La Nyalla tidak bisa memenangkan proses pemilihan Ketua Umum PSSI yang akan berkangsung 18 April 2015 nanti.

Namun aroma penjegalan La Nyalla untuk menduduki bangku ketua sudah terasa sejak beberapa bulan belakangan. Setelah Timnas U-19 gagal meraih target menembus empat besar gelaran Piala Asia 2014, mulailah muncul beberapa suara sumbang yang menginginkan adanya reformasi total di tubuh pengurus sepak bola nasional. Hal ini bahkan membuat Menteri Pemuda dan Olahraga ikut-ikutan bersemangat mengurusi sepak bola dan ingin juga memiliki akses komunikasi langsung dengan FIFA.

Hasilnya pun bisa dibilang jauh dari perkiraan. Semangat Menpora yang awalnya ingin membongkar mafia sepak bola dan memberedel PSSI bila kedapatan melindungi oknum-oknumnya, akhirnya hanya meminta PSSI untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pajak mereka. Dan tentunya, tak ada satupun bukti keberadaan mafia bola yang beberapa bulan belakangan santer diangkat oleh sejumlah media.
(rus)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6234 seconds (0.1#10.140)
pixels