Tiga Venue Cabor PON Jabar Bakal Digeser
A
A
A
BANDUNG - Khawatir terlambat rampung, Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 bakal menggeser sejumlah venue cabang olah raga. Ketua Harian I PB PON Ahmad Hadadi mengatakan, tiga venue tersebut berada di wilayah Gelora Bandung Lautan Api (BLA) Kota Bandung diprediksi bakal meleset dari target penyelenggaraan PON.
Hadadi menyebutkan proses perpindahan venue itu Maret ini sudah final. "Yang ragu kami pindahkan,” ujar Hadadi di Gedung Sate, Selasa (17/3/2015)
Tiga venue tersebut, lanjut Hadadi, di antaranya cabang olahraga aquatic, polo air, dan tenis di BLA secara teknis tidak memungkinkan rampung pada 2015 ini. Rencananya untuk polo air akan dipindahkan ke Kota Bekasi, sementara aquatic dan tenis akan digelar di Bandung di lokasi yang berbeda. “Venue yang lain tidak ada masalah. Hanya di Kota Bandung yang dipindah,” ujarnya.
Menurut Hadadi, pergeseran venue tersebut memerlukan kajian terlebih dahulu, terutama untuk cabor tenis yang akan dipertandingkan di Lapangan Indoor Siliwangi, Bandung. “Ada dua pilihan selain Siliwangi yakni menggunakan lapangan milik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kami kaji dulu dua tempat ini,” katanya.
Hadadi mengatakan, venue aquatic di BLA saja prosesnya sampai saat ini belum dimulai. “November mendatang lahan di sana baru dilakukan pengerasan karena tanah di sana labil,” ucapya. Dari sisi anggaran, pihaknya mengaku tidak ada masalah karena untuk aquatic saja Rp60 miliar sudah disiapkan untuk Kota Bandung. Biaya untuk lapangan tenis sebesar Rp40 miliar. Namun, pihaknya tidak mau berspekulasi dan memilih yang pasti-pasti daripada berisiko. “Kota Bekasi sendiri yang akan mendapat tambahan venue sudah siap karena sebelumnya pernah menggelar porda, namun perlu beberapa pembenahan,” tutur Hadadi.
Sedangkan venue di kota lain sudah tinggal melanjutkan proses lelang dan pembangunan. Tapi semuanya harus dipastikan Maret ini karena menyangkut penganggaran dan pengalokasian untuk venue tidak akan ada lagi di 2016. Hadadi mengaku penetapan Maret ini adalah tenggat untuk penerimaan usulan anggaran pembenahan dan pembangunan venue. Rencananya kesiapan venue akan menjadi bahasan rapat besar PB pada pekan ini. “Kami akan finalkan seluruhnya dengan Ketua Umum (Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan),” ujarnya.
Tidak hanya persiapan venue, Hadadi pun menjelaskan pihaknya kini tengah mempersiapankan kinerja markom, bidang lain, transportasi akomodasi dan konsumsi. Termasuk juga hal hal yang berhubungan dengan KONI Jabar dan pusat. “Nanti semua akan kami evaluasi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga Jabar Yudha Munajat Saputra mengungkapkan, tidak hanya di tiga venue itu saja, melainkan venue cabor tinju yang akan dipusatkan di Kabupaten Sukabumi mengalami kendala teknis mengenai pembangunannya yang kurang pengawasan.
“Venue PON itu target harus selesai Desember 2015 dan barusan saya sudah survei venue PON di Sukabumi dan itu mangkrak. Itu karena teknis, pengawasannya kurang. Tapi saya katakan bahwa Desember 2015 harus sudah selesai. Saya tekankan begitu,” tegasnya.
Menurut Yudha, pembangunan venue sengaja disebar di beberapa wilayah di Jawa Barat dan tidak dipusatkan di ibu kota provinsi atau kota-kota besar saja, karena agar mendorong potensi mendongrak ekonomi daerah setempat. Wilayah Sukabumi dinilai memiliki potensi pariwisata, namun sampai saat ini kurang banyak diminati wisatawan. “Kami menyimpan venue tinju di Sukabumi, salah satunya supaya lebih menyemarakkan wisata di sana,” katanya.
Keberadaan venue tinju yang akan dibangun dengan standar internasional itu diharapkan bisa merangsang minat masyarakat untuk datang ke daerah sana. “Karena di situ kami akan bangun venue tinju dengan kapasitas 5.000 penonton dan itu bertaraf internasional. Jadi segala macam event tinju internasional yang akan diadakan di Jabar nantinya difokuskan ke sana,” kata Yudha.
Tidak hanya itu, perbaikan akses menuju sejumlah venue PON 2016 bakal ditarget selesai pertengahan 2015. Menurut Kepala Dinas Bina Marga Jabar M Guntoro, perbaikan jalan ditargetkan rampung sekitar 4-5 bulan. Dengan upaya ini diharapkan kemantapan jalan di titik-titik tersebut bisa terangkat.
“Setidaknya di 14 kabupaten/kota yang menjadi lokasi venue PON kemantapan jalannya bisa makin bagus. Jadi menyelam sambil minum air. Persiapan PON sekaligus meningkatkan kemantapan jalan di 14 kabupaten/kota,” ungkapnya.
PON XIX/2016 akan mempertandingkan 43 cabang olahraga yang diikuti 34 provinsi, dengan memperebutkan 750 medali emas, 750 medali perak, dan 962 medali perunggu. Atlet yang ikut berpartisipasi pada PON yang digelar tanggal 9-21 September 2016 ini sebanyak 8.223 orang. Jabar sendiri akan menyiapkan kurang lebih 600 atlet dan 200 orang lebih official.
Pelaksanaan pertandingan akan digelar di lokasi venue yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Jawa Barat, yaitu Kota Bandung, Bekasi, dan Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Pangandaran, Cirebon, Subang, Sumedang, Purwakarta, Sukabumi, Bogor, Bekasi, dan Karawang.
Hadadi menyebutkan proses perpindahan venue itu Maret ini sudah final. "Yang ragu kami pindahkan,” ujar Hadadi di Gedung Sate, Selasa (17/3/2015)
Tiga venue tersebut, lanjut Hadadi, di antaranya cabang olahraga aquatic, polo air, dan tenis di BLA secara teknis tidak memungkinkan rampung pada 2015 ini. Rencananya untuk polo air akan dipindahkan ke Kota Bekasi, sementara aquatic dan tenis akan digelar di Bandung di lokasi yang berbeda. “Venue yang lain tidak ada masalah. Hanya di Kota Bandung yang dipindah,” ujarnya.
Menurut Hadadi, pergeseran venue tersebut memerlukan kajian terlebih dahulu, terutama untuk cabor tenis yang akan dipertandingkan di Lapangan Indoor Siliwangi, Bandung. “Ada dua pilihan selain Siliwangi yakni menggunakan lapangan milik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kami kaji dulu dua tempat ini,” katanya.
Hadadi mengatakan, venue aquatic di BLA saja prosesnya sampai saat ini belum dimulai. “November mendatang lahan di sana baru dilakukan pengerasan karena tanah di sana labil,” ucapya. Dari sisi anggaran, pihaknya mengaku tidak ada masalah karena untuk aquatic saja Rp60 miliar sudah disiapkan untuk Kota Bandung. Biaya untuk lapangan tenis sebesar Rp40 miliar. Namun, pihaknya tidak mau berspekulasi dan memilih yang pasti-pasti daripada berisiko. “Kota Bekasi sendiri yang akan mendapat tambahan venue sudah siap karena sebelumnya pernah menggelar porda, namun perlu beberapa pembenahan,” tutur Hadadi.
Sedangkan venue di kota lain sudah tinggal melanjutkan proses lelang dan pembangunan. Tapi semuanya harus dipastikan Maret ini karena menyangkut penganggaran dan pengalokasian untuk venue tidak akan ada lagi di 2016. Hadadi mengaku penetapan Maret ini adalah tenggat untuk penerimaan usulan anggaran pembenahan dan pembangunan venue. Rencananya kesiapan venue akan menjadi bahasan rapat besar PB pada pekan ini. “Kami akan finalkan seluruhnya dengan Ketua Umum (Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan),” ujarnya.
Tidak hanya persiapan venue, Hadadi pun menjelaskan pihaknya kini tengah mempersiapankan kinerja markom, bidang lain, transportasi akomodasi dan konsumsi. Termasuk juga hal hal yang berhubungan dengan KONI Jabar dan pusat. “Nanti semua akan kami evaluasi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga Jabar Yudha Munajat Saputra mengungkapkan, tidak hanya di tiga venue itu saja, melainkan venue cabor tinju yang akan dipusatkan di Kabupaten Sukabumi mengalami kendala teknis mengenai pembangunannya yang kurang pengawasan.
“Venue PON itu target harus selesai Desember 2015 dan barusan saya sudah survei venue PON di Sukabumi dan itu mangkrak. Itu karena teknis, pengawasannya kurang. Tapi saya katakan bahwa Desember 2015 harus sudah selesai. Saya tekankan begitu,” tegasnya.
Menurut Yudha, pembangunan venue sengaja disebar di beberapa wilayah di Jawa Barat dan tidak dipusatkan di ibu kota provinsi atau kota-kota besar saja, karena agar mendorong potensi mendongrak ekonomi daerah setempat. Wilayah Sukabumi dinilai memiliki potensi pariwisata, namun sampai saat ini kurang banyak diminati wisatawan. “Kami menyimpan venue tinju di Sukabumi, salah satunya supaya lebih menyemarakkan wisata di sana,” katanya.
Keberadaan venue tinju yang akan dibangun dengan standar internasional itu diharapkan bisa merangsang minat masyarakat untuk datang ke daerah sana. “Karena di situ kami akan bangun venue tinju dengan kapasitas 5.000 penonton dan itu bertaraf internasional. Jadi segala macam event tinju internasional yang akan diadakan di Jabar nantinya difokuskan ke sana,” kata Yudha.
Tidak hanya itu, perbaikan akses menuju sejumlah venue PON 2016 bakal ditarget selesai pertengahan 2015. Menurut Kepala Dinas Bina Marga Jabar M Guntoro, perbaikan jalan ditargetkan rampung sekitar 4-5 bulan. Dengan upaya ini diharapkan kemantapan jalan di titik-titik tersebut bisa terangkat.
“Setidaknya di 14 kabupaten/kota yang menjadi lokasi venue PON kemantapan jalannya bisa makin bagus. Jadi menyelam sambil minum air. Persiapan PON sekaligus meningkatkan kemantapan jalan di 14 kabupaten/kota,” ungkapnya.
PON XIX/2016 akan mempertandingkan 43 cabang olahraga yang diikuti 34 provinsi, dengan memperebutkan 750 medali emas, 750 medali perak, dan 962 medali perunggu. Atlet yang ikut berpartisipasi pada PON yang digelar tanggal 9-21 September 2016 ini sebanyak 8.223 orang. Jabar sendiri akan menyiapkan kurang lebih 600 atlet dan 200 orang lebih official.
Pelaksanaan pertandingan akan digelar di lokasi venue yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Jawa Barat, yaitu Kota Bandung, Bekasi, dan Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Pangandaran, Cirebon, Subang, Sumedang, Purwakarta, Sukabumi, Bogor, Bekasi, dan Karawang.
(bbk)