Sriwijaya FC Terapi Sumbu Pendek Trio Maut
A
A
A
PALEMBANG - Emosi tinggi para penggawa Sriwijaya FC disoroti jajaran pelatih menjelang bergulirnya kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. Asisten Pelatih Sriwijaya FC Hendri Susilo berencana akan memberikan terapi secara khusus kepada para pemain tersebut agar dapat mengendalikan emosinya."Kami akan panggil beberapa pemain kita yang muda terpancing emosi. Itu bertujuan agar tidak terjadi di ISL,"kata Hendri.
Trio maut Sriwijaya FC memiliki karakter yang bisa diibaratkan seperti sumbu pendek alias gampang terbakar emosinya. Yakni, Patrich Wanggai, Titus "Tibo" Bonai, dan Ferdinand Sinaga."Saya cukup memahami tiga orang tersebut dan bagaimana cara mengatasi mereka. Hanya saya memang akan ada obrolan khusus kepada mereka untuk mengantisipasi emosi mereka tersebut,"ujar Hendri.
Kendati demikian Hendri juga menjelaskan, secara keseluruhan emosi yang dimiliki pemain sepak bola sebenarnya masih taraf wajar. Karena emosi tersebut membuat semangat mereka menggebu-gebu membela tim di lapangan hijau.
"Rata-rata memang pemain sepak bola sangat gampang emosi. Jadi wajar juga mereka ada sifat seperti itu. Makanya kami tidak mempersoalkan ketika Wanggai bentrok kemarin dengan pemain lokal. Tetapi itu juga menjadi pelajaran jangan sampai terjadi di kompetisi dan bisa merugikan tim kita,"ungkapnya.
Selain itu, Hendri lebih memikirkan skema dan organisasi di lapangan hijau. Menurutnya apabila pemain itu terbakar emosi konsentrasi terhadap tim sangatlah terganggu. Itu juga menjadi tolak ukur pihaknya untuk merampungkan persoalan emosi yang dimiliki tiga pilar terbaik SFC ini.
"Mereka adalah motor tim apabila terbakar emosi juga sangat mempengaruhi permainan SFC di lapangan. Jadi semuanya harus kita bicarakan kepada mereka. Karena ISL berlangsung semuanya sudah harus beres,"pungkasnya.
Trio maut Sriwijaya FC memiliki karakter yang bisa diibaratkan seperti sumbu pendek alias gampang terbakar emosinya. Yakni, Patrich Wanggai, Titus "Tibo" Bonai, dan Ferdinand Sinaga."Saya cukup memahami tiga orang tersebut dan bagaimana cara mengatasi mereka. Hanya saya memang akan ada obrolan khusus kepada mereka untuk mengantisipasi emosi mereka tersebut,"ujar Hendri.
Kendati demikian Hendri juga menjelaskan, secara keseluruhan emosi yang dimiliki pemain sepak bola sebenarnya masih taraf wajar. Karena emosi tersebut membuat semangat mereka menggebu-gebu membela tim di lapangan hijau.
"Rata-rata memang pemain sepak bola sangat gampang emosi. Jadi wajar juga mereka ada sifat seperti itu. Makanya kami tidak mempersoalkan ketika Wanggai bentrok kemarin dengan pemain lokal. Tetapi itu juga menjadi pelajaran jangan sampai terjadi di kompetisi dan bisa merugikan tim kita,"ungkapnya.
Selain itu, Hendri lebih memikirkan skema dan organisasi di lapangan hijau. Menurutnya apabila pemain itu terbakar emosi konsentrasi terhadap tim sangatlah terganggu. Itu juga menjadi tolak ukur pihaknya untuk merampungkan persoalan emosi yang dimiliki tiga pilar terbaik SFC ini.
"Mereka adalah motor tim apabila terbakar emosi juga sangat mempengaruhi permainan SFC di lapangan. Jadi semuanya harus kita bicarakan kepada mereka. Karena ISL berlangsung semuanya sudah harus beres,"pungkasnya.
(aww)