Belum Maksimal
A
A
A
BISCAYNE - Ambisi Rafael Nadal merebut gelar Miami Masters akhirnya gagal. Petenis asal Spanyol itu harus tersingkir di babak ketiga setelah kandas dari rekan senegaranya, Fernando Verdasco, 4-6, 6-2, 3-6 di Tennis Center Crandon Park, Florida, Amerika Serikat (AS), kemarin.
Salah satu alasan tersingkirnya Nadal lebih cepat adalah masalah fisik. Sejak sembuh dari cedera punggung akhir tahun lalu, Nadal masih terlihat kesulitan menunjukkan performa terbaik.
Terbukti, dia belum meraih gelar juara di ajang tingkat tinggi sepanjang tahun ini, kecuali membawa Trofi Argentina Open yang kelasnya hanya ATP 250, akhir Februari lalu. “Ini bukan masalah yang sulit untuk memperbaikinya, tapi saya akan terus mencoba yang terbaik. Saya berlatih dengan cara yang benar,” kata Nadal, dilansir atpworldtour.
“Hari ini permainan saya secara umum membaik sejak setengah bulan lalu. Tapi, pada saat bersamaan, saya masih bermain dengan terlalu banyak gangguan di saat momen-momen penting,” sambungnya.
Kondisi itu jelas membuat Nadal tak bisa tampil konsisten di setiap pertandingan. Apalagi, hasil ini menjadi langkah keduanya terhenti lebih cepat setelah tersingkir untuk pertama kali di perempat final BNP Paribas Terbuka awal pekan lalu. Begitu juga saat gagal di Australia Terbuka awal tahun ini.
Fakta itu membuktikan kondisi tubuh Nadal belum mampu bersaing di lapangan keras. Namun, petenis berusia 28 tahun itu tampil luar biasa jika bermain di lapangan tanah liat. Pada bulan lalu, Nadal sukses mendapatkan trofi ke-46 di permukaan lapangan tersebut.
Ketika itu, dia menjadi juara di Buenos Aires, Argentina, dan membuatnya berselisih tiga gelar dari Guillermo Villas yang sudah mengoleksi 49 gelar. Kemenangan di Negeri Tango itu sekaligus menjadi gelar pertamanya sejak sembilan bulan terakhir saat menjadi juara Roland Garros 2014.
Nadal sebenarnya begitu berambisi mempertahankan gelarnya di Miami Masters. Namun, dia merasa harus tampil lebih baik lagi saat bertarung di Turnamen Monte Carlo Masters, 12 April mendatang. “Pada masa puncak karier, saya telah memenangkan banyak gelar dan bisa mengatakan tidak perlu menang lagi. Tapi, saya masih ingin melakukannya lagi saat ini,” ucap Nadal.
“Saya ingin terus bersaing dengan baik dan saya merasa dapat bersaing di setiap turnamen. Saya memiliki motivasi untuk melakukannya. Jelas, beberapa keberhasilan saya terjadi di lapangan tanah liat dan saya berharap kembali untuk itu,” sambungnya.
Sementara Verdasco telah dua kali menaklukkan Nadal. Dia sebelumnya mengalahkan kompatriotnya itu di babak 16 besar Madrid Masters 2012. Meski senang, petenis berusia 31 tahun itu tak ingin terlalu merayakannya terlalu lama.
Dia ingin fokus pada di babak keempat saat bertemu Juan Monaco (Argentina) yang melaju seusai mengalahkan Guillermo Garcia Lopez 7-6, 6-4. “Ini kemenangan besar dan hasil sangat bagus untuk memotivasi saya. Saya mendapatkan itu karena meraih kemenangan atas salah satu pemain terbaik dalam sejarah tenis,” ujar Verdasco.
“Saya bermain baik dan saya menang. Saya sangat senang dan sekarang saya hanya perlu mencoba untuk beristirahat dan siap menjalani babak berikutnya,” lanjutnya.
Raikhul amar
Salah satu alasan tersingkirnya Nadal lebih cepat adalah masalah fisik. Sejak sembuh dari cedera punggung akhir tahun lalu, Nadal masih terlihat kesulitan menunjukkan performa terbaik.
Terbukti, dia belum meraih gelar juara di ajang tingkat tinggi sepanjang tahun ini, kecuali membawa Trofi Argentina Open yang kelasnya hanya ATP 250, akhir Februari lalu. “Ini bukan masalah yang sulit untuk memperbaikinya, tapi saya akan terus mencoba yang terbaik. Saya berlatih dengan cara yang benar,” kata Nadal, dilansir atpworldtour.
“Hari ini permainan saya secara umum membaik sejak setengah bulan lalu. Tapi, pada saat bersamaan, saya masih bermain dengan terlalu banyak gangguan di saat momen-momen penting,” sambungnya.
Kondisi itu jelas membuat Nadal tak bisa tampil konsisten di setiap pertandingan. Apalagi, hasil ini menjadi langkah keduanya terhenti lebih cepat setelah tersingkir untuk pertama kali di perempat final BNP Paribas Terbuka awal pekan lalu. Begitu juga saat gagal di Australia Terbuka awal tahun ini.
Fakta itu membuktikan kondisi tubuh Nadal belum mampu bersaing di lapangan keras. Namun, petenis berusia 28 tahun itu tampil luar biasa jika bermain di lapangan tanah liat. Pada bulan lalu, Nadal sukses mendapatkan trofi ke-46 di permukaan lapangan tersebut.
Ketika itu, dia menjadi juara di Buenos Aires, Argentina, dan membuatnya berselisih tiga gelar dari Guillermo Villas yang sudah mengoleksi 49 gelar. Kemenangan di Negeri Tango itu sekaligus menjadi gelar pertamanya sejak sembilan bulan terakhir saat menjadi juara Roland Garros 2014.
Nadal sebenarnya begitu berambisi mempertahankan gelarnya di Miami Masters. Namun, dia merasa harus tampil lebih baik lagi saat bertarung di Turnamen Monte Carlo Masters, 12 April mendatang. “Pada masa puncak karier, saya telah memenangkan banyak gelar dan bisa mengatakan tidak perlu menang lagi. Tapi, saya masih ingin melakukannya lagi saat ini,” ucap Nadal.
“Saya ingin terus bersaing dengan baik dan saya merasa dapat bersaing di setiap turnamen. Saya memiliki motivasi untuk melakukannya. Jelas, beberapa keberhasilan saya terjadi di lapangan tanah liat dan saya berharap kembali untuk itu,” sambungnya.
Sementara Verdasco telah dua kali menaklukkan Nadal. Dia sebelumnya mengalahkan kompatriotnya itu di babak 16 besar Madrid Masters 2012. Meski senang, petenis berusia 31 tahun itu tak ingin terlalu merayakannya terlalu lama.
Dia ingin fokus pada di babak keempat saat bertemu Juan Monaco (Argentina) yang melaju seusai mengalahkan Guillermo Garcia Lopez 7-6, 6-4. “Ini kemenangan besar dan hasil sangat bagus untuk memotivasi saya. Saya mendapatkan itu karena meraih kemenangan atas salah satu pemain terbaik dalam sejarah tenis,” ujar Verdasco.
“Saya bermain baik dan saya menang. Saya sangat senang dan sekarang saya hanya perlu mencoba untuk beristirahat dan siap menjalani babak berikutnya,” lanjutnya.
Raikhul amar
(ftr)