Xavi, NOAH, dan Musnahnya Tiki-Taka
A
A
A
BARCELONA - Belakangan, Xavi Hernadez santer diberitakan bakal bergabung ke klub Qatar, Al Sadd di akhir musim. Di sana, pemain 35 tahun ini bakal dikontrak tiga musim sekaligus mendapat peluang untuk menimba ilmu sebagai pelatih.
Saat ditanyakan mengenai rumor perekrutan Xavi Hernandez, Direktur Sepak bola Al Sadd, Mohammed Al Ali mengatakan "Kami ingin gaya bermain Barcelona dan Spanyol ada di negara kami,"
Xavi memang bukan sekadar pemain biasa. Dia adalah perwakilan dari sebuah gaya bermain sepak bola, gaya bermain Tiki-Taka.
"Tanpa Xavi, permainan Barca tak akan apik. Dialah arsitek gaya main kami. Teman-teman yang lain akan lebih susah mencetak gol jika Xavi tidak ada di lapangan. Bersama Iniesta, Busquets, dan Messi, dia menemukan Tiki-Taka," kata mantan Presiden Barca, Sandro Rossell.
Tiki-Taka yang berada di bawah komando Xavi Hernandez sebagai jendral lapangan tengah berhasil membuat Barca menggondol tiga trofi Liga Spanyol, dua trofi Copa Del Rey, tiga Piala Super Spanyol, dua gelar juara Liga Champions, dua trofi Piala Super Eropa, dan dua trofi Piala Dunia antar Klub.
Seiring berjalannya waktu, sosok Xavi sebagai jendral lapangan tengah Barcelona perlahan tergantikan. Tepat seperti lagu milik band NOAH, Tidak Ada yang Abadi.
Memasuki era Luis Enrique, Xavi tidak lagi sering tampil sebagai pemain utama. Dari catatan statistik, Xavi baru tampil 28 kali dan hanya mencetak satu gol. Padahal, musim 2014/15 segera berakhir.
Terpinggirkannya Xavi berarti pergantian gaya bermain Barcelona. Blaugrana kini tidak lagi memainkan sepak bola tiki-taka. "Ini Barcelona yang berbeda. Ada banyak permainan langsung. 15 dari 20 gol Barca musim ini datang dari lima sentuhan atau lebih sedikit," pungkas pengamat sepak bola asal Spanyol, Guillem Balague.
Memang, Barca masih diperkuat tujuh pemain yang bisa dibilang mewarisi Tiki Taka. Mereka adalah Dani Alves, Gerrard Pique, Lionel Messi, Pedro, Iniesta, Mascherano, dan Busquets.
Namun yang perlu diingat Mascherano dan Dani Alves telah memasuki usia 30 tahun. Pedro, yang jarang tampil musim ini digosipkan bakal hengkang. Praktis hanya Pique, Messi dan Iniesta yang masih ada di masa keemasan.
Terlepas dari hal itu, suka atau tidak suka, Enrique memang berhak melakukan perubahan di Barcelona. Pelatih yang juga mantan rekan Xavi ini tentu punya pertimbangan sendiri terhadap strategi yang dia pakai termasuk komposisi pemain.
"Saya ingin tim menjalankan gaya permainan dengan benar dan ingin menang. Saya ingin menunjukan hal baik, mencetak gol, bertahan dengan baik saat bermain tandang," kata Enirque.
Saat ditanyakan mengenai rumor perekrutan Xavi Hernandez, Direktur Sepak bola Al Sadd, Mohammed Al Ali mengatakan "Kami ingin gaya bermain Barcelona dan Spanyol ada di negara kami,"
Xavi memang bukan sekadar pemain biasa. Dia adalah perwakilan dari sebuah gaya bermain sepak bola, gaya bermain Tiki-Taka.
"Tanpa Xavi, permainan Barca tak akan apik. Dialah arsitek gaya main kami. Teman-teman yang lain akan lebih susah mencetak gol jika Xavi tidak ada di lapangan. Bersama Iniesta, Busquets, dan Messi, dia menemukan Tiki-Taka," kata mantan Presiden Barca, Sandro Rossell.
Tiki-Taka yang berada di bawah komando Xavi Hernandez sebagai jendral lapangan tengah berhasil membuat Barca menggondol tiga trofi Liga Spanyol, dua trofi Copa Del Rey, tiga Piala Super Spanyol, dua gelar juara Liga Champions, dua trofi Piala Super Eropa, dan dua trofi Piala Dunia antar Klub.
Seiring berjalannya waktu, sosok Xavi sebagai jendral lapangan tengah Barcelona perlahan tergantikan. Tepat seperti lagu milik band NOAH, Tidak Ada yang Abadi.
Memasuki era Luis Enrique, Xavi tidak lagi sering tampil sebagai pemain utama. Dari catatan statistik, Xavi baru tampil 28 kali dan hanya mencetak satu gol. Padahal, musim 2014/15 segera berakhir.
Terpinggirkannya Xavi berarti pergantian gaya bermain Barcelona. Blaugrana kini tidak lagi memainkan sepak bola tiki-taka. "Ini Barcelona yang berbeda. Ada banyak permainan langsung. 15 dari 20 gol Barca musim ini datang dari lima sentuhan atau lebih sedikit," pungkas pengamat sepak bola asal Spanyol, Guillem Balague.
Memang, Barca masih diperkuat tujuh pemain yang bisa dibilang mewarisi Tiki Taka. Mereka adalah Dani Alves, Gerrard Pique, Lionel Messi, Pedro, Iniesta, Mascherano, dan Busquets.
Namun yang perlu diingat Mascherano dan Dani Alves telah memasuki usia 30 tahun. Pedro, yang jarang tampil musim ini digosipkan bakal hengkang. Praktis hanya Pique, Messi dan Iniesta yang masih ada di masa keemasan.
Terlepas dari hal itu, suka atau tidak suka, Enrique memang berhak melakukan perubahan di Barcelona. Pelatih yang juga mantan rekan Xavi ini tentu punya pertimbangan sendiri terhadap strategi yang dia pakai termasuk komposisi pemain.
"Saya ingin tim menjalankan gaya permainan dengan benar dan ingin menang. Saya ingin menunjukan hal baik, mencetak gol, bertahan dengan baik saat bermain tandang," kata Enirque.
(bbk)