Dicekal BOPI Pemain Arema Frustrasi
A
A
A
MALANG - Arema Cronus memutuskan tetap mengarungi Indonesia Super League (ISL) 2015 meski tanpa rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Kendati demikian, para pengggawa Singo Edan sempat merasa tertekan dan gelisah atas keputusan BOPI tersebut.
Wajar bila para pemain Arema cemas. Sebab, nasib mereka tampil di ISL belum jelas. Mereka khawatir tak bisa bermain musim ini. Asisten Pelatih Arema Cronus Joko Susilo mengakui sejumlah pemain sempat tidak tenang setelah ada keputusan BOPI yang tak memberi rekomendasi. (Baca juga: BOPI : Kalau Arema Mau Main, di Pinggir Jalan Saja)
"Sempat ada kegelisahan. Tentu saja demikian, karena sepak bola adalah sumber pendapatan mereka. Seandainya Arema tidak bisa bermain, tentu pada pemain sangat khawatir bagaimana menjalani rutinitas setahun ke depan," tutur Joko Susilo.
Beruntung ada reaksi cepat dari manajemen Arema Cronus bahwa perjalanan di ISL 2015 terus berlanjut. Apalagi juga ada dukungan PT Liga Indonesia yang bertekad menggelar kompetisi dengan 18 klub, termasuk Arema dan Persebaya yang tak diberi rekomendasi. (Baca juga: Tak Direkomendasi BOPI, Arema : Go Ahead!)
"CEO Arema (Iwan Budianto) langsung menghubungi staf pelatih dan mengatakan tidak ada yang berubah. Pemain menjadi lebih tenang dan bisa fokus dalam persiapan menjalani pertandingan pertama lawan Persija Jakarta nanti," urai eks striker di era 90-an ini.
Fabiano Beltrame adalah salah satu pemain yang sempat galau dengan situasi tersebut. Namun pada akhirnya pemain anyar Arema ini yakin ada jalan terbaik untuk klubnya. "Sempat khawatir dan cemas. Tapi saya yakin tidak ada masalah lagi," tutur Fabiano.
Langkah manajemen Arema Cronus yang tak memedulikan keputusan BOPI, juga membuat pemain tenang. Itu dianggap sebagai jaminan bahwa posisi pemain aman alias tetap berlaga di ISL. "Saya malah tidak memikirkan keputusan BOPI. Saya hanya ingin berpikir soal pertandingan saja," kata Ahmad Bustomi singkat.
Arema Cronus telah memutuskan untuk melanjutkan apa yang telah mereka mulai jelang ISL 2015. Pertandingan menjamu Persija Jakarta tetap akan digelar setelah semua keperluan laga tersebut terpenuhi sejak jauh hari, termasuk izin keamanan serta tiket.
Tim Persija Jakarta dijadwalkan sudah tiba di Malang pada Kamis (2/4/2015) dan bakal mencoba lapangan Stadion Kanjuruha, Jumat (3/4/2015). Untuk persiapan laga ini, Joko Susilo mengatakan Arema sudah sangat siap menghadirkan kemenangan untuk Aremania.
Sementara, perkembangan di Malang, sama sekali belum ada reaksi berlebihan dari suporter walau BOPI tak memberikan rekomendasi kepada tim kesayangannya. Itu karena manajemen sudah membuat keputusan bulat bahwa pertandingan ISL tetap digelar di Stadion Kanjuruhan.
"Keputusan BOPI bagi kami sangat lucu. Arema bagus dalam verifikasi AFC, tapi tak direkomendasi BOPI. Saya tentu mendukung langkah Arema untuk tetap lanjut di ISL. Selama Arema tetap bisa bermain di ISL, keputusan BOPI tak perlu diambil pusing," jelas Donny Saputra, Aremania asal Kepanjen.
Dia berkeyakinan bahwa verifikasi AFC sebagai federasi sepak bola Asia lebih bisa dipercaya dibanding verifikasi BOPI. Arema Cronus beberapa waktu lalu menerima perwakilan AFC dan hasilnya memuaskan alias tidak ada masalah dengan klub Arema.
Suporter Arema Cronus juga yakin Arema tidak akan terbendung oleh keputusan BOPI yang tak memberikan rekomendasi bermain di ISL 2015. "Sejauh ini teman-teman Aremania belum ada gerakan apa-apa. Tapi kalau memang nanti Arema benar-benar dilarang main, mungkin ceritanya lain. Wait and see dulu," sebut Donny.
Dia yakin yang menjadi bidikan BOPI adalah legalitas Arema Cronus, termasuk juga Persebaya Surabaya, menyusul adanya dualisme klub beberapa musim silam. "Kami semua tahu di dalam BOPI juga ada orang yang dulunya di IPL (Indonesia Premier League). Mereka masih mengincar Arema Cronus," cetusnya.
Walau begitu, ada juga Aremania yang memilih berpikir objektif terkait putusan BOPI tersebut. Beberapa menyatakan Arema harus introspeksi dengan polemik verifikasi dan secepatnya membenahi celah yang bisa memojokkan klub ke depannya.
"Arema Cronus disebut belum melengkapi ini-itu dalam verifikasi. Saya rasa harus tetap bersikap bijak, bahwa kami tidak boleh berpikir paling benar. Kalau memang masih ada kekurangan dan kelemahan, hendaknya cepat diperbaiki agar tak menjadi bom waktu," kata Arif Mahendra, Aremania asal Sawojajar.
Dia menyontohkan tunggakan gaji Munhar, eks pemain Arema selama tiga musim, yang beberapa waktu lalu mencuat. Masalah-masalah yang seharusnya bisa diselesaikan hendaknya tidak dibiarkan berlarut-larut dan menjadi bahan bagi pihak lain untuk menyerang Singo Edan.
"Kalau masih ada masalah, kasihan Aremania yang memberikan totalitasnya dalam mendukung Arema. Saya berharap pengalaman ini menjadi introspeksi bagi manajemen untuk memperbaiki semuanya. Soal bagaimana nasib Arema di ISL, kami tunggu perkembangannya," tandas dia.
Manajemen Arema Cronus masih yakin bahwa BOPI sengaja mengarahkan bidikan ke Malang dengan menjadikan dualisme klub sebagai senjata. General Manager Arema Ruddy Widodo mengatakan BOPI terus mencari celah agar menemukan alasan tak merekomendasi Arema Cronus.
"Persoalan finansial, pajak dan gaji pemain sudah kami lengkapi, kemudian masalah dualisme menjadi alasan. Saya yakin berapa pun banyaknya berkas yang dikirim ke BOPI, akan selalu ada yang salah. Soal dualisme kan sudah tak ada masalah, wong sudah ada unifikasi liga yang disepakati PSSI," demikian Ruddy Widodo.
Wajar bila para pemain Arema cemas. Sebab, nasib mereka tampil di ISL belum jelas. Mereka khawatir tak bisa bermain musim ini. Asisten Pelatih Arema Cronus Joko Susilo mengakui sejumlah pemain sempat tidak tenang setelah ada keputusan BOPI yang tak memberi rekomendasi. (Baca juga: BOPI : Kalau Arema Mau Main, di Pinggir Jalan Saja)
"Sempat ada kegelisahan. Tentu saja demikian, karena sepak bola adalah sumber pendapatan mereka. Seandainya Arema tidak bisa bermain, tentu pada pemain sangat khawatir bagaimana menjalani rutinitas setahun ke depan," tutur Joko Susilo.
Beruntung ada reaksi cepat dari manajemen Arema Cronus bahwa perjalanan di ISL 2015 terus berlanjut. Apalagi juga ada dukungan PT Liga Indonesia yang bertekad menggelar kompetisi dengan 18 klub, termasuk Arema dan Persebaya yang tak diberi rekomendasi. (Baca juga: Tak Direkomendasi BOPI, Arema : Go Ahead!)
"CEO Arema (Iwan Budianto) langsung menghubungi staf pelatih dan mengatakan tidak ada yang berubah. Pemain menjadi lebih tenang dan bisa fokus dalam persiapan menjalani pertandingan pertama lawan Persija Jakarta nanti," urai eks striker di era 90-an ini.
Fabiano Beltrame adalah salah satu pemain yang sempat galau dengan situasi tersebut. Namun pada akhirnya pemain anyar Arema ini yakin ada jalan terbaik untuk klubnya. "Sempat khawatir dan cemas. Tapi saya yakin tidak ada masalah lagi," tutur Fabiano.
Langkah manajemen Arema Cronus yang tak memedulikan keputusan BOPI, juga membuat pemain tenang. Itu dianggap sebagai jaminan bahwa posisi pemain aman alias tetap berlaga di ISL. "Saya malah tidak memikirkan keputusan BOPI. Saya hanya ingin berpikir soal pertandingan saja," kata Ahmad Bustomi singkat.
Arema Cronus telah memutuskan untuk melanjutkan apa yang telah mereka mulai jelang ISL 2015. Pertandingan menjamu Persija Jakarta tetap akan digelar setelah semua keperluan laga tersebut terpenuhi sejak jauh hari, termasuk izin keamanan serta tiket.
Tim Persija Jakarta dijadwalkan sudah tiba di Malang pada Kamis (2/4/2015) dan bakal mencoba lapangan Stadion Kanjuruha, Jumat (3/4/2015). Untuk persiapan laga ini, Joko Susilo mengatakan Arema sudah sangat siap menghadirkan kemenangan untuk Aremania.
Sementara, perkembangan di Malang, sama sekali belum ada reaksi berlebihan dari suporter walau BOPI tak memberikan rekomendasi kepada tim kesayangannya. Itu karena manajemen sudah membuat keputusan bulat bahwa pertandingan ISL tetap digelar di Stadion Kanjuruhan.
"Keputusan BOPI bagi kami sangat lucu. Arema bagus dalam verifikasi AFC, tapi tak direkomendasi BOPI. Saya tentu mendukung langkah Arema untuk tetap lanjut di ISL. Selama Arema tetap bisa bermain di ISL, keputusan BOPI tak perlu diambil pusing," jelas Donny Saputra, Aremania asal Kepanjen.
Dia berkeyakinan bahwa verifikasi AFC sebagai federasi sepak bola Asia lebih bisa dipercaya dibanding verifikasi BOPI. Arema Cronus beberapa waktu lalu menerima perwakilan AFC dan hasilnya memuaskan alias tidak ada masalah dengan klub Arema.
Suporter Arema Cronus juga yakin Arema tidak akan terbendung oleh keputusan BOPI yang tak memberikan rekomendasi bermain di ISL 2015. "Sejauh ini teman-teman Aremania belum ada gerakan apa-apa. Tapi kalau memang nanti Arema benar-benar dilarang main, mungkin ceritanya lain. Wait and see dulu," sebut Donny.
Dia yakin yang menjadi bidikan BOPI adalah legalitas Arema Cronus, termasuk juga Persebaya Surabaya, menyusul adanya dualisme klub beberapa musim silam. "Kami semua tahu di dalam BOPI juga ada orang yang dulunya di IPL (Indonesia Premier League). Mereka masih mengincar Arema Cronus," cetusnya.
Walau begitu, ada juga Aremania yang memilih berpikir objektif terkait putusan BOPI tersebut. Beberapa menyatakan Arema harus introspeksi dengan polemik verifikasi dan secepatnya membenahi celah yang bisa memojokkan klub ke depannya.
"Arema Cronus disebut belum melengkapi ini-itu dalam verifikasi. Saya rasa harus tetap bersikap bijak, bahwa kami tidak boleh berpikir paling benar. Kalau memang masih ada kekurangan dan kelemahan, hendaknya cepat diperbaiki agar tak menjadi bom waktu," kata Arif Mahendra, Aremania asal Sawojajar.
Dia menyontohkan tunggakan gaji Munhar, eks pemain Arema selama tiga musim, yang beberapa waktu lalu mencuat. Masalah-masalah yang seharusnya bisa diselesaikan hendaknya tidak dibiarkan berlarut-larut dan menjadi bahan bagi pihak lain untuk menyerang Singo Edan.
"Kalau masih ada masalah, kasihan Aremania yang memberikan totalitasnya dalam mendukung Arema. Saya berharap pengalaman ini menjadi introspeksi bagi manajemen untuk memperbaiki semuanya. Soal bagaimana nasib Arema di ISL, kami tunggu perkembangannya," tandas dia.
Manajemen Arema Cronus masih yakin bahwa BOPI sengaja mengarahkan bidikan ke Malang dengan menjadikan dualisme klub sebagai senjata. General Manager Arema Ruddy Widodo mengatakan BOPI terus mencari celah agar menemukan alasan tak merekomendasi Arema Cronus.
"Persoalan finansial, pajak dan gaji pemain sudah kami lengkapi, kemudian masalah dualisme menjadi alasan. Saya yakin berapa pun banyaknya berkas yang dikirim ke BOPI, akan selalu ada yang salah. Soal dualisme kan sudah tak ada masalah, wong sudah ada unifikasi liga yang disepakati PSSI," demikian Ruddy Widodo.
(sha)