MSBI : Kekalahan Indonesia dari Korsel Terindikasi Judi

Kamis, 02 April 2015 - 14:51 WIB
MSBI : Kekalahan Indonesia...
MSBI : Kekalahan Indonesia dari Korsel Terindikasi Judi
A A A
JAKARTA - Kekalahan Indonesia dari Korsel di pertandingan terakhir Kualifikasi Piala AFC U-23 Grup H terindikasi judi. Tudingan tersebut disampaikan Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) setelah melihat banyak hal aneh dalam pertandingan.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Selasa (31/3/2015) lalu, Garuda Muda secara menyakitkan dihajar 0-4. Empat gol Korsel yang disumbangkan Jung Seung-hyun menit ke-52, Lee Chan-dong (72), Lee Chang-min (83), dan Kim Sheung-jun (86), sekaligus mengubur impian Timnas U-23 berlaga di putaran final Piala AFC U-23 yang akan berlangsung di Qatar tahun depan.

Ketua Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI), Sarman L Hakim, menilai banyak hal yang tidak beres dalam laga tersebut. Karena itu, Sarman didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) MSBI, CH Ambong, menemui Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora), Imam Nahrawi di kantornya, Senayan, Jakarta, Rabu (1/4/2015) siang.

Dalam kesempatan tersebut, Sarman memaparkan banyak hal seputar kesalahan yang dilakukan Garuda Muda- julukan Timnas Indonesia U-23. "Kami meminta Menpora Imam untuk melihat tayangan ulang pertandingan tersebut. Sebab, muncul isu di masyarakat jika laga tersebut ada indikasi mafia judi. Dengan melihat hasil rekaman tersebut, bisa terlihat peristiwa yang sesugguhnya. Menpora juga harus bertanggung jawab, sebab ini ranah negara," katanya.

Dilanjutkannya, pertandingan kemarin seharusnya menjadi milik Indonesia. Karena, ada tiga keunggulan komperatif, yakni sebagai tuan rumah dan mendapatkan dukungan penuh dari suporter. Lalu, keunggulan suhu udara dan oksigan. Sebab yang ditakutkan negara lain dalam hal ini Korsel, yakni main di suhu panas. Karena, menyebabkan menjadi cepat kelelahan.

"Seharusnya, hal-hal tersebut bermanfaat menjadi keunggulan yang positif. Selain itu, saat gol pertama terjadi, seluruh pemain protes. Tetapi tidak demikian dengan tim pelatih dan ofisial," tukasnya.

"Bahkan, Timnas bermain seperti tidak memiliki strategi dan tim pelatih tidak menjadi pemain ke-13. Hasil ini sangat di luar dugaan dan menyakitkan. Karena itu, kami meminta Menpora Imam membuktikan dugaan negatif ini dengan pembuktian secara ilmiah, yakni, dengan melihat rekaman pertandingan," imbuhnya.

Lebih jauh, Sarman L Hakim yang masuk dalam nominasi calon Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2015-2019, benar-benar berharap Menpora, Imam Nahrawi, mengambil sikap atas hasil buruk tim nasional Indonesia Kualifikasi Piala Asia U-23 Grup H.

Sarman L Hakim menuturkan, peran Menpora Imam sangat berguna dalam memproteksi Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan. Dilanjutkannya, Menpora Imam harus ikut bertanggung jawab dengan masa depan pemain, sebagai cikal bakal ke ajang Olimpiade, Piala Dunia dan Asian Games.

"Siklus sepak bola itu, 20 tahunan. Jika Evan Dimas sekarang habis, kita harus menunggu selama 20 tahun lagi. Contohnya, setelah Bambang Pamungkas, kita belum punya striker yang mumpuni lagi. Tidak ada lagi yang seperti Bepe (Bambang Pamungkas) yang habis dimakan zaman," tuturnya.

"Kekalahan dari Korsel sangat menyakitkan. Lima tahun ke depan, Korea yang sekarang kita hadapi, hadir di Piala Dunia dan olimpiade. Karena itu, Menpora harus mengambil sikap. Kekalahan ini tidak masuk akal," pungkasnya
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1459 seconds (0.1#10.140)