Kalah, Pendukung PSIM Serang Pemain PSIR
A
A
A
YOGYAKARTA - Sikap anarkis kembali ditunjukkan pendukung sepak bola Indonesia. Kali ini ditunjukkan pendukung PSIM Yogyakarta yang menyerang pemain PSIR Rembang usai laga persahabatan di Stadion Mandalakrida, Yogyakarta, Selasa (7/4/2015), yang berkesudahan 2-3.
Suporter yang selama ini dikenal dengan sebutan Parang Biru, tidak terima kalau tim kesayangan mereka kalah. Usai laga, pemain PSIR Rembang menjadi buruan dengan lemparan benda keras saat tim tamu akan meninggalkan lapangan. Sementara saat akan diselamatkan oleh aparat keamanan, tercatat dua pemain PSIR Rembang harus mengalami luka akibat menabrak pintu kaca ruang wasit yang menjadi tempat pengamanan Heru W dan kawan-kawan.
Akibat keributan terlihat beberapa suporter pendukung PSIM terjatuh dan harus mendapatkan perawatan dari petugas PMI. Beruntung kerusuhan tidak meluas, hanya terlokalisir di lapangan dan situasi langsung dapat dengan cepat terkondisikan dengan baik.
Terlepas dari kerusuhan yang terjadi, pelatih PSIM, Seto Nurdiyantara mengaku dalam permainan tersebut ia mencoba mengembangkan skema baru. Mantan pemain Timnas era 2000-an tersebut, menempatkan secara langsung tiga stoper di bagian belakang dan dua striker di bagian depan. Tercatat pemain magang Krisna Adi ditempatkan menjadi starting dan mampu menghidupkan lini depan di 10 menit pertama permainan.
"Kalau dari permaiann puas, karena meski persiapan singkat anak-anak bisa menjalankan instruksi dengan baik. Kalau secara hasil jelas tidak puas karena kita kalah. Tapi disini kita mencoba untuk mengembangkan skema baku yang sudah disiapkan untuk menerapkan skema-skema baru," tandas Seto usai wasit Dalyanto meniup peluit panjang.
Secara teknis kedua tim mampu memainkan strategi yang disiapkan dengan baik terlihat dari banyaknya peluang yang berhasil diciptakan sejak menit pertama. PSIM tercatat mampu menciptakan setidaknya enam peluang di 10 menit pertama permaiann yang dicatat Seto seharusnya bisa terakumulasi menjadi gol.
Sayangnya PSIR melalui kaki Rudi Santoso di menit 22 dan Andik J di menit 24 mampu membuat Laskar Dampo Awang unggul terlebih dahulu. Tuan rumah mampu memperkecil kelalahan melalui sang Kapten Topas Pamungkas di menit 43. Hingga turun minum, skor 1-2 tim tamu unggul.
Memasuki babak kedua, PSIM menambah daya dobrak dengan mengganti langsung empat pemain lini depan. Masuknya dua striker Tony Yuliandri, Arberta Rokiawan dan gelandang serang Arga Permana langsung meningkatkan tempo permainan Laskar Mataram. Upaya tersebut berhasil ketika di menit 70 Arberta Rokiawan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Sayangnya kembali karena lemahnya lini belakang dan kurang sigapnya penjaga gawang Tito Rama yang dipasan sejak menit pertama melakukan clearing bola yang dibawa pemain depan pengganti PSIR Rembang Hermawan di menit 75. Skor 2-3 untuk PSIR bertahan hingga peluit panjang wasit Cholid Dalyanto dibunyikan.
Sementara itu Asisten Pelatih PSIR Rembang M Rukin menyebutkan, secara teknis puas karena anak asuhnya bisa menjalankan strategi yang diterapkan dengan baik. Meski mendapatkan banyak tekanan termasuk dari penonton, anak asuhnya masih bisa bermain dengan enjoy sesuai dengan strategi yang diterapkan.
Menggapi keributan yang terjadi Ketua Panpel PSIM, Purwandari berharap suporter PSIM bisa lebih dewasa lagi. Keributan dikatakannya, tidak perlu terjadi karena secara teknis akan menjadikan tim mengalami kerugian. Kerugian paling terlihat adalah, panpel akan mengalami kesulitan mengurus perizinan ke pihak kepolisian.
Wanita yang akrab disapa Ipung tersebut berharap, kedepan utamanya saat kompetisi bergulir, pendukung PSIM bisa terus memberikan dukungan dari sisi positif untuk tim kebanggaannya. "Mari dukung PSIM dengan cara yang positif, jangan sampai merugikan tim semua demi nama PSIM," pungkasnya.
Suporter yang selama ini dikenal dengan sebutan Parang Biru, tidak terima kalau tim kesayangan mereka kalah. Usai laga, pemain PSIR Rembang menjadi buruan dengan lemparan benda keras saat tim tamu akan meninggalkan lapangan. Sementara saat akan diselamatkan oleh aparat keamanan, tercatat dua pemain PSIR Rembang harus mengalami luka akibat menabrak pintu kaca ruang wasit yang menjadi tempat pengamanan Heru W dan kawan-kawan.
Akibat keributan terlihat beberapa suporter pendukung PSIM terjatuh dan harus mendapatkan perawatan dari petugas PMI. Beruntung kerusuhan tidak meluas, hanya terlokalisir di lapangan dan situasi langsung dapat dengan cepat terkondisikan dengan baik.
Terlepas dari kerusuhan yang terjadi, pelatih PSIM, Seto Nurdiyantara mengaku dalam permainan tersebut ia mencoba mengembangkan skema baru. Mantan pemain Timnas era 2000-an tersebut, menempatkan secara langsung tiga stoper di bagian belakang dan dua striker di bagian depan. Tercatat pemain magang Krisna Adi ditempatkan menjadi starting dan mampu menghidupkan lini depan di 10 menit pertama permainan.
"Kalau dari permaiann puas, karena meski persiapan singkat anak-anak bisa menjalankan instruksi dengan baik. Kalau secara hasil jelas tidak puas karena kita kalah. Tapi disini kita mencoba untuk mengembangkan skema baku yang sudah disiapkan untuk menerapkan skema-skema baru," tandas Seto usai wasit Dalyanto meniup peluit panjang.
Secara teknis kedua tim mampu memainkan strategi yang disiapkan dengan baik terlihat dari banyaknya peluang yang berhasil diciptakan sejak menit pertama. PSIM tercatat mampu menciptakan setidaknya enam peluang di 10 menit pertama permaiann yang dicatat Seto seharusnya bisa terakumulasi menjadi gol.
Sayangnya PSIR melalui kaki Rudi Santoso di menit 22 dan Andik J di menit 24 mampu membuat Laskar Dampo Awang unggul terlebih dahulu. Tuan rumah mampu memperkecil kelalahan melalui sang Kapten Topas Pamungkas di menit 43. Hingga turun minum, skor 1-2 tim tamu unggul.
Memasuki babak kedua, PSIM menambah daya dobrak dengan mengganti langsung empat pemain lini depan. Masuknya dua striker Tony Yuliandri, Arberta Rokiawan dan gelandang serang Arga Permana langsung meningkatkan tempo permainan Laskar Mataram. Upaya tersebut berhasil ketika di menit 70 Arberta Rokiawan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Sayangnya kembali karena lemahnya lini belakang dan kurang sigapnya penjaga gawang Tito Rama yang dipasan sejak menit pertama melakukan clearing bola yang dibawa pemain depan pengganti PSIR Rembang Hermawan di menit 75. Skor 2-3 untuk PSIR bertahan hingga peluit panjang wasit Cholid Dalyanto dibunyikan.
Sementara itu Asisten Pelatih PSIR Rembang M Rukin menyebutkan, secara teknis puas karena anak asuhnya bisa menjalankan strategi yang diterapkan dengan baik. Meski mendapatkan banyak tekanan termasuk dari penonton, anak asuhnya masih bisa bermain dengan enjoy sesuai dengan strategi yang diterapkan.
Menggapi keributan yang terjadi Ketua Panpel PSIM, Purwandari berharap suporter PSIM bisa lebih dewasa lagi. Keributan dikatakannya, tidak perlu terjadi karena secara teknis akan menjadikan tim mengalami kerugian. Kerugian paling terlihat adalah, panpel akan mengalami kesulitan mengurus perizinan ke pihak kepolisian.
Wanita yang akrab disapa Ipung tersebut berharap, kedepan utamanya saat kompetisi bergulir, pendukung PSIM bisa terus memberikan dukungan dari sisi positif untuk tim kebanggaannya. "Mari dukung PSIM dengan cara yang positif, jangan sampai merugikan tim semua demi nama PSIM," pungkasnya.
(bbk)