QNB League dan Segala Permasalahannya

Rabu, 08 April 2015 - 13:44 WIB
QNB League dan Segala Permasalahannya
QNB League dan Segala Permasalahannya
A A A
INDONESIA - Baru satu pekan QNB League bergulir isu penyuapan sudah menimpa. Mantan pemain Pelita Jaya, Johan Ibo ditangkap oleh manajemen Pusamania Borneo FC saat hendak menyuap para pemain PBFC agar mengalah dalam partai melawan Persebaya Surabaya. (Baca Juga: PBFC Jebak Penyuap di Rumah Makan)

Hal ini seolah menambah deretan masalah yang menerpa penyelenggaraan QNB League 2015. Sebelumnya, QNB League sudah ditimpa masalah perizinan Arema Cronus dan Persebaya untuk ikut dalam kompetisi ini.

Berbekal informasi yang dihimpun, Sindonews mencoba merangkum rentetan masalah yang terus menimpa kompetisi tertinggi untuk klub-klub sepak bola di Indonesia tersebut. Berikut berbagai masalah itu.

1. Penundaan Sepak Mula Kompetisi

QNB League resmi memutar roda kompetisi pada 4 April akhir pekan lalu. Namun liga sejatinya harus dimulai pada 20 Februari lalu.

Penundaan itu dikarenakan adanya keputusan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang meminta penundaan kompetisi 2015. BOPI menganggap klub-klub ISL belum memenuhi persyaratan untuk dianggap sebagai klub profesional antara lain bebas hutang kepada para pemain dan official, legalitas klub dengan menyertakan NPWP hingga laporan perpajakan.

2. Didepaknya Arema Cronus dan Persebaya Surabaya
Permasalahan sepak mula kompetisi usai ketika BOPI dan PT Liga sepakat untuk menggelar kompetisi pada 4 April. Sayangnya, itu tidak serta merta meredakan keadaan.

Kendati telah sepakat dengan PT Liga Indonesia, BOPI memutuskan kompetisi musim 2015 hanya boleh diikuti 16 klub dan bukan 18. Dua klub yakni Arema Cronus dan Persebaya Surabaya dilarang BOPI untuk ikut dikarenakan permasalahan legalitas.

Perlawanan muncul dari PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi. CEO PT Liga, Joko Driyono menganggap, kompetisi tidak bisa digelar jika hanya 16 klub. Selain PT Liga, pihak Arema dan Persebaya juga melakukan perlawanan dengan berkeras untuk ikut kompetisi.

Permasalahan Arema dan Persebaya bahkan terus berlarut-larut hingga satu hari jelang sepak mula QNB League. BOPI melalui rilis persnya meminta pihak kepolisian tidak mengeluarkan izin pertandingan kandang maupun tandang Arema dan Persebaya.

Terkini, BOPI tetap bersikeras untuk melarang Arema dan Persebaya ikut kompetisi kendati seperti diketahui, kedua tim itu telah melakoni pertandingan mereka masing-masing. Singo Edan bahkan telah dua kali melakoni laga kandang di Stadion Kanjuruhan.

3. Dugaan Mafia Sepak Bola
PT Liga Indonesia dan PSSI sepertinya harus bekerja lebih keras untuk membenahi kompetisi. Pasalnya, isu penyuapan dan pengaturan pertandingan masih bercokol di liga.

Selasa (7/4) malam, Manajemen Pusamania Borneo FC (PBFC) menangkap Johan Ibo, yang diduga sedang berusaha menyuap tiga pemain PBFC agar mengalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan yang bakal digelar, Rabu (8/4) hari ini.

Manajer PBFC, Dandri Dauri mengaku penangkapan itu bermula ketika salah seorang pemain yang coba disuap Ibo melaporkan usaha itu kepada manajemen. "Satu dari pemain kita yang belum menolak akhirnya kita jadikan umpan untuk memancing Johan," sebut Dandri seperti dikutip situs resmi Liga Indonesia.

Ibo sendiri saat diinterogasi di Polsek Genteng mengatakan dirinya akan membongkar mafia sepak bola Indonesia meski dirinya mengaku baru kali ini melakukan percobaan penyuapan. (Baca Juga: Saya Akan Bongkar Mafia Sepak Bola Indonesia)

Terlepas dari segala kekurangan, masyarakat tentu berharap, masalah penyuapan menjadi masalah terakhir yang ada pada penyelenggaraan QNB League 2015. Hal ini dimaksudkan agar roda kompetisi bisa lancar dan klub-klub pun bisa berkompetisi dengan tenang dan nyaman.

Sebuah pekerjaan rumah untuk PT Liga dan PSSI.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5441 seconds (0.1#10.140)