Dana Tersendat, Jabar Istirahatkan Sepak Bola & Futsal

Rabu, 15 April 2015 - 18:59 WIB
Dana Tersendat, Jabar...
Dana Tersendat, Jabar Istirahatkan Sepak Bola & Futsal
A A A
BANDUNG - Tim sepak bola dan futsal Jawa Barat yang dipersiapkan untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Jabar terpaksa diistirahatkan. Sebab anggaran untuk pelaksanaan sentralisasi atau training center (TC) hingga kini masih tersendat.

Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jabar, Duddy Sutandi mengaku cukup prihatin dengan kesiapan para stakeholder Jabar selama ini. Padahal para cabang olah raga Jabar ini ditargetkan untuk dapat meraih juara pada ajang olah raga nasional empat tahunan tersebut guna mewujudkan ambisinya menjadi 'Jabar Kahiji'.

"Katanya Jabar harus bisa menjadi 'Jabar Kahiji'. Sepak bola harus mendulang emas, padahal cabor yang paling menguras energi itu adalah sepak bola. Sepak bola juga membutuhkan biaya besar, harga dirinya terlalu tinggi kalau untuk emas. Tapi anggaran sampai sekarang tidak ada. Bagaimana ini?," sesal Duddy saat ditemui seusai menggelar Kongres Asprov PSSI 2015, Rabu (15/4/2015).

Selama ini, pihaknya sudah melakukan upaya dengan menggelar seleksi pemain hingga memilih jajaran pelatih terbaik, guna medali emas di PON XIX itu dapat tercapai. Namun setelah tim mulai terbentuk, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 2,9 miliar belum terpenuhi. Terpaksa, pihaknya mengistirahatkan tim terbaiknya itu.

"Anggaran yang dibutuhkan, untuk tim sepak bola PON, Rp 2 miliar dan futsal sekitar Rp. 900 juta. Kita juga harus menyiapkan TC. Tapi kita terpaksa menunda TC. Karena rencana TC di Arcamanik juga tidak bisa, katanya belum bisa dipakai karena belum bisa serah terima. Pusingkan?, terus kita mau di mana?. Harusnya lapangan Arcamanik itu kan buat TC PON Jabar yang digunakan sekarang," tuturnya.

"Kenapa mereka tenang-tenang saja? Cabor-cabor pada teriak sama seperti saya. Sekarang saja saya harus sendiri tidak ada bantuan apa-apa. Posisi saya repot sebenarnya. Tapi kenapa mereka tenang-tenang saja. Padahal kita sudah melakukan upaya seleksi PON per atlet, pemain, sepak bola, futsal. Apa itu gratis? Bayar loh. Ini yang harus dimengerti sama-sama untuk menjadi Jabar Kahiji," geramnya.

Keinginan anggaran tersebut, lanjut Duddy pernah dibicarakan langsung dengan Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saepudin. Namun kabarnya, anggaran yang dibutuhkan belum bisa diturunkan.

"Saya juga tanya ke Dewan, kenapa bisa begini? Atlet yang turun Rp 300 miliar, KONI Jabar cuma Rp. 80 miliar, kenapa bisa begini? berarti tidak ada komunikasi. Saya berharap ke Pak Gubernur (Ahmad Heryawan), Ketua Dewan, dan ketua KONI harus memahami cabor-cabor. Karena waktunya mepet," tegasnya.

"Mudah-mudahan lah ada titik terang. Karena saya juga bicara sama Pak Gubernur, beliau mengerti. Dari komitmen bahasanya, mau membantu. Tapi kapan?," sambungnya.

Sementara itu, pada kongres pertama di bawah pimpinan Duddy Sutandi, yang diikuti 44 klub dan 26 Asosiasi Kabupaten (Askab) dan Asosiasi Kota (Askot) se-Jabar, Bandung Legend resmi menjadi klub anggota Asprov Jabar.

Bandung Legend merupakan satu dari 16 klub yang disahkan menjadi anggota baru Asprov Jabar. Selain 16 klub, pada kongres itu Askab PSSI Pangandaran resmi berdiri. "Dengan begitu, Bandung Legend pun sudah bisa mengikuti berbagai kompetisi yang digelar khususnya di Jabar," pungkasnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1042 seconds (0.1#10.140)