Batal Jamu PBR, Arema Tekor Rp300 Juta
A
A
A
MALANG - Panpel laga Arema Cronus kontra Persipasi Bandung Raya (PBR) gigit jari. Mereka rugi Rp300 juta menyusul pembatalan laga akibat tak mendapat izin dari pihak keamanan. Arema kontra PBR sedianya digelar di Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (25/4/2015), dalam lanjutan QNB League 2015.
Kepastian kedua tim tak boleh bertanding diketahui pada Jumat (24/4/2015) malam. Dalam manager meeting, diputuskan Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan tidak berani menggelar laga karena ada larangan 'serius' dari kepolisian. Kali ini polisi tak memberikan toleransi.
Awalnya Arema Cronus optimistis bisa menggelar pertandingan, karena sebelumnya masih bisa berlaga di Stadion Kanjuruhan walau tanpa izin Polda Jatim. Tapi, sekarang situasinya berubah. Polres Malang yang selama ini lunak kepada Arema, terpaksa harus menuruti perintah langsung dari Mabes Polri.
"Di pertandingan Arema lawan Persija Jakarta dan Barito Putra belum ada keputusan tetap. Menpora hanya sekadar melarang Arema dan Persebaya tanding. Tapi, sekarang melawan PBR ada keputusan tetap dari pemerintah sekaligus arahan Mabes Polri," demikian penjelasan polisi melalui Kapolres Malang AKBP Aris Haryanto.
Tidak adanya izin membuat Arema Cronus tak berkutik dan terpaksa membatalkan pertandingan dengan konsekuensi kerugian materi dan tenaga. Sebab hingga Jumat (24/4/2015) semua proses persiapan pertandingan sudah disiapkan termasuk cetak tiket. Kerugian Panpel sekitar Rp300 juta karena semua keperluan pertandingan kadung disiapkan.
"Kami jelas sangat kecewa karena kerugian bukan hanya materi saja. Kami sebelumnya memprediksi laga tetap digelar seperti sebelumnya," ungkap Ketua Panpel Arema Abdul Haris.
Kekecewaan juga ditunjukkan pelatih kedua kubu. Pelatih Arema Suharno menyatakan pembatalan ini membuat situasi timnya semakin buruk, terutama dari aspek psikis. "Dampaknya akan terus membesar. Jelas ada pengaruh luar biasa pada tim kalau situasinya begini terus," cetus Suharno.
Pelatih PBR Dejan Antonic pun kesulitan merangkai kata-kata dengan batalnya laga kontra Arema. "Saya sulit bicara kalau kondisinya seperti ini. Semua sudah siap, tim siap, pertandingan siap, tapi harus batal karena sebab lain," kata pelatih yang pernah menangani Arema IPL ini.
Sementara itu, situasi yang sama dialami Persela Lamongan. Saat manager meeting, Jumat (24/4) malam, diputuskan bahwa pertandingan dibatalkan karena tidak ada izin keramaian dari Polri. Pengawas pertandingan Made Witarke memutuskan tak bisa melanjutkan tahapan pertandingan.
"Dari manager meeting Jumat malam diputuskan pertandingan resmi dibatalkan. Sebelumnya Panpel memang sudah angkat tangan, tapi manajemen terus melanjutkan tahapan pertandingan. Namun semuanya terbentur pada tidak adanya surat izin dari kepolisian," kata Sekretaris Persela Muji Santoso.
Berdasarkan kalkulasi kasar Panpel, kerugian Persela karena pembatalan tersebut mencapai Rp200 juta. Sama halnya dengan Arema, Panpel Persela juga sudah terlanjur mencetak tiket dan menyiapkan keperluan pertandingan lainnya.
Kepastian kedua tim tak boleh bertanding diketahui pada Jumat (24/4/2015) malam. Dalam manager meeting, diputuskan Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan tidak berani menggelar laga karena ada larangan 'serius' dari kepolisian. Kali ini polisi tak memberikan toleransi.
Awalnya Arema Cronus optimistis bisa menggelar pertandingan, karena sebelumnya masih bisa berlaga di Stadion Kanjuruhan walau tanpa izin Polda Jatim. Tapi, sekarang situasinya berubah. Polres Malang yang selama ini lunak kepada Arema, terpaksa harus menuruti perintah langsung dari Mabes Polri.
"Di pertandingan Arema lawan Persija Jakarta dan Barito Putra belum ada keputusan tetap. Menpora hanya sekadar melarang Arema dan Persebaya tanding. Tapi, sekarang melawan PBR ada keputusan tetap dari pemerintah sekaligus arahan Mabes Polri," demikian penjelasan polisi melalui Kapolres Malang AKBP Aris Haryanto.
Tidak adanya izin membuat Arema Cronus tak berkutik dan terpaksa membatalkan pertandingan dengan konsekuensi kerugian materi dan tenaga. Sebab hingga Jumat (24/4/2015) semua proses persiapan pertandingan sudah disiapkan termasuk cetak tiket. Kerugian Panpel sekitar Rp300 juta karena semua keperluan pertandingan kadung disiapkan.
"Kami jelas sangat kecewa karena kerugian bukan hanya materi saja. Kami sebelumnya memprediksi laga tetap digelar seperti sebelumnya," ungkap Ketua Panpel Arema Abdul Haris.
Kekecewaan juga ditunjukkan pelatih kedua kubu. Pelatih Arema Suharno menyatakan pembatalan ini membuat situasi timnya semakin buruk, terutama dari aspek psikis. "Dampaknya akan terus membesar. Jelas ada pengaruh luar biasa pada tim kalau situasinya begini terus," cetus Suharno.
Pelatih PBR Dejan Antonic pun kesulitan merangkai kata-kata dengan batalnya laga kontra Arema. "Saya sulit bicara kalau kondisinya seperti ini. Semua sudah siap, tim siap, pertandingan siap, tapi harus batal karena sebab lain," kata pelatih yang pernah menangani Arema IPL ini.
Sementara itu, situasi yang sama dialami Persela Lamongan. Saat manager meeting, Jumat (24/4) malam, diputuskan bahwa pertandingan dibatalkan karena tidak ada izin keramaian dari Polri. Pengawas pertandingan Made Witarke memutuskan tak bisa melanjutkan tahapan pertandingan.
"Dari manager meeting Jumat malam diputuskan pertandingan resmi dibatalkan. Sebelumnya Panpel memang sudah angkat tangan, tapi manajemen terus melanjutkan tahapan pertandingan. Namun semuanya terbentur pada tidak adanya surat izin dari kepolisian," kata Sekretaris Persela Muji Santoso.
Berdasarkan kalkulasi kasar Panpel, kerugian Persela karena pembatalan tersebut mencapai Rp200 juta. Sama halnya dengan Arema, Panpel Persela juga sudah terlanjur mencetak tiket dan menyiapkan keperluan pertandingan lainnya.
(sha)