PSSI Ketuk Hati Menpora

Kamis, 30 April 2015 - 08:46 WIB
PSSI Ketuk Hati Menpora
PSSI Ketuk Hati Menpora
A A A
JAKARTA - PSSI mengklaim mendapat peringatan dari Asian Football Confederation (AFC) dan FIFA terkait kondisi sepak bola Indonesia. Peringatan tersebut disampaikan langsung kepada Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti pada Kongres AFC ke-26 di Bahrain.

Informasi tersebut disampaikan PSSI kepada Menpora melalui surat bernomor 549/UDN/380/IV-2015.

Dalam surat itu disebutkan bahwa FIFA bersama AFC akan melakukan tindakan kepada sepak bola Indonesia yang berdampak langsung terhadap semua eventsepak bola internasional yang akan/segera dan sedang berlangsung. Acuannya adalah Statuta FIFA art.14 par.3 yang berbunyi: ”Anggota yang sedang dihukum akan kehilangan hak keanggotaannya. Anggota lain juga tidak boleh melakukan kegiatan dengan anggota yang sedang dalam masa hukuman.

Komisi Disiplin juga akan mengambil tindakan lebih lanjut.” Karena itu, PSSI berharap agar Menpora segera mencabut surat Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 01307 Tahun 2015, tertanggal 17 April 2015, tentang Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Kegiatan Keolahragaan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Tidak Diakui.

”Maka dengan ini kami mewakili Komite Eksekutif PSSI masa bakti 2015–2019 secara resmi meminta agar Bapak Menteri Mencabut Surat tersebut,” demikian tulis PSSI dalam surat yang ditandatangani Plt Sekjen PSSI Azwan Karim tersebut. Jika sanksi turun, akan berdampak langsung terhadap keikutsertaan timnas di beberapa ajang internasional. Sebut saja SEA Games 2015, AFC Cup, AFF Women Championship 2015, AFC U-14, kualifikasi Piala Asia dan Dunia 2015, tuan rumah AFF U-16 dan U-19 serta kegiatan pelatihan-pelatihan internasional.

”Selaku anak bangsa, kami yakin dan percaya Bapak Menteri dapat berlaku adil dan terhormat dengan menarik surat tersebut demi nama baik bangsa Indonesia,” tutup surat tertanggal 28 April 2015 tersebut. Pembekuan PSSI memang berdampak signifikan pada kegiatan klub. Beberapa klub baik yang bermain di QNB League dan Divisi Utama sudah mulai meliburkan pemainnya sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Salah satunya adalah Sriwijaya FC (SFC). Hal tersebut disampaikan Sekretaris Tim Achmad Haris. ”Mulai besok Kamis (29/4) semua tim mulai libur panjang. Itu disebabkan hingga sekarang kompetisi tidak kunjung jelas,” kata Haris kemarin. Haris menuturkan, untuk waktu libur panjang, manajemen memberikan batas waktu paling cepat dua minggu. Apabila kompetisi masih belum jelas, libur tim akan diperpanjang lagi.

”Malam ini manajemen akan mengadakan rapat terkait hal itu. Kepastiannya liburnya seperti apa. Rencananya besok pemain sudah memulai libur tersebut,” ungkapnya. Kebijakan libur diutarakan Haris berguna untuk kepentingan tim dan menghindari pembengkakan keuangan tim. Artinya, kebijakan libur dijadikan solusi konkret untuk mengatasi kondisi kekacauan kompetisi di Tanah Air. ”Selain itu, kami juga menjaga kualitas tim. Apabila selalu latihan, latihan kasihan para pemain dan juga pelatih. Itu juga sebagai bentuk menjaga ritme tim kita,” tuturnya.

Sementara Arema Cronus sempat mendapatkan sinyal positif terkait eksistensi klub di sepak bola Indonesia belum sepenuhnya lega dengan sinyal tersebut. Sebab, Menpora belum benar-benar mengizinkan Singo Edan berlaga sebelum menyelesaikan persoalan legalitas. Proses rekonsiliasi belum mencapai hasil final.

”Kami belum sepenuhnya lega jika Menpora belum memberikan keputusan mutlak terkait status Arema. Keputusan itu akan memberikan kekuatan eksistensi Arema di sepak bola Indonesia. Sejauh ini kami masih menunggu itu,” tutur Iwan Budianto, CEO Arema Cronus.

Menpora baru akan menentukan status Arema setelah ada hasil final dari proses rekonsiliasi. Sementara rekonsiliasi sendiri masih berliku karena ada pihak yang juga mengklaim sebagai pengelola yang sah, yakni Winarso dan Novi Adrianda Zaenal sebagai ahli waris Lucky Acub Zaenal. Walau selama ini Arema dan Aremaniaterlihat keras kepada Menpora, Iwan menyatakan bahwa itu bukan wujud permusuhan.

”Menpora adalah pemerintah dan Arema berada di jalur PSSI. Terlihat beda, tapi nyatanya keputusan Menpora juga sangat menentukan arah sepak bola kita,” ujarnya.

Decky irawan/kukuh setyawan/mohammad moeslim
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5912 seconds (0.1#10.140)