APPI : Semoga Kompetisi Bisa Diselamatkan

Senin, 04 Mei 2015 - 11:24 WIB
APPI : Semoga Kompetisi...
APPI : Semoga Kompetisi Bisa Diselamatkan
A A A
MAKASSAR - Penghentian QNB League musim 2015 di tengah jalan direaksi oleh Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Mereka akan melakukan komunikasi dengan pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta PSSI untuk mencari solusi terbaik.

APPI menilai jika penghentian kompetisi akan berdampak luas terhadap prestasi sepak bola nasional. Bahkan bisa saja FIFA akan menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia karena penghentian kompetisi ini. Bahkan, secara khusus klub dan pemain yang sudah mempersiapkan diri untuk kompetisi akan sangat dirugikan.

Presiden APPI Ponaryo Astaman mengungkapkan, pihaknya akan‎ coba berkomunikasi dengan kedua lembaga yang menaungi olahraga tersebut untuk mencari solusi terbaik kompetisi tertinggi di Indonesia ini. "Kita akan coba berkomunikasi dengan kedua pihak dalam hal ini Kemenpora dan PSSI semoga masih ada solusi ke arah yang lebih baik,"kata Ponaryo.

Penghentian kompetisi yang dilakukan oleh PSSI merupakan buntut dari dibekukannya seluruh aktivitas induk organisasi sepak bola ini oleh Kemenpora. Bahkan, pihak pemerintah melalui Menteri Imam Nahrawi tidak memberikan izin pertandingan buat seluruh klub yang berada di bawah naungan PSSI, hingga federasi sepak bola nasional ini menghentikan kompetisi usai melakukan Rapat Executive Commitee (Exco) 2 Mei lalu.

Ponaryo mengungkapkan, hal tersebut dilakukan untuk kemajuan sepak bola nasional, di mana kompetisi tentu akan bermuara pada prestasi. "‎Kita sih masih berharap kompetisi bisa diselamatkan. Kompetisi kan muaranya prestasi tim nasional. Tanpa kompetisi susah untuk berharap prestasi. Toh katanya kemajuan sepak bola Indonesia menjadi tujuan kita bersama‎,"kata kapten kedua PSM Makassar ini.

Selain itu, pihaknya beserta seluruh pemain yang ada di 18 klub Indonesia menyayangkan jika memang kompetisi bergengsi di Indonesia ini dihentikan total. Dia menyebutkan pasti banyak kerugian yang dialami.

"Klub rugi dengan batalnya sponsor, pemain juga pasti rugi dengan nilai kontrak, lebih besar dari semua itu adalah berhentinya proses meraih prestasi, semua persiapan, latihan keras oleh pelatih dan pemain menjadi sia-sia,"tukas pemain kelahiran Balikpapan ini.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7958 seconds (0.1#10.140)