La Nyalla : Mustahil Menpora Gelar Kompetisi

Selasa, 05 Mei 2015 - 20:58 WIB
La Nyalla : Mustahil...
La Nyalla : Mustahil Menpora Gelar Kompetisi
A A A
JAKARTA - Perseturuan antara Persatuan Sepak bola seluruh Indonesia (PSSI) dan Kementrian Pemuda dan Olah raga (Kemenpora) semakin meruncing usai kedua pimpinannya gagal bertemu, Selasa (5/5/2015). Sementara otoritas sepak bola dunia FIFA terus mengancam mengeluarkan sanksi.

Teranyar, kabar dari FIFA itu disampaikan langsung Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta. Lewat sepucuk surat, nasib sepak bola Indonesia benar-benar terancam mati di kancah internasional.

Surat tertanggal 4 Mei 2015 waktu Zurich, Swiss, mengultimatum Menpora dan PSSI untuk segera satu suara menggelar kompetisi sepak bola nasional, sebelum 29 Mei 2015. Maka tidak heran, PSSI sebagai anggota FIFA mati-matian memperjuangkan agar Kemenpora mau sejalan dengan otoritas sepak bola di Indonesia itu.

Buktinya, La Nyalla langsung mengantar surat sakti FIFA, agar bisa segera dijadikan bahan pertimbangan oleh Imam Nahrawi. Namun, terhitung untuk kali ketiga, bos anyar PSSI gagal bertatap muka dengan Menpora.

"Katakan lah kita (berusaha ketemu Menpora) sampai ndlosor-ndlosor, ya kita tidak masalah. Ini semua demi sepak bola Indonesia. Tapi PSSI juga punya prinsip bahwa kita akan menjalankan aturan sesuai statuta FIFA dan statuta PSSI," kata La Nyalla.

Apakah dengan surat itu Kemenpora dan PSSI bisa bersinergi? Nyatanya Menpora tengah dalam misi besar mengambil alih kompetisi sepak bola nasional dari tangan PSSI. Caranya, Imam mengeluarkan SK Pembekuan PSSI sehari sebelum KLB di Surabaya 17 April 2015 dan membentuk Tim Transisi yang ditugaskan sebagai 'inang' baru kompetisi.

La Nyalla mencium gelagat tersebut. Dia berandai-andai, apabila kompetisi digelar pemerintah tanpa melibatkan PSSI. Katanya, hal itu mustahil dilakukan.

"Katakanlah 29 Mei itu (batas waktu FIFA) ada kompetisi (sepak bola), yang saya pertanyakan, kompetisinya siapa? Pesertanya siapa? Statutanya bagaimana? Di dalam undang-undang, yang melaksanakan semua itu adalah cabang induk olah raga," tegas La Nyalla.

Sementara kedua petinggi lembaga di kawasan Senayan itu bertikai, gelombang protes muncul dari masyarakat pecinta sepak bola. Di hari yang sama dengan terbitnya surat dari FIFA, kelompok suporter klub ibukota, Persija Jakarta, The Jakmania menggelar aksi di depan Istana Kepresidenan. The Jak menjelaskan dampak langsung yang dialami masyarakat menyusul rangkaian peristiwa sepak bola nasional di tahun 2015 ini.
(bbk)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1303 seconds (0.1#10.24)