Ini Alasan RFEF Bekukan Liga Spanyol
A
A
A
MADRID - Ketidakpuasan terhadap peraturan terbaru pemerintah tentang pembagian pendapatan hak siar, menjadi alasan Asosiasi Sepakbola Spanyol (RFEF) menghentikan kompetisi Liga Spanyol terhitung pada tanggal 16 Mei 2015, mendatang. Keputusan ini jelas berdampak pada persaingan gelar juara antara Barcelona dan Real Madrid yang tengah memanas, apalagi tengah bulan ini final Copa del Rey akan digelar yang mempertemukan Barcelona kontra Athletic Bilbao.
"Tidak seperti organisasi lain, RFEF tidak menerima rancangan peraturan tersebut padahal sudah kami minta dengan niat memberikan kontribusi dan juga memperbaikinya. Barulah pada saat-saat terakhir mereka (Pemerintah) menawari kami sebagian informasi dari data yang dibutuhkan," bunyi pernyataan RFEF, Jumat (8/5/2015).
RFEF menilai merasa tidak dilibatkan dalam pembahasan peraturan baru itu, sementara hal senada juga dikatakan Asosiasi pemain Spanyol (AFE) dan mengeluhkan kecilnya porsi pendapatan yang mereka dapatkan. RFEF juga beranggapan aturan baru tersebut tidak menyelesaikan masalah apapun yang sedang menimpa sepakbola Spanyol.
Selain pengaturan hak siar, RFEF juga menganggap Kementerian Pendidikan, Budaya, dan Olahraga Spanyol tidak memberikan solusi apa pun dalam tiga bulan terakhir untuk membenahi masalah di level sepakbola amatir. "Sikap kami ini lantaran tidak setuju dengan isi peraturan baru yang menurut dewan direksi RFEF sebagai tindakan yang tidak menghargai otoritas sepakbola Spanyol, yang diabaikan dan dipinggirkan oleh Pemerintah Spanyol," sambungnya.
Permasalahan ini bermula ketika Pemerintah Spanyol meluluskan peraturan baru yang menegaskan 50 persen pendapatan dari hak siar televisi harus dibagi rata di antara 20 tim peserta Primera Liga. Aturan ini mendorong agar RFEF mengelola pemasukan hak siar secara kolektif. Sebelumnya pada peraturan lama, Barcelona dan Real Madrid mengantungi tiga kali pemasukan lebih besar dibandingkan klub lain.
Namun bukannya merasa tertolong karena pemerataan, sebagian peserta Liga Spanyol justru menolak hal tersebut. Bahkan menurut RFEF aturan baru itu tidak akan menyelesaikan masalah, namun justru memberikan masalah baru.
"Tidak seperti organisasi lain, RFEF tidak menerima rancangan peraturan tersebut padahal sudah kami minta dengan niat memberikan kontribusi dan juga memperbaikinya. Barulah pada saat-saat terakhir mereka (Pemerintah) menawari kami sebagian informasi dari data yang dibutuhkan," bunyi pernyataan RFEF, Jumat (8/5/2015).
RFEF menilai merasa tidak dilibatkan dalam pembahasan peraturan baru itu, sementara hal senada juga dikatakan Asosiasi pemain Spanyol (AFE) dan mengeluhkan kecilnya porsi pendapatan yang mereka dapatkan. RFEF juga beranggapan aturan baru tersebut tidak menyelesaikan masalah apapun yang sedang menimpa sepakbola Spanyol.
Selain pengaturan hak siar, RFEF juga menganggap Kementerian Pendidikan, Budaya, dan Olahraga Spanyol tidak memberikan solusi apa pun dalam tiga bulan terakhir untuk membenahi masalah di level sepakbola amatir. "Sikap kami ini lantaran tidak setuju dengan isi peraturan baru yang menurut dewan direksi RFEF sebagai tindakan yang tidak menghargai otoritas sepakbola Spanyol, yang diabaikan dan dipinggirkan oleh Pemerintah Spanyol," sambungnya.
Permasalahan ini bermula ketika Pemerintah Spanyol meluluskan peraturan baru yang menegaskan 50 persen pendapatan dari hak siar televisi harus dibagi rata di antara 20 tim peserta Primera Liga. Aturan ini mendorong agar RFEF mengelola pemasukan hak siar secara kolektif. Sebelumnya pada peraturan lama, Barcelona dan Real Madrid mengantungi tiga kali pemasukan lebih besar dibandingkan klub lain.
Namun bukannya merasa tertolong karena pemerataan, sebagian peserta Liga Spanyol justru menolak hal tersebut. Bahkan menurut RFEF aturan baru itu tidak akan menyelesaikan masalah, namun justru memberikan masalah baru.
(akr)