Opsi Terburuk Pulang Kampung

Minggu, 10 Mei 2015 - 10:40 WIB
Opsi Terburuk Pulang Kampung
Opsi Terburuk Pulang Kampung
A A A
LAMONGAN - Terhentinya Kompetisi QNB League 2015 secara permanen tak hanya membingungkan pemain-pemain lokal.

Legiun asing yang mencari nafkah di Indonesia pun dipaksa memeras otak dalam menentukan perjalanan karier selanjutnya. Sejumlah pemain asing di beberapa klub masih memilih bertahan dan menunggu situasi persepakbolaan Tanah Air. Namun, mereka tetap mempunyai beberapa opsi yang akan diambil jika sudah tak memungkinkan mengais nafkah di Indonesia.

Pulang kampung adalah opsi paling akhir yang mungkin diambil pemain asing jika tak kunjung ada kompetisi. Apalagi, jika klub sudah memutuskan untuk menghentikan aktivitas tim dan mengakhiri kontrak pemain, seperti yang dilakukan Persela Lamongan. Salah satu pemain asing Persela Balsa Bozovic hingga sekarang masih bingung melanjutkan petualangannya di sepak bola. Ketika Persela memutus kontrak pemain, yang tebersit di otaknya adalah mudik ke Montenegro.

”Saya belum tahu (harus bagaimana),” ujar Balsa. ”Tim dibubarkan, tidak ada kompetisi, tak ada yang bisa saya lakukan di sini. Mungkin pulang ke Montenegro,” tutur dia. Balsa adalah salah satu pemain yang freshatau pendatang baru di sepak bola Indonesia musim ini. Justru pada musim pertamanya, dia sangat tak beruntung. Pemain asing lain yang siap pulang ke negaranya adalah Shohei Matsunaga, gelandang Persegres Gresik United. Belum adanya keputusan manajemen soal pembubaran tim membuat Shohei hingga kini masih bertahan di Kota Pudak.

Tentunya hingga ada kepastian nasib tim. ”Saya bisa mencari liga lain selain di Indonesia jika Persegres dibubarkan dan tak ada kompetisi lagi. Atau pulang ke Jepang, tapi manajemen belum membuat keputusan dan saya masih menunggu. Katanya pekan depan baru ada keputusan,” tutur Shohei.

kukuh setyawan
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5135 seconds (0.1#10.140)