Keinginan Menpora Ditolak
A
A
A
JAKARTA - Keinginan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi agar PT Liga Indonesia (Liga) melanjutkan kompetisi per Sabtu (9/5), akhirnya mentah.
PT Liga dan 18 klub peserta Indonesia Super League (ISL) tetap kepada keputusan awal, jika roda kompetisi baru bisa diputar kembali jika ada di bawah PSSI.
Setelah mengumumkan 17 nama anggota Tim Transisi, Jumat (8/5) malam, Menpora mengaku masih berharap PT Liga mau menjalankan kompetisi yang sudah berjalan selama dua pekan. Dalam kesempatan itu, Menpora menegaskan, Sabtu kemarin adalah tanggal terakhir bagi PT Liga untuk menjawab secara serius permintaan menjalankan kompetisi di bawah pengawasan Tim Transisi.
Jika PT Liga menolak, jadi kewenangan Tim Transisi untuk melanjutkan kompetisi dengan tim peserta yang ada sekarang mulai ISL, Divisi Utama, Perserikatan, dan Nusantara. Akan tetapi, apa yang disampaikan Menpora dipastikan tidak terjadi. Kemarin, sama sekali tidak ada pertandingan apa pun yang dimainkan oleh 18 klub peserta ISL musim ini, dengan menempatkan PT Liga sebagai operator.
”Kami tetap dengan posisi sikap seperti saat menjawab surat Menpora sebelumnya. Saya tidak tahu jika di luar beredar isu bahwa Menpora belum terima surat itu dan tetap ngotot tanggal 9 Mei kompetisi harus dijalankan. Apa pun itu kami sudah mengirim surat dan ada tiga hal dari surat itu yang sudah kami sampaikan secara langsung,” ungkap Sekretaris PT Liga Tigor Shalom Boboy kepada KORAN SINDOkemarin. Ya, menurut Tigor ada tiga hal yang tidak bisa dilanggar PT Liga terkait keinginan Menpora memakai operator yang sudah berjalan sejak 2009 tersebut.
Salah satunya adalah kompetisi adalah kewenangan dari PSSI sebagai federasi sepak bola tertinggi Indonesia sesuai dengan statuta yang ada. Masih pada peraturan pertama yang ada di atas, menurut Tigor, posisi PT Liga juga ditunjuk PSSI sebagai operator dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Borobudur pada 2013 lalu. Tidak hanya itu, untuk perangkat pertandingan (wasit, pengawas pertandingan, Komisi Disiplin, dan Komisi Banding), PT Liga juga tidak bisa serta-merta meninggalkan PSSI. Intinya, menurut Tigor, kompetisi harus di bawah PSSI.
”Untuk yang kedua, posisi PT Liga sebagai PT itu pasti mengikat dengan apa yang disampaikan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). RUPS PT Liga pada Februari awal tahun ini menegaskan program kami ada ISL, Divisi Utama, dan ISL U-21. Pengelola ada di bawah yuridiksi PSSI dan pesertanya juga jelas di situ. Dari keputusan lain di luar RUPS, maka kami tidak bisa mengikuti itu,” papar Tigor.
Ketiga, terkait 9 Mei, juga sudah disampaikan secara lisan lewat CEO PT Liga Joko Driyono kepada Menpora bahwa pihaknya tidak bisa menjalankan kompetisi pada 9 Mei karena ada pelatihan timnas dan sebagainya. Dalam waktu normal pun memang sudah tidak ada kompetisi dalam periode ini. Tidak hanya dari PT Liga, suara penolakan kompetisi di bawah Tim Transisi bentukan Menpora juga disampaikan klub-klub. General Manager Pusamania Borneo FC (PBFC) Aidil Fitri yang mengaku sebagai koordinator 10 klub ISL dengan tegas tetap berpendirian bahwa kompetisi harus ada di bawah PSSI.
”Kembali saya tegaskan, Borneo FC (PBFC) dan 17 klub ISL lain tetap pada pendirian awal tidak akan berkompetisi di bawah Tim Transisi bentukan Menpora. Saya tanyakan kembali, mau ke mana setelah ikut kompetisi di bawah Menpora. Apakah bisa tampil di Piala AFC dan Liga Champions Asia (LCA)? Itu saja jawab dulu,” tandas Aidil.
Decky irawan jasri
PT Liga dan 18 klub peserta Indonesia Super League (ISL) tetap kepada keputusan awal, jika roda kompetisi baru bisa diputar kembali jika ada di bawah PSSI.
Setelah mengumumkan 17 nama anggota Tim Transisi, Jumat (8/5) malam, Menpora mengaku masih berharap PT Liga mau menjalankan kompetisi yang sudah berjalan selama dua pekan. Dalam kesempatan itu, Menpora menegaskan, Sabtu kemarin adalah tanggal terakhir bagi PT Liga untuk menjawab secara serius permintaan menjalankan kompetisi di bawah pengawasan Tim Transisi.
Jika PT Liga menolak, jadi kewenangan Tim Transisi untuk melanjutkan kompetisi dengan tim peserta yang ada sekarang mulai ISL, Divisi Utama, Perserikatan, dan Nusantara. Akan tetapi, apa yang disampaikan Menpora dipastikan tidak terjadi. Kemarin, sama sekali tidak ada pertandingan apa pun yang dimainkan oleh 18 klub peserta ISL musim ini, dengan menempatkan PT Liga sebagai operator.
”Kami tetap dengan posisi sikap seperti saat menjawab surat Menpora sebelumnya. Saya tidak tahu jika di luar beredar isu bahwa Menpora belum terima surat itu dan tetap ngotot tanggal 9 Mei kompetisi harus dijalankan. Apa pun itu kami sudah mengirim surat dan ada tiga hal dari surat itu yang sudah kami sampaikan secara langsung,” ungkap Sekretaris PT Liga Tigor Shalom Boboy kepada KORAN SINDOkemarin. Ya, menurut Tigor ada tiga hal yang tidak bisa dilanggar PT Liga terkait keinginan Menpora memakai operator yang sudah berjalan sejak 2009 tersebut.
Salah satunya adalah kompetisi adalah kewenangan dari PSSI sebagai federasi sepak bola tertinggi Indonesia sesuai dengan statuta yang ada. Masih pada peraturan pertama yang ada di atas, menurut Tigor, posisi PT Liga juga ditunjuk PSSI sebagai operator dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Borobudur pada 2013 lalu. Tidak hanya itu, untuk perangkat pertandingan (wasit, pengawas pertandingan, Komisi Disiplin, dan Komisi Banding), PT Liga juga tidak bisa serta-merta meninggalkan PSSI. Intinya, menurut Tigor, kompetisi harus di bawah PSSI.
”Untuk yang kedua, posisi PT Liga sebagai PT itu pasti mengikat dengan apa yang disampaikan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). RUPS PT Liga pada Februari awal tahun ini menegaskan program kami ada ISL, Divisi Utama, dan ISL U-21. Pengelola ada di bawah yuridiksi PSSI dan pesertanya juga jelas di situ. Dari keputusan lain di luar RUPS, maka kami tidak bisa mengikuti itu,” papar Tigor.
Ketiga, terkait 9 Mei, juga sudah disampaikan secara lisan lewat CEO PT Liga Joko Driyono kepada Menpora bahwa pihaknya tidak bisa menjalankan kompetisi pada 9 Mei karena ada pelatihan timnas dan sebagainya. Dalam waktu normal pun memang sudah tidak ada kompetisi dalam periode ini. Tidak hanya dari PT Liga, suara penolakan kompetisi di bawah Tim Transisi bentukan Menpora juga disampaikan klub-klub. General Manager Pusamania Borneo FC (PBFC) Aidil Fitri yang mengaku sebagai koordinator 10 klub ISL dengan tegas tetap berpendirian bahwa kompetisi harus ada di bawah PSSI.
”Kembali saya tegaskan, Borneo FC (PBFC) dan 17 klub ISL lain tetap pada pendirian awal tidak akan berkompetisi di bawah Tim Transisi bentukan Menpora. Saya tanyakan kembali, mau ke mana setelah ikut kompetisi di bawah Menpora. Apakah bisa tampil di Piala AFC dan Liga Champions Asia (LCA)? Itu saja jawab dulu,” tandas Aidil.
Decky irawan jasri
(ars)