Zinedine Zidane Effect dan Keajaiban Real Madrid dalam Sebulan
Selasa, 14 Juli 2020 - 13:05 WIB
JAKARTA - Real Madrid hanya membutuhkan waktu sebulan merebut gelar juara Liga Spanyol 2019/2020. Gambaran itu semakin nyata ketika Los Blancos tinggal seujung kuku untuk mengakhiri dahaga gelar di kompetisi domestik selama dua musim terakhir.
Selama dua musim (2017/2018-2018/2019), Barcelona sukses mendominasi Liga Spanyol dengan keluar sebagai pemenang. Tak ingin dipermalukan musuh bebuyutanya untuk ketiga kalinya, Madrid akhirnya kembali memanggil Zinedine Zidane . (Baca juga: Ramos: Gelar Liga Spanyol Hadiah dari Konsistensi dan Tim dalam Semusim )
Zidane pun melakukan transformasi besar-besaran pada skuat di periode kedua menangani klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu tersebut. Sejumlah pemain top sengaja didatangkan untuk menghilangkan ketergantungan pada Cristiano Ronaldo yang pindah ke Juventus.
Perubahan itu cukup mengesankan dan itu bisa dilihat di musim ini. Madrid berhasil mengoleksi 25 menang, delapan seri, dan hanya menelan tiga kekalahan dalam 36 pertandingan yang telah dijalaninya. Total, 17 gol dan cuma tiga kali kebobolan. (Baca juga: Jaga Rekor Tak Terkalahkan dalam 9 Pertandingan, Courtois: Tidak Mudah )
Satu fakta menariknya adalah Los Blancos cuma butuh waktu sebulan saja untuk menyelesaikan musim Liga Spanyol lebih cepat. Ya, kemenangan atas Villarreal di Alfredo di Stfano, Jumat (17/7) dini hari WIB, akan menjadi akhir dari kisah perjalaan Madrid menuju panggung juara.
Sekadar informasi, sejak kompetisi domestik bergulir pada bulan lalu, Madrid sukses menjaga rekor tak terkalahkan dalam sembilan pertandingan yang telah dijalaninya. Keberhasilan itulah yang membuat Madrid sukses mengudeta posisi Barcelona.
Penampilan anak asuh Quique Setien sebenarnya tidak terlalu mengecewakan, sebab mereka juga belum terkalahkan dalam sembilan pertandingan terakhir. Hanya saja, Barcelona tiga kali gagal mengamankan tiga poin penting saat berhadapan melawan Sevilla (0-0), Celta Vigo (2-2), dan Atletico Madrid (2-2).
Inkonsistensi dalam sebulan itulah yang membuat Barcelona kehilangan tempatnya di puncak klasemen. Tidak ada pertanyaan resmi dari Barcelona bahwa mereka menyerah memertahankan gelar Liga Spanyol, membuat sebagian kalangan berpendapat 'apakah Barcelona membutuhkan keajaiban di dua pertandingan terakhir Liga Spanyol'?
Rasanya sulit jika Barcelona hanya mengharapkan keajaiban. Pasalnya, jika melihat statistik Madrid melawan Villarreal dan Leganes cukup mengesankan.
Melawan Villarreal misalnya, Madrid 13 kemenangan dari 27 pertemuan terakhirnya. Sementara berhadapan melawan Leganes, Los Blancos menang delapan kali dari 11 pertemuan.
Lihat Juga: Tijjani Reijnders Gelandang Produktif di Liga Champions, Eliano Semoga Bisa Tiru Sang Kakak
Selama dua musim (2017/2018-2018/2019), Barcelona sukses mendominasi Liga Spanyol dengan keluar sebagai pemenang. Tak ingin dipermalukan musuh bebuyutanya untuk ketiga kalinya, Madrid akhirnya kembali memanggil Zinedine Zidane . (Baca juga: Ramos: Gelar Liga Spanyol Hadiah dari Konsistensi dan Tim dalam Semusim )
Zidane pun melakukan transformasi besar-besaran pada skuat di periode kedua menangani klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu tersebut. Sejumlah pemain top sengaja didatangkan untuk menghilangkan ketergantungan pada Cristiano Ronaldo yang pindah ke Juventus.
Perubahan itu cukup mengesankan dan itu bisa dilihat di musim ini. Madrid berhasil mengoleksi 25 menang, delapan seri, dan hanya menelan tiga kekalahan dalam 36 pertandingan yang telah dijalaninya. Total, 17 gol dan cuma tiga kali kebobolan. (Baca juga: Jaga Rekor Tak Terkalahkan dalam 9 Pertandingan, Courtois: Tidak Mudah )
Satu fakta menariknya adalah Los Blancos cuma butuh waktu sebulan saja untuk menyelesaikan musim Liga Spanyol lebih cepat. Ya, kemenangan atas Villarreal di Alfredo di Stfano, Jumat (17/7) dini hari WIB, akan menjadi akhir dari kisah perjalaan Madrid menuju panggung juara.
Sekadar informasi, sejak kompetisi domestik bergulir pada bulan lalu, Madrid sukses menjaga rekor tak terkalahkan dalam sembilan pertandingan yang telah dijalaninya. Keberhasilan itulah yang membuat Madrid sukses mengudeta posisi Barcelona.
Penampilan anak asuh Quique Setien sebenarnya tidak terlalu mengecewakan, sebab mereka juga belum terkalahkan dalam sembilan pertandingan terakhir. Hanya saja, Barcelona tiga kali gagal mengamankan tiga poin penting saat berhadapan melawan Sevilla (0-0), Celta Vigo (2-2), dan Atletico Madrid (2-2).
Inkonsistensi dalam sebulan itulah yang membuat Barcelona kehilangan tempatnya di puncak klasemen. Tidak ada pertanyaan resmi dari Barcelona bahwa mereka menyerah memertahankan gelar Liga Spanyol, membuat sebagian kalangan berpendapat 'apakah Barcelona membutuhkan keajaiban di dua pertandingan terakhir Liga Spanyol'?
Rasanya sulit jika Barcelona hanya mengharapkan keajaiban. Pasalnya, jika melihat statistik Madrid melawan Villarreal dan Leganes cukup mengesankan.
Melawan Villarreal misalnya, Madrid 13 kemenangan dari 27 pertemuan terakhirnya. Sementara berhadapan melawan Leganes, Los Blancos menang delapan kali dari 11 pertemuan.
Lihat Juga: Tijjani Reijnders Gelandang Produktif di Liga Champions, Eliano Semoga Bisa Tiru Sang Kakak
(bbk)
tulis komentar anda