Indonesia Harusnya Contek Pengembangan Olahraga di Korea Selatan dan Thailand
Sabtu, 16 Maret 2024 - 13:05 WIB
Indonesia diminta belajar dari Korea Selatan dan Thailand mengenai pengembangan olahraga . Hal sebagaimana disampaikan Pengamat Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta, Asep Kamaluddin Nashir.
Asep menilai fokus pengembangan olahraga di Indonesia hanya berputar pada pembinaan atlet. Sementara Korsel, Thailand serta negara lain justru mengembangkan potensi devisa dari sektor olahraga.
Ditambahkan, potensi wisata pada pagelaran olahraga terjadi setiap tahun baik berskala Internasional dan nasional. "Maksud potensi pariwisata disini bukan hanya pada pagelaran akbar seperti penyelenggaraan Asian Games 2018, SEA Games 2011, Piala Dunia U-17 2023, maupun Piala Dunia Basket 2023 melainkan kegiatan olahraga lain yang dilakukan secara rutin per tahun. Mulai dari Gran Prix MotoGP, Indonesia Open, Bali Marathon, Tour de Singkarak, World Surf League, dan lainnya," kata Kang Asep panggilan akrabnya dalam keterangan persnya, Sabtu ((16/3/2024).
Kang Asep menuturkan Indonesia seharusnya mengembangkan konsep sport tourism atau penyelenggaraan kegiatan olahraga yang dipadukan dengan promosi pariwisata. Menurutnya pengembangan sport tourism wajib dilakukan.
"Upaya mengembangkan sport tourism sebenarnya telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Pada tahun 2023, pelaksanaan MotoGP di Mandalika berhasil menyumbang perekonomian sebesar Rp4,5 triliyun," katanya.
Termasuk, lanjut Kang Asep, nilai fantastis tentunya untuk sebuah pagelaran yang tidak memakan waktu lama. Begitupula dengan pelaksanaan Piala Dunia U-17 yang diduga terjadi perputaran uang sebesar RP1,02 triliun.
Asep menilai fokus pengembangan olahraga di Indonesia hanya berputar pada pembinaan atlet. Sementara Korsel, Thailand serta negara lain justru mengembangkan potensi devisa dari sektor olahraga.
Ditambahkan, potensi wisata pada pagelaran olahraga terjadi setiap tahun baik berskala Internasional dan nasional. "Maksud potensi pariwisata disini bukan hanya pada pagelaran akbar seperti penyelenggaraan Asian Games 2018, SEA Games 2011, Piala Dunia U-17 2023, maupun Piala Dunia Basket 2023 melainkan kegiatan olahraga lain yang dilakukan secara rutin per tahun. Mulai dari Gran Prix MotoGP, Indonesia Open, Bali Marathon, Tour de Singkarak, World Surf League, dan lainnya," kata Kang Asep panggilan akrabnya dalam keterangan persnya, Sabtu ((16/3/2024).
Baca Juga
Kang Asep menuturkan Indonesia seharusnya mengembangkan konsep sport tourism atau penyelenggaraan kegiatan olahraga yang dipadukan dengan promosi pariwisata. Menurutnya pengembangan sport tourism wajib dilakukan.
"Upaya mengembangkan sport tourism sebenarnya telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Pada tahun 2023, pelaksanaan MotoGP di Mandalika berhasil menyumbang perekonomian sebesar Rp4,5 triliyun," katanya.
Termasuk, lanjut Kang Asep, nilai fantastis tentunya untuk sebuah pagelaran yang tidak memakan waktu lama. Begitupula dengan pelaksanaan Piala Dunia U-17 yang diduga terjadi perputaran uang sebesar RP1,02 triliun.
Baca Juga
tulis komentar anda