Guru SD Surabaya Terpilih Jadi Wasit Bulu Tangkis Olimpiade Paris 2024
Rabu, 12 Juni 2024 - 05:05 WIB
JAKARTA - Wasit perempuan asal Indonesia, Qomarul Lailiah kembali terpilih menjadi wasit di ajang Olimpiade untuk cabang olahraga bulu tangkis. Setelah terpilih di Olimpiade Tokyo, kini ia kembali ditunjuk menjadi wasit di Paris.
Pada ajang Olimpiade ini, pemilihan wasit tidak hanya memiliki sertifikasi BWF, tetapi kesetaraan gender juga diutamakan. Sementara tidak banyak wasit wanita cabor bulu tangkis di dunia yang memiliki sertifikasi BWF.
Lia -sapaan akrab Qomarul Lailiah- merupakan salah satu wasit wanita asal Indonesia yang memiliki sertifikasi BWF. Karena itu BWF tak ragu untuk langsung menunjuk Lia sebagai salah satu wasit cabor bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024.
"Jadi kalau di bulu tangkis kami harus sudah bersertifikasi BWF, itu syarat pertama. Kemudian yang kedua, kami ini wasit aktif. Artinya aktif, selama ini kami ada limitnya, ada batas minimal satu tahun itu berapa kali memimpin," ucap Lia kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia di Jakarta.
"Kemudian yang ketiga, kalau saya ini (terpilih) kesetaraan gender ya, karena memang wasit wanita itu jarang. Jumlah kami tidak sampai 50 persen dari total wasit bulu tangkis di seluruh dunia," tutur Lia.
Lia pun menjadi satu-satunya wasit bulu tangkis Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Paris 2024. Bahkan bukan hanya untuk ajang Olimpiade saja, tetapi ia juga terpilih untuk menjadi pengadil lapangan di Paralimpiade Paris 2024.
"Jadi saya akan jadi wasit dua kali, Olimpiade sama Paralimpiade. Wasit cewek seperti kami langsung ditawari dua. 'Olympic are you available?' 'Oh yes i'm honored', saya bilang gitu," kata wasit kelahiran Surabaya, 24 September 1977.
"(Wasit dari Indonesia untuk bulu tangkis) satu saja. Itu karena saya perempuan. Saya beruntung. Olympic sebetulnya membutuhkan 50 persen 50 persen (pria dan wanita). Karena jumlah kami (wasit wanita) itu memang belum memenuhi, jadi minimal 30 persen dari total," sambung Lia.
Lebih spesialnya lagi, Lia ini tidak memiliki basic apa pun di dunia bulu tangkis. Selain berprofesi sebagai wasit, Lia saat ini masih menjadi guru aktif di SDN Sawunggaling 1 Surabaya dengan mata pelajaran Bahasa Inggris.
Tantangan pun kerap ditemui Lia karena ia harus meninggalkan sekolah sejenak untuk menjalankan tugasnya sebagai wasit BWF. Termasuk saat Olimpiade nanti, di mana ia akan terbang dua kali ke Paris dengan durasi cukup lama.
"Saya selain wasit kan guru bahasa Inggris, makanya saya bilang saya ini terdampar. Sebagai guru, saya selalu meminta dukungan dari dinas terkait, kebetulan saya PNS ya. Saya juga enggak mau job desk utama saya terbengkalai. Jadi saya inginnya win-win solution. saya totalitas di sekolah dan totalitas saat jadi wasit," tutupnya.
Pada ajang Olimpiade ini, pemilihan wasit tidak hanya memiliki sertifikasi BWF, tetapi kesetaraan gender juga diutamakan. Sementara tidak banyak wasit wanita cabor bulu tangkis di dunia yang memiliki sertifikasi BWF.
Lia -sapaan akrab Qomarul Lailiah- merupakan salah satu wasit wanita asal Indonesia yang memiliki sertifikasi BWF. Karena itu BWF tak ragu untuk langsung menunjuk Lia sebagai salah satu wasit cabor bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024.
"Jadi kalau di bulu tangkis kami harus sudah bersertifikasi BWF, itu syarat pertama. Kemudian yang kedua, kami ini wasit aktif. Artinya aktif, selama ini kami ada limitnya, ada batas minimal satu tahun itu berapa kali memimpin," ucap Lia kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia di Jakarta.
"Kemudian yang ketiga, kalau saya ini (terpilih) kesetaraan gender ya, karena memang wasit wanita itu jarang. Jumlah kami tidak sampai 50 persen dari total wasit bulu tangkis di seluruh dunia," tutur Lia.
Lia pun menjadi satu-satunya wasit bulu tangkis Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Paris 2024. Bahkan bukan hanya untuk ajang Olimpiade saja, tetapi ia juga terpilih untuk menjadi pengadil lapangan di Paralimpiade Paris 2024.
"Jadi saya akan jadi wasit dua kali, Olimpiade sama Paralimpiade. Wasit cewek seperti kami langsung ditawari dua. 'Olympic are you available?' 'Oh yes i'm honored', saya bilang gitu," kata wasit kelahiran Surabaya, 24 September 1977.
"(Wasit dari Indonesia untuk bulu tangkis) satu saja. Itu karena saya perempuan. Saya beruntung. Olympic sebetulnya membutuhkan 50 persen 50 persen (pria dan wanita). Karena jumlah kami (wasit wanita) itu memang belum memenuhi, jadi minimal 30 persen dari total," sambung Lia.
Lebih spesialnya lagi, Lia ini tidak memiliki basic apa pun di dunia bulu tangkis. Selain berprofesi sebagai wasit, Lia saat ini masih menjadi guru aktif di SDN Sawunggaling 1 Surabaya dengan mata pelajaran Bahasa Inggris.
Tantangan pun kerap ditemui Lia karena ia harus meninggalkan sekolah sejenak untuk menjalankan tugasnya sebagai wasit BWF. Termasuk saat Olimpiade nanti, di mana ia akan terbang dua kali ke Paris dengan durasi cukup lama.
"Saya selain wasit kan guru bahasa Inggris, makanya saya bilang saya ini terdampar. Sebagai guru, saya selalu meminta dukungan dari dinas terkait, kebetulan saya PNS ya. Saya juga enggak mau job desk utama saya terbengkalai. Jadi saya inginnya win-win solution. saya totalitas di sekolah dan totalitas saat jadi wasit," tutupnya.
(sto)
tulis komentar anda