Potensi Kejutan Pasukan Thomas Tucel Bikin Bayern Tak Nyaman
Sabtu, 22 Agustus 2020 - 12:35 WIB
LISABON - Bayern Muenchen mungkin diunggulkan saat melawan Paris Saint-Germain (PSG) saat final Liga Champions di Estadio do Sport, Lisabon, Portugal, Senin (24/8) dini hari. Tapi ada beberapa alasan yang harusnya membuat pendukung Bayern khawatir potensi kejutan pasukan Thomas Tuchel tersebut.
Pertama, faktor Tuchel yang tentu paham betul seluk beluk sepak bola Jerman. Saat masih aktif menjadi pemain, dia tercatat membela Stuttgarter Kickers (1992–1994) dan SSV Ulm (1994– 1998). Sebelum hijrah ke Prancis pada 2018, Tuchel pernah menangani klub-klub lokal seperti FC Augsburg II (2007–2008), Mainz 05 (2009–2014), dan Borussia Dortmund (2015–2017).
Memang, satu-satunya gelar yang baru diraihnya di Jerman adalah DFB Pokal 2016/2017 bersama Dortmund. Namun, Tuchel kadung dikenal dengan reputasinya sebagai salah satu pelatih muda paling taktis di sepak bola Jerman. (Baca: Fokus Final Liga Champions, Coutinho Belum Pikirkan Masa Depan)
Menerapkan filosofi permainan cepat dan sepak bola yang menyerang, pelatih berusia 46 tahun tersebut memprioritaskan kualitas, gaya bermain yang aktif, pertahanan yang berani dan cepat dalam menyerang. Filosofi tersebut menjadi andalan di semua klub yang ditanganinya, termasuk di PSG.
Gaya permainan khas Tuchel terimplementasi dengan baik. Terbukti, Les Parisiens dibawanya bergelimang kejayaan di pentas domestik dengan torehan Ligue 1: 2018/2019, 2019/2020, Coupe de France: 2019/2020, Coupe de la Ligue: 2019/2020, Trophée des Champions: 2018, 2019.
PSG juga begitu impresif di Liga Champions musim ini. Bukan hanya menyerang, raksasa Ligue 1 itu memiliki pertahanan terbaik lantaran baru kebobolan lima gol dari fase grup hingga final, lebih sedikit dari Bayern (kebobolan delapan gol). Duet Thiago Silva dan Marquinhos begitu kokoh.
Kini, Tuchel dan PSG selangkah lagi menuju sejarah: meraih trofi Liga Champions pertamanya. Antusiasme tinggi begitu dirasakan Tuchel. Pria kelahiran Krumbach, Jerman, itu sudah sangat menantikan pertandingan melawan Bayern. (Baca juga: Setelah 25 Agustus Pastikan Cek Saldo Anda, Pastikan Gaji atau BLT yang Masuk)
Dia mengatakan reputasi lawan sebagai salah satu tim tersukses Jerman dan Eropa membuatnya begitu termotivasi. Tuchel menilai, PSG sangat siap karena telah menunjukkan rasa lapar, semangat juang, dan mentalitas di Liga Champions sejauh ini.
Terlebih sebelumnya Neymar Jr dkk menyudahi perlawanan Dortmund di babak 16 besar dengan agregat 3-2 dan menang 3-0 atas RB Leipzig di babak semifinal, Rabu (19/8). Selain itu, Tuchel cukup familier dengan Bayern. Dia sudah menghadapi Die Roten 17 kali sebagai pelatih Mainz dan Dortmund. Rekornya adalah 5 menang, 2 imbang, dan 10 kekalahan.
Pertama, faktor Tuchel yang tentu paham betul seluk beluk sepak bola Jerman. Saat masih aktif menjadi pemain, dia tercatat membela Stuttgarter Kickers (1992–1994) dan SSV Ulm (1994– 1998). Sebelum hijrah ke Prancis pada 2018, Tuchel pernah menangani klub-klub lokal seperti FC Augsburg II (2007–2008), Mainz 05 (2009–2014), dan Borussia Dortmund (2015–2017).
Memang, satu-satunya gelar yang baru diraihnya di Jerman adalah DFB Pokal 2016/2017 bersama Dortmund. Namun, Tuchel kadung dikenal dengan reputasinya sebagai salah satu pelatih muda paling taktis di sepak bola Jerman. (Baca: Fokus Final Liga Champions, Coutinho Belum Pikirkan Masa Depan)
Menerapkan filosofi permainan cepat dan sepak bola yang menyerang, pelatih berusia 46 tahun tersebut memprioritaskan kualitas, gaya bermain yang aktif, pertahanan yang berani dan cepat dalam menyerang. Filosofi tersebut menjadi andalan di semua klub yang ditanganinya, termasuk di PSG.
Gaya permainan khas Tuchel terimplementasi dengan baik. Terbukti, Les Parisiens dibawanya bergelimang kejayaan di pentas domestik dengan torehan Ligue 1: 2018/2019, 2019/2020, Coupe de France: 2019/2020, Coupe de la Ligue: 2019/2020, Trophée des Champions: 2018, 2019.
PSG juga begitu impresif di Liga Champions musim ini. Bukan hanya menyerang, raksasa Ligue 1 itu memiliki pertahanan terbaik lantaran baru kebobolan lima gol dari fase grup hingga final, lebih sedikit dari Bayern (kebobolan delapan gol). Duet Thiago Silva dan Marquinhos begitu kokoh.
Kini, Tuchel dan PSG selangkah lagi menuju sejarah: meraih trofi Liga Champions pertamanya. Antusiasme tinggi begitu dirasakan Tuchel. Pria kelahiran Krumbach, Jerman, itu sudah sangat menantikan pertandingan melawan Bayern. (Baca juga: Setelah 25 Agustus Pastikan Cek Saldo Anda, Pastikan Gaji atau BLT yang Masuk)
Dia mengatakan reputasi lawan sebagai salah satu tim tersukses Jerman dan Eropa membuatnya begitu termotivasi. Tuchel menilai, PSG sangat siap karena telah menunjukkan rasa lapar, semangat juang, dan mentalitas di Liga Champions sejauh ini.
Terlebih sebelumnya Neymar Jr dkk menyudahi perlawanan Dortmund di babak 16 besar dengan agregat 3-2 dan menang 3-0 atas RB Leipzig di babak semifinal, Rabu (19/8). Selain itu, Tuchel cukup familier dengan Bayern. Dia sudah menghadapi Die Roten 17 kali sebagai pelatih Mainz dan Dortmund. Rekornya adalah 5 menang, 2 imbang, dan 10 kekalahan.
tulis komentar anda