Anthony Joshua Kritik Duel Jake Paul vs Mike Tyson: Tak Ada yang Ingin Lihat Legenda Kalah
Jum'at, 20 September 2024 - 17:00 WIB
Raja tinju kelas berat Anthony Joshua berat, baru-baru ini memberikan pandangan kritisnya terhadap keputusan Jake Paul yang akan bertarung melawan legenda tinju, Mike Tyson, pada 15 November 2024 di Arlington, Texas. Joshua mengungkapkan masalah utama dari pertarungan ini adalah penggemar tidak ingin melihat Tyson kalah di usianya yang kini 58 tahun.
Pertarungan ini akan menjadi laga pertama Mike Tyson sejak pertandingan eksibisi melawan Roy Jones Jr. pada 2020, yang berakhir imbang setelah enam ronde. Tyson, yang memiliki rekor profesional 50-6-2, terakhir kali bertarung di pertandingan profesional pada 2005 melawan Kevin McBride, di mana ia kalah setelah menyerah di ronde keenam.
Sementara itu, Jake Paul, petinju yang telah membuat gebrakan dalam dunia tinju profesional beberapa tahun terakhir, memiliki rekor 10-1, dengan satu-satunya kekalahan dari Tommy Fury pada Februari lalu. Sebelumnya, Paul dijadwalkan melawan Tyson pada Juli, tetapi Tyson terpaksa mundur karena masalah medis, dan Paul kemudian menghadapi Mike Perry, mantan bintang UFC, yang ia kalahkan melalui TKO di ronde keenam.
Namun, keputusan Paul untuk kembali menjadwalkan pertarungan melawan Tyson menuai kritik, terutama dari Anthony Joshua. Dalam sebuah wawancara, Joshua menyebut bahwa pertarungan ini memiliki kelemahan besar, karena siapa pun yang menang, hasilnya tidak akan memuaskan penggemar.
"Jika saya bertarung melawan Mike Tyson dan menang, saya mungkin akan menjadi satu-satunya yang bersorak. Orang-orang akan mencemooh. Dia adalah legenda. Mike Tyson adalah salah satu petinju terbesar sepanjang masa. Tidak ada yang ingin melihat dia kalah," ungkap Joshua kepada The Sun.
Joshua juga menegaskan bahwa Tyson, bersama Muhammad Ali, adalah dua sosok yang paling dikenal dalam dunia tinju, sehingga sulit bagi penggemar untuk menerima kekalahan salah satu dari mereka, bahkan jika pertarungan tersebut melibatkan petinju yang lebih muda seperti Jake Paul.
Selain Joshua, beberapa pengamat tinju dan penggemar juga mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap pertarungan ini. Michael Bisping, mantan petarung UFC yang kini menjadi komentator, mengkritik Jake Paul setelah konferensi pers di New York. Paul yang menerima gelombang ejekan dari penonton merespon dengan nada kasar, menyindir Tyson dan penggemar New York, yang justru memperburuk citranya.
"Jake, mengolok-olok seseorang yang 30 tahun lebih tua darimu dan sudah dianggap legenda? Itu membuatmu terlihat menyedihkan," kata Bisping dalam komentarnya.
Sementara itu, fokus Joshua saat ini adalah menghadapi Daniel Dubois dalam perebutan gelar IBF kelas berat di Wembley pada 21 September 2024. Joshua berharap kemenangan atas Dubois bisa membuka jalan baginya untuk bertarung melawan juara dunia lainnya seperti Tyson Fury atau Oleksandr Usyk, demi menjadi juara dunia tak terbantahkan.
Pertarungan Joshua vs Dubois ini diprediksi akan menjadi tantangan besar bagi Joshua yang kini berusia 34 tahun, mengingat Dubois memiliki rekor impresif dengan 21 kemenangan, 20 di antaranya melalui KO.
Pertarungan ini akan menjadi laga pertama Mike Tyson sejak pertandingan eksibisi melawan Roy Jones Jr. pada 2020, yang berakhir imbang setelah enam ronde. Tyson, yang memiliki rekor profesional 50-6-2, terakhir kali bertarung di pertandingan profesional pada 2005 melawan Kevin McBride, di mana ia kalah setelah menyerah di ronde keenam.
Sementara itu, Jake Paul, petinju yang telah membuat gebrakan dalam dunia tinju profesional beberapa tahun terakhir, memiliki rekor 10-1, dengan satu-satunya kekalahan dari Tommy Fury pada Februari lalu. Sebelumnya, Paul dijadwalkan melawan Tyson pada Juli, tetapi Tyson terpaksa mundur karena masalah medis, dan Paul kemudian menghadapi Mike Perry, mantan bintang UFC, yang ia kalahkan melalui TKO di ronde keenam.
Namun, keputusan Paul untuk kembali menjadwalkan pertarungan melawan Tyson menuai kritik, terutama dari Anthony Joshua. Dalam sebuah wawancara, Joshua menyebut bahwa pertarungan ini memiliki kelemahan besar, karena siapa pun yang menang, hasilnya tidak akan memuaskan penggemar.
"Jika saya bertarung melawan Mike Tyson dan menang, saya mungkin akan menjadi satu-satunya yang bersorak. Orang-orang akan mencemooh. Dia adalah legenda. Mike Tyson adalah salah satu petinju terbesar sepanjang masa. Tidak ada yang ingin melihat dia kalah," ungkap Joshua kepada The Sun.
Joshua juga menegaskan bahwa Tyson, bersama Muhammad Ali, adalah dua sosok yang paling dikenal dalam dunia tinju, sehingga sulit bagi penggemar untuk menerima kekalahan salah satu dari mereka, bahkan jika pertarungan tersebut melibatkan petinju yang lebih muda seperti Jake Paul.
Selain Joshua, beberapa pengamat tinju dan penggemar juga mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap pertarungan ini. Michael Bisping, mantan petarung UFC yang kini menjadi komentator, mengkritik Jake Paul setelah konferensi pers di New York. Paul yang menerima gelombang ejekan dari penonton merespon dengan nada kasar, menyindir Tyson dan penggemar New York, yang justru memperburuk citranya.
"Jake, mengolok-olok seseorang yang 30 tahun lebih tua darimu dan sudah dianggap legenda? Itu membuatmu terlihat menyedihkan," kata Bisping dalam komentarnya.
Sementara itu, fokus Joshua saat ini adalah menghadapi Daniel Dubois dalam perebutan gelar IBF kelas berat di Wembley pada 21 September 2024. Joshua berharap kemenangan atas Dubois bisa membuka jalan baginya untuk bertarung melawan juara dunia lainnya seperti Tyson Fury atau Oleksandr Usyk, demi menjadi juara dunia tak terbantahkan.
Pertarungan Joshua vs Dubois ini diprediksi akan menjadi tantangan besar bagi Joshua yang kini berusia 34 tahun, mengingat Dubois memiliki rekor impresif dengan 21 kemenangan, 20 di antaranya melalui KO.
(sto)
tulis komentar anda