Binotto: Masalah Ferrari di GP Belgia Bukan Hanya Mesin
Sabtu, 29 Agustus 2020 - 19:07 WIB
STAVELOT - Bos Ferrari , Mattia Binotto menyatakan kurang maksimalnya performa kendaraan jelang GP Belgia disebabkan beberapa faktor. Selain kurang mendukungnya lintasan lulus, sejumlah masalah teknis juga ikut mempengaruhi.
(Baca Juga: Tidak Diperkenankan Pergi, Barcelona Tolak Permintaan Lionel Messi )
Pabrikan Italia itu sebenarnya sudah dua kali berutun memenangi GP Belgia diajang Formula One (F1) . Pada 2018 mereka berjaya melalui Sebastian Vettel, sedangkan musim berikutnya lewat Charles Leclerc.
Tapi, hegemoni itu terancam berakhir. Pasalnya, Ferrari mengalami banyak kesulitan selama melintasi Spa-Francorchamps. Buktinya, saat sesi latihan bebas kedua, Leclerc hanya menempati posisi ke-15. Sedangkan Vettel malah tertinggal dua grid dibelakangnya.
Binotto membeberkan mengapa kali ini para pembalapnya keteteran. Salah satunya karena trek lurus tidak mendukung performa Ferrari. Dia juga menyebut kendala terbesar adalah sulitnya memilih ban yang tepat.
“Kami kesulitan membuat ban berfungsi secara maksimal. Kurang daya cengkram, baik saat pengereman dan akselerasi. Tidak ada masalah berarti mengenai mesin kendaraan. Para pembalap hanya mengeluhkan daya cengkram ban,” ucap Binotto.
“Saya pikir itu bukan potensi maksimal kendaraan kami. Juga bukan karena posisi kendaraan, jika melihat grid dan hal lain yang berkaitan dengan rivalitas di lintasan. Saya rasa itu masalah serupa di dua kendaraan. Jadi bukan faktor pengemudi,” lanjutnya, dilansir skysport.
Binotto menyebut masalah ban membuat Ferrari kesulitan mengambil kesimpulan terkait tindakan terbaik apa yang harus diambil. Sebab, ada sejumlah resiko yang muncul, seperti melambat di lintasan lurus atau tikungan.
(Baca Juga: AC Milan Sedikit Lagi Rekrut Gelandang Muda Real Madrid )
“Jika tidak bisa menemukan setingan ban yang tepat, Anda tidak bisa menggunakannya dengan benar. Jelas, jika ban tidak punya daya cengkram, Anda tidak akan bisa cepat di sektor dua, kemudian Anda akan melambat di tiga sektor,” tutupnya.
(Baca Juga: Tidak Diperkenankan Pergi, Barcelona Tolak Permintaan Lionel Messi )
Pabrikan Italia itu sebenarnya sudah dua kali berutun memenangi GP Belgia diajang Formula One (F1) . Pada 2018 mereka berjaya melalui Sebastian Vettel, sedangkan musim berikutnya lewat Charles Leclerc.
Tapi, hegemoni itu terancam berakhir. Pasalnya, Ferrari mengalami banyak kesulitan selama melintasi Spa-Francorchamps. Buktinya, saat sesi latihan bebas kedua, Leclerc hanya menempati posisi ke-15. Sedangkan Vettel malah tertinggal dua grid dibelakangnya.
Binotto membeberkan mengapa kali ini para pembalapnya keteteran. Salah satunya karena trek lurus tidak mendukung performa Ferrari. Dia juga menyebut kendala terbesar adalah sulitnya memilih ban yang tepat.
“Kami kesulitan membuat ban berfungsi secara maksimal. Kurang daya cengkram, baik saat pengereman dan akselerasi. Tidak ada masalah berarti mengenai mesin kendaraan. Para pembalap hanya mengeluhkan daya cengkram ban,” ucap Binotto.
“Saya pikir itu bukan potensi maksimal kendaraan kami. Juga bukan karena posisi kendaraan, jika melihat grid dan hal lain yang berkaitan dengan rivalitas di lintasan. Saya rasa itu masalah serupa di dua kendaraan. Jadi bukan faktor pengemudi,” lanjutnya, dilansir skysport.
Binotto menyebut masalah ban membuat Ferrari kesulitan mengambil kesimpulan terkait tindakan terbaik apa yang harus diambil. Sebab, ada sejumlah resiko yang muncul, seperti melambat di lintasan lurus atau tikungan.
(Baca Juga: AC Milan Sedikit Lagi Rekrut Gelandang Muda Real Madrid )
“Jika tidak bisa menemukan setingan ban yang tepat, Anda tidak bisa menggunakannya dengan benar. Jelas, jika ban tidak punya daya cengkram, Anda tidak akan bisa cepat di sektor dua, kemudian Anda akan melambat di tiga sektor,” tutupnya.
(mirz)
tulis komentar anda