Kekuatan Timnas Jepang yang Menakutkan hingga Dapat Julukan King Asia
Rabu, 13 November 2024 - 08:46 WIB
JAKARTA - Timnas Jepang telah lama dikenal sebagai kekuatan utama di sepak bola Asia. Keberhasilan mereka meraih empat gelar Piala Asia menjadikan Jepang sebagai tim paling dominan di benua ini, melampaui Iran dan Arab Saudi yang masing-masing meraih tiga gelar. Kedigdayaan Jepang di kancah Asia ini membuat mereka dijuluki "King Asia," julukan yang mencerminkan superioritas mereka dalam kompetisi sepak bola Asia yang bergengsi ini.
Dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 , Jepang tampil memukau di babak ketiga Grup C, yang dikenal sebagai “grup neraka” karena dihuni tim-tim kuat seperti Australia, Arab Saudi, dan China. Meski menghadapi tantangan dari tim-tim yang juga berpengalaman di Piala Dunia, Jepang tetap tampil dominan. Skuad Samurai Biru sukses mencatat tiga kemenangan dan 1 hasil imbang, dengan mencetak total 15 gol dalam empat laga.
Jepang membuka kualifikasi dengan kemenangan telak 7-0 atas China, diikuti dengan kemenangan 5-0 atas Bahrain. Tidak berhenti di situ, Jepang kembali menunjukkan ketangguhannya dengan mengalahkan Arab Saudi 2-0 di King Abdullah Sports City, mempermalukan pasukan Roberto Mancini di hadapan pendukung mereka sendiri. Kemenangan beruntun ini menempatkan Jepang di puncak klasemen dengan 10 poin, membuka peluang besar untuk lolos otomatis ke Piala Dunia 2026.
Menariknya, timnas Jepang saat ini sepenuhnya terdiri dari pemain yang berkarier di liga-liga Eropa. Para pemain seperti Wataru Endo yang bermain di Bundesliga, hingga pemain muda berbakat seperti Takefusa Kubo yang memperkuat Villarreal di La Liga, membawa pengalaman internasional yang semakin memperkuat tim. Tanpa satu pun pemain naturalisasi dan tanpa pemain dari liga domestik, tim Jepang mampu bersaing dengan skuad kelas dunia.
Faktor lain yang menjadikan Jepang sebagai raksasa Asia adalah kedisiplinan dan sportivitas mereka yang tinggi di lapangan. Tim Jepang dikenal sangat jarang bermain drama atau melakukan trik licik untuk mendapatkan keuntungan. Mereka lebih memilih kalah secara terhormat daripada menang dengan cara yang merendahkan. Sikap ini membuat mereka dihormati, tidak hanya oleh tim Asia, tetapi juga oleh para penggemar dan pelatih di seluruh dunia.
Kesuksesan Jepang juga tak lepas dari peran sang pelatih, Hajime Moriyasu. Dengan strategi yang matang dan formasi 4-2-3-1 yang kerap diterapkan, Moriyasu membawa Jepang meraih kemenangan demi kemenangan. Dari 57 laga, Moriyasu berhasil mencatat 26 kemenangan dengan formasi ini, menjadikan Jepang sebagai tim yang sulit ditaklukkan.
Dengan prestasi dan keunggulan tersebut, tidak berlebihan jika Jepang dianggap sebagai role model sepak bola Asia. Tak hanya negara-negara Asia, banyak tim Eropa juga mengagumi filosofi dan strategi permainan Jepang yang disiplin dan penuh rasa hormat. Timnas Jepang benar-benar menunjukkan bahwa mereka adalah "King Asia" yang menakutkan, namun tetap disegani di dunia sepak bola.
Dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 , Jepang tampil memukau di babak ketiga Grup C, yang dikenal sebagai “grup neraka” karena dihuni tim-tim kuat seperti Australia, Arab Saudi, dan China. Meski menghadapi tantangan dari tim-tim yang juga berpengalaman di Piala Dunia, Jepang tetap tampil dominan. Skuad Samurai Biru sukses mencatat tiga kemenangan dan 1 hasil imbang, dengan mencetak total 15 gol dalam empat laga.
Baca Juga
Jepang membuka kualifikasi dengan kemenangan telak 7-0 atas China, diikuti dengan kemenangan 5-0 atas Bahrain. Tidak berhenti di situ, Jepang kembali menunjukkan ketangguhannya dengan mengalahkan Arab Saudi 2-0 di King Abdullah Sports City, mempermalukan pasukan Roberto Mancini di hadapan pendukung mereka sendiri. Kemenangan beruntun ini menempatkan Jepang di puncak klasemen dengan 10 poin, membuka peluang besar untuk lolos otomatis ke Piala Dunia 2026.
Menariknya, timnas Jepang saat ini sepenuhnya terdiri dari pemain yang berkarier di liga-liga Eropa. Para pemain seperti Wataru Endo yang bermain di Bundesliga, hingga pemain muda berbakat seperti Takefusa Kubo yang memperkuat Villarreal di La Liga, membawa pengalaman internasional yang semakin memperkuat tim. Tanpa satu pun pemain naturalisasi dan tanpa pemain dari liga domestik, tim Jepang mampu bersaing dengan skuad kelas dunia.
Faktor lain yang menjadikan Jepang sebagai raksasa Asia adalah kedisiplinan dan sportivitas mereka yang tinggi di lapangan. Tim Jepang dikenal sangat jarang bermain drama atau melakukan trik licik untuk mendapatkan keuntungan. Mereka lebih memilih kalah secara terhormat daripada menang dengan cara yang merendahkan. Sikap ini membuat mereka dihormati, tidak hanya oleh tim Asia, tetapi juga oleh para penggemar dan pelatih di seluruh dunia.
Kesuksesan Jepang juga tak lepas dari peran sang pelatih, Hajime Moriyasu. Dengan strategi yang matang dan formasi 4-2-3-1 yang kerap diterapkan, Moriyasu membawa Jepang meraih kemenangan demi kemenangan. Dari 57 laga, Moriyasu berhasil mencatat 26 kemenangan dengan formasi ini, menjadikan Jepang sebagai tim yang sulit ditaklukkan.
Dengan prestasi dan keunggulan tersebut, tidak berlebihan jika Jepang dianggap sebagai role model sepak bola Asia. Tak hanya negara-negara Asia, banyak tim Eropa juga mengagumi filosofi dan strategi permainan Jepang yang disiplin dan penuh rasa hormat. Timnas Jepang benar-benar menunjukkan bahwa mereka adalah "King Asia" yang menakutkan, namun tetap disegani di dunia sepak bola.
(sto)
tulis komentar anda