Rekor Terburuk Timnas Indonesia: 5 Kali Gagal ke Semifinal Piala AFF
Minggu, 22 Desember 2024 - 09:41 WIB
Kekalahan 0-1 dari Filipina pada laga terakhir Grup B Piala AFF 2024 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024), menjadi catatan pahit bagi Timnas Indonesia. Gol tunggal Filipina dicetak Bjorn Martin Kristensen melalui titik putih pada menit ke-63. Hasil ini membuat Indonesia gagal melangkah ke semifinal untuk kelima kalinya sepanjang sejarah keikutsertaan mereka di Piala AFF.
Tim asuhan Shin Tae-yong hanya mampu finis di peringkat ketiga Grup B, di bawah Vietnam dan Filipina. Vietnam sendiri memastikan status juara grup usai mengalahkan Myanmar dengan skor telak 5-0. Prestasi ini menjadi yang terburuk bagi pelatih asal Korea Selatan itu selama menukangi Timnas Indonesia di Piala AFF, setelah sebelumnya membawa skuad Garuda menjadi runner-up pada 2020 dan semifinalis pada 2022.
Timnas Indonesia memang konsisten mengikuti setiap edisi Piala AFF, namun belum pernah berhasil keluar sebagai juara. Enam kali posisi runner-up, yakni pada 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020, menunjukkan betapa dekatnya tim Merah Putih dengan trofi, namun tetap jauh dari genggaman.
Pengamat sepak bola Akmal Marhali menilai kegagalan Indonesia di Piala AFF 2024 bukan sepenuhnya kesalahan pemain. Ia menyoroti peran pelatih Shin Tae-yong yang dinilai gagal dalam mengambil keputusan dan strategi.
“Pemain jangan di-bully. Mereka sudah menunjukkan perjuangan luar biasa. Pelatih lah yang harus bertanggung jawab atas kegagalan ini, termasuk dalam mengambil keputusan dan strategi,” kata Akmal.
Menurut Akmal, pengalaman dan kedewasaan Filipina menjadi pembeda di laga ini. "Pemain kita tidak kalah secara teknik, tetapi mereka (Filipina) lebih matang dan tahu cara menang. Ini yang belum kita miliki saat ini," tambahnya.
Akmal juga menggarisbawahi pentingnya kombinasi pemain junior dan senior seperti yang diterapkan Thailand, serta optimalisasi pemain yang berkarier di luar negeri, seperti Filipina. “Regenerasi harus lebih matang. Pemain muda kita terbebani untuk menggantikan seniornya. Ini pelajaran besar yang harus diambil,” tegasnya.
Meski demikian, Akmal tetap memberikan semangat kepada pemain muda Indonesia agar tidak patah semangat menghadapi masa depan.
Piala AFF 2024 menambah panjang daftar kegagalan Timnas Indonesia di kancah ASEAN. Harapan besar untuk mengangkat trofi pertama kembali pupus, dan tekanan kini semakin besar untuk memperbaiki rekam jejak di edisi-edisi mendatang.
Sebagai catatan, Piala AFF edisi ke-16 akan digelar pada 2026. Apakah Indonesia mampu bangkit dari kegagalan ini dan mematahkan rekor buruk mereka di ASEAN? Waktu yang akan menjawab.
Tim asuhan Shin Tae-yong hanya mampu finis di peringkat ketiga Grup B, di bawah Vietnam dan Filipina. Vietnam sendiri memastikan status juara grup usai mengalahkan Myanmar dengan skor telak 5-0. Prestasi ini menjadi yang terburuk bagi pelatih asal Korea Selatan itu selama menukangi Timnas Indonesia di Piala AFF, setelah sebelumnya membawa skuad Garuda menjadi runner-up pada 2020 dan semifinalis pada 2022.
Rentetan Gagal ke Semifinal
Sepanjang sejarah keikutsertaan di Piala AFF, Indonesia sudah lima kali gagal mencapai babak semifinal, yakni pada edisi 2007, 2012, 2014, 2018, dan kini 2024. Padahal, ajang ini selalu menjadi panggung harapan besar untuk meraih gelar pertama yang belum pernah diraih sejak turnamen bergulir pada 1996.Timnas Indonesia memang konsisten mengikuti setiap edisi Piala AFF, namun belum pernah berhasil keluar sebagai juara. Enam kali posisi runner-up, yakni pada 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020, menunjukkan betapa dekatnya tim Merah Putih dengan trofi, namun tetap jauh dari genggaman.
Kritik untuk Shin Tae-yong
Pengamat sepak bola Akmal Marhali menilai kegagalan Indonesia di Piala AFF 2024 bukan sepenuhnya kesalahan pemain. Ia menyoroti peran pelatih Shin Tae-yong yang dinilai gagal dalam mengambil keputusan dan strategi.
“Pemain jangan di-bully. Mereka sudah menunjukkan perjuangan luar biasa. Pelatih lah yang harus bertanggung jawab atas kegagalan ini, termasuk dalam mengambil keputusan dan strategi,” kata Akmal.
Menurut Akmal, pengalaman dan kedewasaan Filipina menjadi pembeda di laga ini. "Pemain kita tidak kalah secara teknik, tetapi mereka (Filipina) lebih matang dan tahu cara menang. Ini yang belum kita miliki saat ini," tambahnya.
Akmal juga menggarisbawahi pentingnya kombinasi pemain junior dan senior seperti yang diterapkan Thailand, serta optimalisasi pemain yang berkarier di luar negeri, seperti Filipina. “Regenerasi harus lebih matang. Pemain muda kita terbebani untuk menggantikan seniornya. Ini pelajaran besar yang harus diambil,” tegasnya.
Meski demikian, Akmal tetap memberikan semangat kepada pemain muda Indonesia agar tidak patah semangat menghadapi masa depan.
Piala AFF 2024 menambah panjang daftar kegagalan Timnas Indonesia di kancah ASEAN. Harapan besar untuk mengangkat trofi pertama kembali pupus, dan tekanan kini semakin besar untuk memperbaiki rekam jejak di edisi-edisi mendatang.
Sebagai catatan, Piala AFF edisi ke-16 akan digelar pada 2026. Apakah Indonesia mampu bangkit dari kegagalan ini dan mematahkan rekor buruk mereka di ASEAN? Waktu yang akan menjawab.
(sto)
Lihat Juga :
tulis komentar anda